TEMPO.CO, Dubai -di beberapa kesempatan Indonesia konsisten mengusung tema maritim. Tema ini, sudah diusung Kementerian Pariwisata Indonesia dalam setiap kesempatan sejak tahun 2014. Alasannya jelas, maritim adalah citra Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau di sepanjang ekuator tropis. Kegagahan negeri maritim, diwakili dengan hadirnya replika kapal pinisi sebagai dekorasi utama pavilion Indonesia di ATM Dubai 2018.
Baca: Pengunjung Pameran Wisata Berlin Antre Mencicipi Kopi Indonesia
"Tema maritim ini sudah diusung lama sejak zaman Bu Mari Elka kan ya," tutur Nia Niscaya, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kementerian Pariwisata.
Tahun paviliun dengan rancangan kapal pinisi beberapa kali mendapat apresiasi. Terakhir, di Vietnam International Travel Mart (VITM) 2018 paviliun Indonesia mendapat penghargaan sebagai The Most Impressive Booth.
Karnaval dan tarian Indonesia jadi suguhan khas yang disajikan untuk meramaikan paviliun Indonesia di ajang Arabian Travel Market 2018 di Dubai. TEMPO/ Aisha Shaidra
Melengkapi kapal pinisi, suasana Bali turut dihadirkan lewat gerbangnya yang khas, lengkap dengan menara Meru, Candi Bentar, Bale Kul-Kul, serta pemandangan lanskap sawah sebagai latar yang disediakan untuk berfoto.
Selain nuansa maritim dan Bali sebagai bagian dekorasi, tim Wonderful Indonesia juga menghadirkan beberapa tarian daerah dan karnaval yang dibawakan Djakfaro Entertainment serta penari tunggal dari Malang, Yosef Agus Kristian sebagai bagian dari hiburan untuk para pengunjung paviliun.
Mixologist asal Indonesia, Retno Wulandari sedang menata stan untuk menyajikan jamu tradisional di ATM Dubai 2018. TEMPO/ Aisha Shaidra
Tak hanya itu, sajian minuman tradisional dan kopi khas Indonesia oleh mixologist, Retno Wulandari dan barista Doddy Pancawinata turut melengkapi kegiatan temu pelaku bisnis pariwisata yang berlangsung dari 22-26 April 2018 ini.
Suguhan yang disajikan paviliun Indonesia cukup menarik perhatian pengunjung. Terutama saat empat buah tarian dibawakan berturut-turut menjelang penutupan acara di hari pertama. Termasuk dengan sajian minuman tradisional yang juga laris dinikmati meski lokasinya cukup tersembunyi di area belakang paviliun. "Kalau dari pengalaman sebelumnya orang di Eropa antusias mencoba karena minuman tradisional Indonesia seperti jamu ini cukup asing," tutur Retno yang membawa beberapa ramuan khasnya dari Yogyakarta. Lain halnya Doddy, di ajang ATM Dubai ini ia membawa dua jenis kopi saja. Namun menurutnya eksplorasi dari beberapa jenis cara seduh yang ia siapkan akan menyajikan sensasi rasa berbeda.
Kopi khas Indonesia disajikan di ATM Dubai 2018 oleh Barista Doddy Pancawinata. TEMPO/ Aisha Shaidra