TEMPO.CO, Denpasar - Sejak satu tahun terakhir musikus jazz Indra Lesmana tinggal di Bali. Kini, dia menggagas acara Sanur Mostly Jazz Festival. Salah-satu penampilan unik di ajang ini adalah tampilan sejumlah musisi saat matahari terbit (sunrise) di dini hari.
“Ini adalah hal yang baru yang belum ada di even jazz dimana pun,” ujar Indra dalam jumpa pers di Santrian Gallery, Sanur, Rabu, 12 Juli 2017. Lewat acara ini, dia ingin memadukan keindahan jazz dengan eksotisnya sunrise di Pantai Sanur yang sempat dijuluki sebagai “Morning of The World” oleh almarhum PM India Nehru.
Sanur Mostly Jazz Festival mengadopsi kegiatan para pendeta Hindu yang setiap pagi melakukan olah spiritual melalui upacara Surya Sewana atau menyambut matahari. Dalam upacara itu, mereka sekaligus memanjatakan doa untuk kedamaian dunia dan kelestarian alam semesta. Dia berharap, acara itu akan memperkaya wawasan para musisi sehingga bisa memberi warna tersendiri pada permainan mereka.
Sanur Mostly Jazz Festival akan digelar di Pantai Sanur selama 3 hari mulai Jum’at , 14 Juli 2017 hingga Minggu, 16 Juli 2017. Sederet musikus lokal Bali dilibatkan, seperti Kokoe Harsoe, Wayan Balawan, Ito Kurdhi dan Yuri Mahatma. Adapun jajaran artis nasional antara lain Dewa Budjana, Idang Rasjidi, Tohpati, Sandy Winarta, Sandhy Sondoro, Oele Pattiselanno. “Murid-murid saya juga akan tampil di ajang ini,” kata Indra yang membuka sekolah Jazz di Bali.
Tokoh masyarakat Sanur, Ida Bagus Gde Shidarta Putra yang bersama Indra Lesmana menggagas acara ini menyebut, keberadaan even ini menunjukkan keterbukaan Sanur meski corak kehidupan warganya masih seperti di pedesaan. “Ini adalah kekayaan yang ingin tetap kita jaga,” ujarnya. Acara ini juga menjadi pengantar untuk acara “Sanur Village Festival” yang akan berlangsung pada bulan Agustus.
ROFIQI HASAN