TEMPO.CO, Jakarta - Sinden asal Jepang, Hiromi Kano, menyayangkan generasi muda Indonesia yang kurang peduli dengan kebudayaan tradisional asli Indonesia. Hiromi berpendapat, kurangnya minat anak muda Indonesia terhadap seni tembang sangat dipengaruhi oleh kehadiran media massa, khususnya televisi.
“Program televisi di sini itu kurang menampilkan kesenian dan kebudayaan asli Indonesia,” kata Hiromi Kano saat ditemui Tempo setelah pentas usai, pada Minggu 19 Februari 2017, di Atrium Mall Ciputra World jalan Mayjend Sungkono, Surabaya.
Baca juga: Bill Gates Menilai Robot Seharusnya Turut Dikenai Pajak
Hiromi mengatakan, peran dari pemerintah dalam hal ini juga sangat kurang. Menurut dia, 10-20 tahun yang lalu beberapa sekolah di Solo masih mengajarkan seni gamelan kepada muridnya. Namun, hal itu sekarang sudah jarang ditemui di sekolah-sekolah. “Kalau kayak gitu kan eman-eman,” kata Hiromi.
Hal tersebut berbeda dengan Jepang. Menurut Hiromi, program televisi di Jepang sangat beragam dan beberapa juga masih banyak yang menampilkan kebudayaan aslinya. “Kalau di sini itu cenderung monoton acara televisinya,” ujar Hiromi.
Perempuan kelahiran tahun 1967 tersebut mengaku sudah belajar tembang Jawa dan gamelan sejak menuntut ilmu di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo. Dia mengaku sempat kesulitan dalam hal ucapan saat belajar melantunkan tembang jawa. “Bahkan sampai saat ini pun kadang masih kesulitan dalam hal ucapan,” kata Hiromi.
JAYANTARA MAHAYU