TEMPO.CO, Yogyakarta - Terungkapnya kasus penyadapan pemerintah Australia pada Indonesia sehingga hubungan kedua negara kini makin memanas turut menuai respons, termasuk dari grup musik Slank.
"Ini menjadi pertanyaan besar bagi semuanya, apa yang sebenarnya mau dicari Australia dari Indonesia?" kata gitaris Slank, Abdi Negara, saat ditemui Tempo di Yogyakarta, Selasa petang, 19 November 2013.
Musikus berambut gondrong itu mengaku tak habis pikir mengingat selama ini sepertinya hubungan Indonesia dengan negara luar, termasuk Australia, berjalan baik. "Berarti, kan, di atas sedang ada masalah serius, khususnya soal kepercayaan selama ini, karena sampai muncul penyadapan itu," kata musikus yang belum lama ini merilis album ke-20 bersama kelompoknya itu.
Abdi menilai penyadapan tidak bisa dianggap sebagai hal sepele. Sebab, tindakan itu dapat berdampak pada suatu kondisi sebuah negara, terutama yang menjadi obyek penyadapan. "Ini pelanggaran privasi yang cukup berat," katanya.
Namun, di satu sisi, ia menilai terungkapnya kasus penyadapan ini sekaligus bisa menjadi koreksi bagi pemerintah Indonesia. Yaitu soal masih lemahnya pengamanan arus lalu lintas data dan informasi dari pihak asing. "Pemerintah bisa mulai mawas sekaligus koreksi, bagian pengamanan mana yang rentan disusupi asing," kata dia. "Tegas itu perlu, demi menjaga martabat bangsa. Tapi juga terukur dan penuh pertimbangan. Jangan justru malah mengacaukan yang sudah berjalan baik," kata pria berambut gondrong ini.
Seperti diketahui, terungkapnya penyadapan Australia terhadap Indonesia pertama kali dimuat dalam harian Sydney Morning Herald, 31 Oktober 2013 lalu. Harian itu memberitakan keberadaan dan penggunaan fasilitas penyadapan di Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan negara-negara lain.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Lain:
Australia Berikan Hibah Rp 5,7 Triliun Tiap Tahun
Terprovokasi, Buruh Ngamuk di Pemkot Bandung
Populasi Koala Turun, Peneliti Gelar Sensus
Indonesia Pernah Tarik Dubes dari Australia 2006
TNI Buat Sistem Antisadap Baru