Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Maruli Ara, Harus Mengecilkan Ego

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Mengarahkan kurang-lebih 60 pemain yang berbeda karakter dalam satu produksi serial televisi menjadi satu tantangan yang cukup sulit bagi sutradara Maruli Ara. Hal ini dialaminya ketika menyutradarai serial televisi Dunia tanpa Koma. Para bintangnya datang dari berbagai generasi.Untuk mengarahkan mereka, kata Maruli, perlu strategi khusus. "Saya harus mengecilkan ego saya agar bisa mengakomodasi mereka," ujar pria kelahiran Amsterdam, Desember 1956, ini.Maruli juga memberikan treatment berbeda kepada setiap orang, apalagi dalam menyatukan para pemain senior dengan pemain junior. Masalahnya, senior biasanya lebih disiplin dan etos kerjanya baik. "Sedangkan yang junior egonya lebih besar dan cenderung lebih santai," ungkapnya.Maruli mengaku mau menyutradarai serial televisi ini karena terdorong oleh semangat penulis naskah, Leila S. Chudori, dan produser, Leo Sutanto, untuk membuat sesuatu yang baru dalam sejarah pertelevisian Indonesia. Selain itu, menurut dia, alur cerita serta tema serial ini menarik dan berbeda dari tema-tema serial televisi yang ada di layar kaca saat ini.Dunia tanpa Koma berkisah tentang sebuah dunia yang tak pernah punya jeda dan terus berputar, dengan peristiwa yang terus-menerus terjadi, susul-menyusul, dan berserabutan. Dan tugas para jurnalislah untuk terus-menerus, tanpa jeda, mewartakan peristiwa-peristiwa tersebut sebagai hak publik untuk mengetahuinya."Serial ini bergaya realistis, bukan melodrama," ujar sutradara yang pernah meraih Citra untuk film pendek terbaik Mencari Batas Semu pada Festival Film Indonesia 1998 ini. Cerita serial ini mengambil latar belakang Kota Jakarta pada Maret 2005, ketika Indonesia memiliki pemerintah baru yang terpilih pada Oktober 2004 dan semangat untuk berbenah di Indonesia masih segar.Selama proses produksi, Maruli mengaku banyak diilhami oleh dua orang perempuan, yaitu Leila Chudori dan Dian Sastrowardoyo. Menurut dia, mereka mampu menggerakkan dan memberikan masukan bagi semua anggota tim. Dengan adanya serial televisi ini, Maruli berharap akan ada peningkatan kualitas di dunia persinetronan Indonesia.Bagi Maruli, Dunia tanpa Koma bukan karyanya yang pertama. Sebelumnya, nama Maruli dikenal melalui beberapa sinetron hasil besutannya, seperti Jakarta-Perth (1996), Cinta (1999), Tiga Orang Perempuan (2001), dan Kapan Kita Pacaran Lagi (2005).Melalui Tiga Orang Perempuan, Maruli dinobatkan sebagai sutradara terpuji oleh Forum Festival Bandung pada 2001. Sedangkan sinetron Kapan Kita Pacaran Lagi masuk nominasi Festival Film Indonesia 2005 untuk jenis sinetron cerita.Sebelum menjadi sutradara, Maruli lebih dikenal sebagai editor film layar lebar. Dia melakoni pekerjaan itu selama delapan tahun. Film yang disuntingnya antara lain Tragedi Bintaro (1989) dan Plong (Naik Daun) (1992). Tapi kemudian dia memantapkan jejaknya sebagai sutradara.CHRISTINA NATALIA
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dorman Borisman Meninggal, Aktor Spesialis Perankan Orang Batak

13 jam lalu

Dorman Barisman. Foto: Keluarga.
Dorman Borisman Meninggal, Aktor Spesialis Perankan Orang Batak

Dorman Borisman, kelahiran Jakarta, 5 Februari 1951. Selama ini, ia kerap mendapatkan peran sebagai orang Batak.


Sinetron Laga Deru Debu Akan Diremake, Willy Dozan Dikabarkan Terlibat

1 hari lalu

Willy Dozan. Tabloidbintang.com
Sinetron Laga Deru Debu Akan Diremake, Willy Dozan Dikabarkan Terlibat

Fakta Sinetron Laga 'Deru Debu', yang Akan Segera Diremake, dibintangi Cinta Laura dan Arya Vasco


Rio Reifan Kembali Ditangkap atas Kasus Narkoba, Polisi Sita Sabu, Ekstasi hingga Obat Keras

9 hari lalu

Rio Reifan sudah 4 kali tertangkap dalam kasus narkoba. Pada 8 Januari 2015, Rio pertama kali ditangkap karena kedapatan bertransaksi sabu. Rio kembali mendekam di penjara setelah berpesta sabu di tempat hiburan malam di Bekasi pada 13 Agustus 2017. Rio kembali ditangkap polisi pada 13 Agustus 2019 dengan barang bukti 0,0129 gram sabu. Paling anyar, Rio kembali ditangkap polisi karena kembali menggunakan narkoba pada Senin malam, 19 April 2021. TEMPO
Rio Reifan Kembali Ditangkap atas Kasus Narkoba, Polisi Sita Sabu, Ekstasi hingga Obat Keras

Polres Metro Jakarta Barat menangkap aktor Rio Reifan dalam kasus penyalagunaan narkotika di kediamannya di Jakarta Barat pada Jumat, 26 April 2024.


Terlibat Isu Cinlok, Rizky Nazar Klarifikasi: Kita Semua Berteman Baik

10 hari lalu

Sejumlah dukungan moril untuk Rizky Nazar datang dari lingkaran pertemanannya, termasuk dari Syifa Hadju/Foto: Instagram/Syifa Hadju
Terlibat Isu Cinlok, Rizky Nazar Klarifikasi: Kita Semua Berteman Baik

Setelah Salshabilla Adriani, kini giliaran Rizky Nazar yang klarifikasi isu cinlok


Klarifikasi Salshabilla Adriani Soal Rumor Cinlok dengan Rizky Nazar

12 hari lalu

Salshabilla Adriani. Foto: Instagram/@salshabillaadr
Klarifikasi Salshabilla Adriani Soal Rumor Cinlok dengan Rizky Nazar

Salshabilla Adriani angkat bicara mengenai rumor yang beredar mengenai dirinya dan Rizky Nazar, kekasih Syifa Hadju.


Syifa Hadju Hapus Foto Rizky Nazar, Nama Salshabilla Adriani Ikut Terseret

12 hari lalu

Rizky Nazar dan Syifa Hadju. Foto: Instagram/@rizkynazar20
Syifa Hadju Hapus Foto Rizky Nazar, Nama Salshabilla Adriani Ikut Terseret

Hubungan Syifa Hadju dan Rizky Nazar diduga kandas, Salshabilla Adriani dituduh menjadi orang ketiga.


Mengenang Ustad Jefri Al Buchori atau Uje, Ini Profil dan Kisah Kematiannya

26 hari lalu

Ustad Jefri al Bukhori, Jakarta, Oktober 2005. Uje semasa hidupnya dikenal dengan  gaya berceramah yang khas. TEMPO/ Ramdani
Mengenang Ustad Jefri Al Buchori atau Uje, Ini Profil dan Kisah Kematiannya

Meskipun telah 11 tahun meninggal, tetapi Ustad Jefri Al Buchori atau Uje akan selalu dikenang. Berikut profil hingga kisah kematiannya.


Karya Abadi Yudhistira Massardi, Arjuna Mencari Cinta dari Trilogi Novel Hingga Layar Lebar

34 hari lalu

Novel Arjuna Mencari Cinta karya Yudhistira Massardi. Gramedia
Karya Abadi Yudhistira Massardi, Arjuna Mencari Cinta dari Trilogi Novel Hingga Layar Lebar

Arjuna Mencari Cinta, novel populer karya Yudhistira Massardi pernah difilmkan pada 1979. Judul novelnya pernah dikutip jadi lagu dan sinetron.


Profil 4 Sekawan Pemain Tetap Para Pencari Tuhan: Deddy Mizwar, Jarwo Kwat, Asrul Dahlan, dan Udin Nganga

55 hari lalu

Pemain Para Pencari Tuhan jilid 17. FOTO/instagram
Profil 4 Sekawan Pemain Tetap Para Pencari Tuhan: Deddy Mizwar, Jarwo Kwat, Asrul Dahlan, dan Udin Nganga

Deddy Mizwar, jarwo Kwat, Asrul Dahlan, dan Udin Nganga berperan dalam Para Pencari Tuhan hingga jilid ke-17 pada Ramadan kali ini.


Telah Sampai Jilid 17 Sinetron Ramadan Para Pencari Tuhan, Pernah Raih MURI

55 hari lalu

Pemain Para Pencari Tuhan jilid 17. FOTO/instagram
Telah Sampai Jilid 17 Sinetron Ramadan Para Pencari Tuhan, Pernah Raih MURI

Para Pencari Tuhan kembali menemani pemirsa sepanjang Ramadan 2024. Kali ini, berjudul Buronan Surga selain deddy Mizwar, ada Sujiwo Tejo.