Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seniman Deklarasikan Jaringan Festival Kampung Nusantara

image-gnews
Para penari dan pemusik dari Rontek Song Meri dan Rontek Song Arjowinangun Pacitan, Jawa Timur tampil memeriahkan gelaran Festival Lima Gunung ke-14 di Dusun Mantran Wetan, Girirejo, Ngablak, Magelang, Jawa Tengah, 16 Agustus 2015. TEMPO/Pius Erlangga
Para penari dan pemusik dari Rontek Song Meri dan Rontek Song Arjowinangun Pacitan, Jawa Timur tampil memeriahkan gelaran Festival Lima Gunung ke-14 di Dusun Mantran Wetan, Girirejo, Ngablak, Magelang, Jawa Tengah, 16 Agustus 2015. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO, Banyuwangi -Sejumlah seniman Indonesia dan luar negeri mendeklarasikan Jaringan Festival Kampung Nusantara di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu sore 17 Januari 2016.

Jaringan Festival Kampung Nusantara itu terdiri dari Festival Kampung Cempluk Malang, Festival Jati 7 Jawa Barat, Festival Lima Gunung Jawa Tengah, Festival Kampung Pecinan Malang, Festival Kampung Rengel Tuban.  Selain itu juga ada Festival Kampung Paser Kalimantan Timur, Festival Kampong Temenggungan, Festival Karawang Art Village dan Festival Kampung Celeket.

Para seniman mendeklarasikan Jaringan Festival Kampung Nusantara di depan Pendopo Kabupaten Banyuwangi. Deklarasi tersebut merupakan bagian dari rangkaian Festival Kampong Temenggungan yang berlangsung 16-17 Januari 2016.

Ketua Jaringan Festival Kampung Nusantara, Redy Eko Prastyo, mengatakan, jaringan tersebut berbasis seniman dan kampung-kampung yang bersepakat mempertahankan budaya lokal. Menurut Redy, pertunjukan seni sebenarnya tidak eksklusif di gedung seni atau kampus. "Kami mengajak seniman-seniman untuk menggelar kesenian di kampung-kampung," kata Redy kepada Tempo, Minggu, 17 Januari 2016.

Para seniman yang ambil bagian dalam deklarasi tersebut yakni antara lain Gilles Saisi (gitaris) asal Prancis, Marios Manelaou (basis etno) asal Cyprus, Isi Wolf (pemain light clarinet) dari Inggris, Sarka Bartuskova (penari) dari Republik Ceko serta dua seniman Lithuania, Matilda Minibrook (fire dancer) dan Lucas Paltanavicius (pemain violin).

Sedangkan musisi Indonesia yang berencana tampil di antaranya berasal dari Bali, NTT, Kalimantan Timur, Bali, Bandung, Yogyakarta, Solo, Tuban, dan Malang.

Menurut Redy, dari sembilan kampung yang bergabung, Festival Lima Gunung adalah tertua. Festival yang telah berusia 14 tahun itu digelar oleh kampung-kampung di sekitar lima gunung di Jawa Tengah seperti Gunung Dieng, Sumbing, dan Merbabu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Konsep festival kampung, kata Redy, adalah bagaimana mengangkat potensi budaya lokal warga kampung dalam bentuk festival. Termasuk juga mengkolaborasikan kesenian lokal dengan seni daerah lain di Indonesia dan mancanegara. "Sehingga ada interaksi antar seniman dengan warga kampung," kata penggagas Festival Kampung Cempluk Malang ini.

Antarpelaku seni setiap kampung festival saling mendukung sebagai pengisi acara. Jaringan ini diperluas dengan memanfaatkan media internet sehingga pertunjukan seni bisa disaksikan disiarkan ke seluruh dunia.

Ketua Kampung Wisata Temenggungan (Kawitan) Eko Raskito, mengatakan, konsep festival kampung memperkaya wawasannya dalam bermusik. "Warga kampung akhirnya jadi tahu alat musik daerah lain," kata ketua grup gamelan Banyuwangi Putra.

Menurut Eko, kolaborasi antara musik etnik dan kontemporer tidak akan membuat budaya asli hilang. Sebaliknya, malah memperkuat kehadiran kesenian lokal. "Seniman asing sangat menyukai alat musik tradisional Indonesia," kata dia.

IKA NINGTYAS

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Festival Kucur, Cara Kabupaten Banyuwangi Kenalkan Jajanan Tradisional Mereka

27 Juli 2022

Kue kucur, kue tradisional Malang di Lapangan Rampal, Malang, pada Sabtu hingga Minggu, 1-2 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Festival Kucur, Cara Kabupaten Banyuwangi Kenalkan Jajanan Tradisional Mereka

Dalam Festival Kucur ini banyak kreasi dan ide unik untuk membuat beragam jenis kreasi kucur.


Gali Inspirasi Soekarno, Bupati Ipuk Ajak Gotong Royong Bangun Banyuwangi

10 Juli 2022

Gali Inspirasi Soekarno, Bupati Ipuk Ajak Gotong Royong Bangun Banyuwangi

Dengan bergotong royong inilah kunci untuk memajukan bangsa kita.


Tim Penilai UNESCO: Geopark Ijen Hadiah Alam untuk Banyuwangi dan Bondowoso

11 Juni 2022

Dua asesor dari UNESCO, Martina Paskova dan Jacob Walloe disambut tarian khas Banyuwangi ''Jejer Gandrung'', saat tiba di Bandara Banyuwangi, Kamis, 9 Juni 2022. Foto: Humas Pemkab Banyuwangi
Tim Penilai UNESCO: Geopark Ijen Hadiah Alam untuk Banyuwangi dan Bondowoso

Tim penilai UNESCO berpesan agar pemerintah tetap melibatkan penduduk sekitar dalam pengembangan Geopark Ijen.


World Surfing League Berlangusung di Pantai Plengkung Banyuwangi 28 Mei - 6 Juni

29 Mei 2022

Wisatawan berselancar di Pantai Plengkung, Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi. Ombak di Pantai Plengkung terkenal nomor dua terbaik di dunia setelah Hawaii. (Foto: Humas Protokol Banyuwangi)
World Surfing League Berlangusung di Pantai Plengkung Banyuwangi 28 Mei - 6 Juni

World Surfing League di di G-Land, Banyuwangi, Jawa Timur, memiliki judge tower, sehingga juri dapat memantau manuver peselancar di tengah laut.


Banyuwangi Level 2, Ini 15 Destinasi Wisata yang Sudah Dibuka

11 September 2021

Kawah Ijen, salah satu destinasi wisata unggulan Banyuwangi, Jawa Timur.
Banyuwangi Level 2, Ini 15 Destinasi Wisata yang Sudah Dibuka

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kembali membuka 15 dari 64 destinasi wisata yang sempat ditutup karena Covid-19.


Jelang Lengser, Bupati Banyuwangi Hadiri Bedah Buku

15 Februari 2021

Buku karya Anas berjudul
Jelang Lengser, Bupati Banyuwangi Hadiri Bedah Buku

Abdullah Azwar Anas menghadiri bedah buku karyanya berjudul "Anti-Mainstream Marketing:20 Jurus Mengubah Banyuwangi" dan "Creative Collaboration: 10 Tahun Perjalanan Transformasi Banyuwangi".


Jelang Purna Tugas, Bupati Banyuwangi Pamit ke Kiai

15 Februari 2021

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Jelang Purna Tugas, Bupati Banyuwangi Pamit ke Kiai

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengucapkan terima kasih atas segala doa dan dukungan dari para kiai selama dua periode kepemimpinannya.


Libur Cuti Bersama, Wisatawan di Banyuwangi Tembus 14 Ribu Orang Sehari

2 November 2020

Panorama pantai Pulau Merah di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat, 7 Desember 2018. Singkapan batuan yang membentuk pulau sangat ideal dijadikan laboratorium geologi dunia untuk mempelajari proses alterasi dan mineralisasi emas tembaga. ANTARA/Budi Candra Setya
Libur Cuti Bersama, Wisatawan di Banyuwangi Tembus 14 Ribu Orang Sehari

Wisatawan dari luar Kabupaten Banyuwangi memadati sejumlah destinasi wisata dan memesan penginapan beberapa hari sebelum tiba.


Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

20 Februari 2020

Foto udara aktivitas revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020.  Revitalisasi TIM sempat mengundang polemik, namun Jakpro menyatakan sudah mengakomodir masukan dari seniman untuk merancang ulang proyek revitalisasi TIM di Cikini, Jakarta Pusat. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

Forum Seniman ragukan pernyataan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait tak akan mengkomersialisasi kawasan pusat kesenian itu usai revitalisasi TIM.


Pulau Tabuhan Banyuwangi Disulap Seperti Mandalika & Labuan Bajo

17 Januari 2020

Warga mengikuti upacara bendera di Pantai Pulau Tabuhan, Banyuwangi, Jawa Timur, 17 Agustus 2017. Upacara bendera memperingati HUT Ke-72 RI tersebut diikuti berbagai komunitas peduli lingkungan, nelayan, dan wisatawan. ANTARA FOTO
Pulau Tabuhan Banyuwangi Disulap Seperti Mandalika & Labuan Bajo

Pemerintah Banyuwangi menggandeng perusahaan asal Singapura, EBD Paragon untuk mengembangkan Pulau Tabuhan.