TEMPO.CO, Jakarta - Ega Olivia hijrah ke Bandung dari Jambi membawa impian besar: jadi orang sukses dan membuat orang tuanya bangga. Sebagai anak pertama di keluarga, Ega paham betul posisinya sebagai tulang punggung.
Dara kelahiran Padang, 30 Juni 1994, ini pun melupakan masa muda, yang disebut-sebut penuh kesenangan dan keceriaan, lantaran harus berburu pekerjaan.
Ega mendapatkan penghasilan pertama dari usaha kecil-kecilan menjual kucing Persia lewat Internet. Hingga akhirnya sebuah kesempatan mengantarkannya bekerja di sebuah bank swasta di Bandung.
Gajinya lumayan besar, tapi Ega sadar, hanya dengan ijazah SMA, kariernya di bank sulit berkembang. Keberaniannya kembali tertantang untuk menjajal sesuatu yang baru. "Cuma setahun aku di bank. Setelah itu, mutusin mencoba dunia entertainment," ujarnya, Selasa, 12 Januari 2016.
Saat itu, Ega belum memiliki manajer. Dia harus bergerilya sendiri dari rumah produksi satu ke rumah produksi lain untuk menjajal peruntungan lewat proses casting. Sama sekali tidak mudah. Satu waktu pemain film Heart Beat dan Sahabat dari Langit itu bahkan nyaris jadi korban eksploitasi produser berotak mesum.
Awalnya, Ega mengikuti casting seperti biasa. Kejanggalan muncul saat sang produser memintanya menanggalkan pakaian. "'Kamu mau enggak dapat peran di film. Kalau mau, telanjang dulu'," Ega menirukan ucapan sang produser yang membuatnya cukup trauma.
Ega menolak. Di tengah casting, dia pamit ke kamar kecil. "Habis itu aku langsung kabur," tuturnya. Ega bersyukur saat ini sudah memiliki manajer, yang tidak hanya berperan mencarikan pekerjaan, tapi juga melindunginya dari trik jahat oknum produser seperti yang pernah ia alami.
"Orang tua aku sering direndahkan orang. Aku mau tunjukin ke orang-orang itu kalau aku bisa lebih sukses daripada mereka, dengan usaha aku sendiri," ucapnya.
TABLOIDBINTANG.COM