TEMPO.CO, Jakarta - Demi mendalami peran, Putri Ayudya rela menggunakan angkutan umum meski kelelahan. “Saya harus menjalani hidup seperti Maya supaya terlihat seperti dia,” kata Putri kepada Tempo di Pacific Place, Senin, 30 November 2015. Putri berperan sebagai Maya, penderita HIV/AIDS dalam web-series berjudul Kisah Carlo yang ditayangkan mulai hari ini di YouTube.
Agar aktingnya terlihat sungguhan, Putri berusaha menurunkan berat badannya dan menggunakan angkutan umum. “Saya walaupun lagi capek-capeknya, saya usahakan naik Go-Jek dan Transjakarta,” kata Putri. “Lalu saya juga mengurangi porsi makan dan tidak berolah raga. Biar kurus dan kulit kelihatan kusam,” katanya melanjutkan.
Putri juga mengamati aktivitas para pasien dan banyak ngobrol dengan konselor, suster, dan dokter di Ruang Carlo, Rumah Sakit St. Carolus di bilangan Salemba, Jakarta Pusat. “Ada satu pengalaman yang paling berkesan. Pertama kali saya masuk ke Ruang Carlo, semua mata melihat saya,” katanya. Menurut Putri, hal inilah yang pasti dirasakan semua orang yang hendak memeriksakan diri, melakukan tes, atau berobat.
“Stigmanya benar-benar kuat. Padahal saya waktu itu mau reading naskah dan yang lain belum datang. Bahkan setelah saya didatangi konselor, menjelaskan maksud saya, dan duduk di ruang tunggu. Saya melihat bahwa siapapun yang masuk ke Ruang Carlo akan diperhatikan semua orang. Itu seperti, ‘kamu ngapain aja?’” kata Putri. Wajah Femina 2008 ini menjelaskan bahwa mereka yang memeriksakan diri itu sudah merupakan beban. Apalagi ketika divonis mendapatkan penyakit ini.
“Dukungan lingkungan dan keluarga itu menjadi penting karena penyakit ini bisa menyerang siapa saja, seperti karakter Maya yang saya perankan. Meski dia ibu rumah tangga normal, dia toh ternyata bisa terkena penyakit ini.” Menurut Putri, satu hal yang dia pelajari setelah memerankan Maya adalah bahwa terkena penyakit ini bukanlah akhir dunia. “Ternyata mereka yang terinfeksi HIV/AIDS masih bisa hidup normal selama rutin minum obat ARV (antiretroviral). Sama seperti kalau kena diabetes,” katanya.
Film Kisah Carlo yang didanai oleh Ruang Carlo dan Rumah Sakit St. Carolus itu bermuatan edukasi tentang HIV/AIDS yang dikemas dalam bentuk drama berseri 10 episode. Episode perdana film Kisah Carlo ditayangkan pada hari ini yang juga diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia di YouTube. Episode berikutnya akan ditayangkan tiap Jumat, pada pekan pertama dan ketiga setiap bulannya. (Baca: Hari AIDS Sedunia, Kisah Carlo Tayang di YouTube)
Ruang Carlo merupakan pusat pelayanan dan pengobatan bagi para penderita HIV/AIDS di Rumah Sakit St. Carolus di Salemba, Jakarta Pusat, yang didirikan oleh Emon Winardi, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Suster Sesilia, Biarawati. Keduanya semula berencana menerbitkan buku yang berisi testimoni para penderita HIV/AIDS untuk menyebarkan edukasi terkait dengan penyakit infeksi ini.
Rencana penerbitan buku berubah menjadi tayangan film setelah mereka bertemu Andri Chung, sutradara film dari Good Sheep Productions. Kisah Carlo mengadaptasi testimoni penderita dalam film 10 episode berdurasi masing-masing 20 menit. Film ini juga akan diputar secara offline di wilayah Indonesia yang belum terjangkau internet.
AMANDRA M. MEGARANI