TEMPO.CO, Los Angeles -Dalam tur promosi album studionya yang ke-12 Picking Up The Pieces dan memoar keempatnya yang berjudul Never Broken : Songs Are Only Half the Story, penyanyi sekaligus penulis lagu, Jewel mengungkapkan dia harus menghadapi dekade-dekade pelecehan seksual sebelum mencapai ketenaran. Menurut penyanyi yang mendapat nominasi Grammy, pelecehan itu sudah terjadi sebelum dia memasuki usia remaja.
“Itu sudah terjadi sejak saya masih kecil,” kata Jewel kepada Hollywood Reporter, Minggu, 13 September 2015 waktu setempat. “Pada usia 8 tahun, para laki-laki memberikan tip di tangan saya dan berkata, ‘telepon aku. Akan menyenangkan untuk f------- saat kau dewasa.’ Dan kata-kata mengerikan lainnya.”
Pelecehan itu kian buruk ketika penyanyi yang dibesarkan di Alaska ini hendak membangun karir di industri musik. Ketika memulai karirnya dengan bermain musik di bar dan warung kopi di San Diego, Jewel pernah dipecat karena menolak berhubungan seksual dengan bosnya. Kemudian dia kesulitan membayar sewa rumah dan tinggal di mobilnya selama beberapa waktu.
Meski pada akhirnya, dia mendapatkan kontrak rekaman saat menjadi tuna wisma. Jewel mengatakan pengalaman-pengalaman di masa awal karirnya ini mempersiapkan dirinya saat menjadi bagian dalam industri musik. “Dalam bisnis musik, saya harus bisa menjaga energi. Sekarang saya lebih bisa menolak pria dengan humor bahwa saya tidak bisa diperlakukan demikian,” katanya.
Menurut Jewel, industri musik didominasi oleh lelaki. “Saya tidak pernah tidur dalam perjalanan saya ke atas. Saya tidak pernah berkompromi. Saya siap untuk pergi kapan saja. Banyak cerita yang sama namun dengan kondisi sebaliknya. Lelaki hanya akan mengambil kesempatan ketika kita lemah.”
AMANDRA | HOLLYWOOD REPORTER | VANITY FAIR