TEMPO.CO, Surakarta - Kota Surakarta akan kembali menggelar event tahunan, Solo Internasional Performing Art (SIPA), 20-22 September 2013. Berbagai cerita legenda dan sejarah, dari sejumlah kota dan negara, akan ditampilkan.
Ketua Panitia SIPA 2013, Irawati Kusumarastri, mengatakan sejumlah delegasi dari dalam dan luar negeri, telah memastikan hadir. "Mereka dari Swedia, China, Jepang hingga Inggris," katanya, Senin (16/9).
Baca Juga:
Sedangkan delegasi dari dalam negeri, berasal dari Sumatera Barat, Aceh, Jakarta serta Madura. Berbeda dengan kegiatan serupa sebelumnya, pada SIPA 2013, hanya ada satu penyaji dari Solo.
Menurut Irawati, para penyaji akan menampilkan kesenian sesuai dengan tema seputar legenda sejarah kebudayaan dunia. "Masing-masing penyaji akan membawakan legenda dari daerahnya masing-masing," katanya.
Kebanyakan penyaji, akan menampilkan kesenian berbasis tradisional. Meski demikian, pihaknya tidak membatasi penyaji untuk menampilkan secara kontemporer. "Delegasi dari Jepang dan Swedia, akan menampilkan seni kontemporernya," katanya.
Selama ini, SIPA selalu diselenggarakan di Pamedan Pura Mangkunegaran. Sedangkan tahun ini, mereka memilih Benteng Vastenburg sebagai venue baru. "Benteng itu simbol sejarah perjalanan Kota Surakarta," katanya beralasan.
Bangunan benteng usang itu kan menjadi latar belakang panggung. Sedangkan tata panggung akan diatur sesederhana mungkin, agar keberadaan bangunan benteng peninggalan kolonial itu terlihat menonjol.
Satu-satunya penyaji asal Solo, Paundrakarna, mengatakan telah menyiapkan karya berjudul Bidadari Genit. Karya tari itu, mengadopsi legenda bidadari dalam cerita Jaka Tarub. "Bidadari itu akan menari dengan menyisipkan beberapa pesan moral mengenai pentingnya semangat nasionalisme," kata dia.
AHMAD RAFIQ