TEMPO.CO, Yogyakarta - Sembilan seniman dari kawasan Eropa dan Asia Tenggara akan mengeksplorasi mimpi manusia melalui berbagai karya instalasi di Cafe Vivia Yogyakarta, 3-23 September 2013. Pameran seri ketiga bertajuk "Bedtime Stories, Some Nights Need An Introduction" ini dibuka Selasa malam, 3 September. Seri pameran sebelumnya digelar di Singapura.
Beberapa seniman yang terlibat di antaranya Chris Chan, Clayrene Chan, Ezzam Rahman, Frida Isotalo, Jacquelyn Soo, dan Malvina Tan. Some Nights Need An Introduction adalah koleksi karya seni visual kontemporer. Karya seniman banyak mengeksplorasi tema seksualitas dan gender.
Juru bicara Cafe Viavia, Renie Emonk, mengatakan seniman akan menarasikan aktivitas manusia pada malam hari, mimpi buruk, dan sesuatu yang fana melalui karya instalasi. Dia mencontohkan seniman Malvina Tan yang membuat karya instalasi berupa kamar tidur. Dia akan memasang kain di sudut kafe. “Suasana kamar hendak mengajak penikmat seni memikirkan mimpi,” kata Emonk, Selasa, 3 September 2013.
Karya Chris Chan, Clayrene Chan, dan Ezzam Rahman, kata Emonk, akan menggambarkan sihir, imajinasi, sifat kekanakan, dan kebijaksanaan manusia. Kisah itu digambarkan melalui manusia serigala dan superhero. Figur dalam karya tidak hanya ada dalam imajinasi, melainkan akan dijelaskan dalam kehidupan nyata. “Seniman akan mendongeng melalui karya visual. Ini untuk melihat apakah mimpi hanya gambar atau realitas,” katanya.
Menurut dia, Hanna Rommin dan Isotalo, warga Swedia, juga akan mengeksplorasi mimpi baik dan buruk manusia. Dua seniman itu menghabiskan waktu selama enam bulan di Jepang. Karya Rommin berupa video yang menggambarkan mimpi buruk manusia. Ia menggambarkan bencana alam Jepang pada 2011. Sedangkan Isotalo menggambarkan mimpi baik. Video karya Isotalo merespons kekagetan budaya atau culture shock.
Emonk menyebutkan pameran merupakan proyek seni rainbowartsproject. Proyek seni itu menyajikan dokumentasi dan penelitian seni visual. Kegiatan mereka mendokumentasikan karya melalui online, ruang publik.
RAP telah bekerja dengan lebih dari 60 seniman dari Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Jepang, Hong Kong, Israel, Spanyol, Italia, Jerman, Swedia, Denmark, Kanada, dan Amerika Serikat. RAP telah menggelar pameran selama 20 kali di Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Swedia.
SHINTA MAHARANI
Berita Terpopuler:
Bos Lion Air: Kami Kecolongan di Bali
Jaksa Selidiki Korupsi di Acara Anang-Ashanty
Tujuh Mitos dan Fakta Masturbasi
Lion Air Delay, Alvin Adam Terpaksa Menginap
Megawati Kerap Ajak Jokowi Diskusi Masalah Bangsa