TEMPO.CO, Jakarta - Keprihatinan terhadap masih minimnya jumlah film anak di Indonesia tidak hanya dirasakan oleh pasangan artis Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen. Ternyata, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dr. Mari Elka Pangestu pun turut merasakan keprihatinan yang sama. Ditemui pada Rabu 13 Mei 2013 di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, dia menuturkan keprihatinannya.
"Saya merasa film untuk anak masih sangat kurang, sekarang film banyaknya untuk remaja dan dewasa. Saatnya kita mendorong, film anak yang bertema budi pekerti."
Mari Elka Pangestu menjelaskan saat ini kementeriannya berama Kemendikbud sedang melakukan pembahasan upaya pembagian tugas dalam pembentukan Badan Perfilman Indonesia (BPI).
"Kami sedang melakukan pembicaraan ini. Mudah-mudahan sebelum pertengahan tahun sudah selesai pembagian tugas dengan Kemendikbud."
Harapannya, setelah ada pembagian tugas yang jelas dengan Kemendikbud dan sudah resminya pembentukan BPI akan mendorong dan memberikan bantuan kepada sejumlah film supaya lebih jelas dan mudah pengelolaannya.
"Kalau BPI sudah dibentuk, nanti ditentukan kriteria film-film seperti apa yang layak didorong, dan layak dapat bantuan. Seperti tema kepahlawanan, budi pekerti, terutama film untuk anak karena masih kurang. Film anak bertema budi pekerti cukup penting untuk didorong," ungkapnya serius.
Menurut Mari Elka Pangestu, pendidikan karakter seperti penanaman nilai kepahlawanan dan budi pekerti terhadap anak sangat penting. Dia meyakini, media film merupakan salah satu media yang cukup efektif untuk mendukung upaya pendidikan anak. Dalam waktu dekat, semoga saja upaya yang dirintis kantor kementerian ini segera terwujud.
AISHA