Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

The Lady, Antara Cinta Keluarga dan Negara

image-gnews
The Lady. digitalspy.com
The Lady. digitalspy.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pembantaian berdarah di balik kemegahan. Mungkin itu yang ingin ditunjukkan sutradara Luc Besson ketika berkali-kali menyorotkan kameranya ke arah Pagoda Shwedagon, Myanmar. Dalam film The Lady, Besson memang kerap menampilkan kemasyhuran tempat ibadah umat Buddha yang berbalut emas itu. Besson menyorot pagoda dari kejauhan, seakan-akan benda itu begitu mewah namun sulit dijangkau.

Di adegan lain, Luc Besson menunjukkan kekejian tentara Myanmar waktu membereskan para demonstran. Satu per satu mahasiswa dan warga yang beraksi, mereka culik. Mereka ditangkap ketika berorasi, diringkus waktu makan bersama keluarga, ataupun dibekuk kala menghadiri pidato politik Aung San Suu Kyi. Bukan cuma diculik, para aktivis juga dijadikan kelinci percobaan untuk mengetahui kekuatan bom tentara. Begitulah cara Besson menggambarkan pergulatan politik Myanmar.

Potongan-potongan cerita itu seakan mengingatkan kita akan film Pemberontakan G30S/PKI saat enam jenderal serta satu perwira menengah TNI-AD diculik dan dibunuh. Sedangkan tembakan tentara Myanmar saat aktivis berorasi tidak jauh beda dengan tindakan aparat Indonesia yang memuntahkan peluru panas ke mahasiswa Indonesia pada 1998.

Tapi di tangan Besson, The Lady tidak hanya bercerita tentang Myanmar di bawah kediktatoran Jenderal Tan Shwe saja. Sutradara La Femme Nikita, The Fifth Element, dan Leon: The Professional ini juga menekankan sosok Aung San Suu Kyi dalam karyanya. Bahkan cerita pernikahan Suu Kyi dengan Michael Aris menjadi satu pijakan dasar The Lady. Dan untuk menggabungkan semua unsur itu, Besson menggunakan alur maju-mundur serta lompatan waktu.

Jenderal Aung San disergap beberapa pemberontak ketika menggelar rapat demokrasi di kantornya. Satu pemberontak mendekatkan moncong pistol ke kening Aung San. Tapi si jenderal bergeming. Dia hanya menutup mata. Dor! Jenderal Aung San tewas. Puluhan tahun kemudian, pistol berlaras pendek juga mengarah ke jidat Suu Kyi. Like father, like daughter. Suu Kyi tidak melakukan respons apa-apa. Ia hanya memejamkan mata.

Suu Kyi, yang diperankan Michelle Yeoh, merupakan sosok yang keras kepala tapi mencintai keluarganya. Jika di Crouching Tiger: Hidden Dragon, Michelle Yeoh berperan sebagai ahli bela diri, dalam The Lady dia menjadi perempuan yang anggun. Supaya mirip Suu Kyi, Yeoh harus menurunkan berat badannya. Dia juga mengenakan pakaian tradisional Myanmar, berupa kain sarung, dan bunga anggrek di rambut.

Menetap di Oxford, Inggris, Suu Kyi memiliki dua putra: Kim dan Alexander Aris. Tinggal jauh dari Myanmar tidak membuat dia melupakan tanah kelahirannya. Malahan Suu Kyi selalu mengikuti berita mengenai pergolakan politik di negaranya.

Sampai satu ketika Suu Kyi harus meninggalkan ketiga pria kesayangannya. Dia kembali ke Myanmar. Bukan niat Suu Kyi untuk bergabung dengan gerakan aktivis di Myanmar. Dia cuma ingin mengurus sang ibu yang terserang stroke. Tapi kedatangan Suu Kyi ibarat setan di siang bolong bagi Jenderal Tan Shwe, yang memang percaya klenik.

Suu Kyi memang roh gentayangan bagi Shwe. Tapi di mata aktivis, dia seperti malaikat pembawa harapan baru bagi Myanmar. Tokoh kampus berkunjung ke rumah Suu Kyi, memintanya bergabung dalam gerakan mahasiswa. Alhasil dalam hitungan hari, kediaman Suu Kyi dipenuhi aktivis. Mereka menggelar rapat pergerakan secara maraton, siang dan malam. Anak Jenderal Aung San itu pun terseret ke konspirasi politik Myanmar.

Di Myanmar, Suu Kyi dielu-elukan masyarakat. Namun, ia juga terancam mati oleh rezim Shwe. Sementara di dunia internasional, dia harus mengandalkan Michael Aris, suaminya. Toh karena Aris, Suu Kyi mendapat Nobel Perdamaian dari Persatuan Bangsa-Bangsa. Aris juga yang merawat kedua anaknya selama bertahun-tahun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melihat pengorbanan Aris, sepertinya pepatah “ada perempuan hebat di balik lelaki sukses” tidak lagi berlaku. Yang ada malah, “Di balik politikus perempuan, ada pria hebat.”

Sebagai Aris, David Thewlis memang jago berakting. Hanya dengan menepikan mobilnya dan menyulut api ke rokok dengan tangan bergetar, penonton bisa merasakan kekhawatiran Aris waktu mendengar berita di radio mengenai kericuhan Myanmar. Kelihaian Thewlis memerankan Aris memang tidak bisa dipungkiri. Karena sebelumnya dia sukses menjadi Remus Lupin dalam Harry Potter.

Tapi siapa pun yang melihat, tidak akan menyangka kalau Aris diperankan pemain tokoh Remus Lupin. Karena penampilan Thewlis dalam The Lady sungguh berbeda dibanding manusia serigala di Harry Potter. Penampilannya mirip sekali dengan sosok profesor.

The Lady dibuat dalam durasi yang lebih panjang dari banyak film. Tapi adegan demi adegan yang disuguhkan Besson selama 135 menit sama sekali tidak membosankan. Tidak ada scene yang tak berarti atau hanya membuang waktu saja. Bahkan beberapa babak membuat penonton semakin penasaran akan riwayat Suu Kyi.

Seperti mengapa dia selalu menyelipkan bunga anggrek di rambutnya? Kenapa Suu Kyi tinggal di Oxford? Atau apakah Alexander anak kandung Suu Kyi? Sebab, aktor Jonathan Woodhouse berkulit rada gelap dan rambut ikal. Berbeda dengan Kim, adiknya yang berkulit Asia dan rambut lurus. Apalagi The Lady terlihat lebih dekat dengan Kim dibanding ke Alexander.

Cara Besson mengarahkan kamera juga menarik mata penonton. Misalnya waktu Suu Kyi menerima kabar buruk dan menangis hingga tersuruk ke lantai rumah. Di babak ini, Besson menggerakkan kamera dari samping Michelle Yeoh. Perlahan perekam itu bergerak ke langit-langit ruangan dan berhenti di sana. Kamera terus merekam, mengambil gambar Suu Kyi yang terpuruk di tengah ruang kosong. Kalau tidak peduli akan dianggap cengeng, rasanya ingin ikut menangis.

Satu lagi yang menarik, film ini dirilis di Indonesia pada April 2012. Bertepatan dengan kemenangan Suu Kyi dalam pemilihan umum Myanmar, usai menjadi tahanan rumah hampir selama 15 tahun. Dan ketika berjalan ke arah pendukungnya, Suu Kyi sempat menatap ke arah puncak Pagoda Shwedagon.

Sutradara: Luc Besson

Penulis naskah: Rebecca Frayn

Pemain: Michelle Yeoh, David Thewlis, Jonathan Woodhouse

Durasi: 135 menit

Genre: Drama biografi

CORNILA DESYANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

14 jam lalu

Poster film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa. Foto: Instagram Hanung Bramantyo.
Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

Sutradara Hanung Bramantyo menyebut film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa awalnya hadir delam dua versi, 21+ dan 17+.


Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

5 hari lalu

Glenn Fredly The Movie. Dok. Poplicist Publicist
Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

Film drama biopik Glenn Fredly The Movie mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 25 April 2024


Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

6 hari lalu

Ryan Gosling dalam film The Fall Guy. Dok. Universal Pictures
Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

The Fall Guy film aksi stuntman produksi Universal Pictures yang tayang di bioskop Indonesia, pada Rabu, 24 April 2024


Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

7 hari lalu

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

Bambang Soesatyo mengungkapkan, keluarga besar FKPPI akan segera memproduksi atau syuting film "Anak Kolong".


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

13 hari lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

14 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

16 hari lalu

Poster film The Green Knight. Foto: Wikipedia.
7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.


8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

18 hari lalu

Mansion di film The Godfather (Paramount Picture)
8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.


Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

20 hari lalu

Aktor Christian Bale menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, `Exodus:Gods and Kings` di Madrid, Spanyol, 4 Desember 2014. REUTERS
Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal


7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

21 hari lalu

Film The Idea of You. (dok. Prime Video)
7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.