Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perempuan, Tubuh, dan Citra

image-gnews
pertunjukkan tari
pertunjukkan tari "Image" di Teater Salihara.(SALIHARA/WITJAK)
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - “Cukup ketik *666# lalu tekan Yes, Anda bisa langsung mendapatkan HP canggih ini. Bisa dibawa ke mana saja, ke tempat tidur, ayo; ke kamar mandi, oke; ke meja kantor, boleh. Kalau habis baterai, tinggal colok di belakang.”

Dua perempuan sintal dan seksi tengah mencoba merayu para penonton. Dengan iringan lagu India, Chaiyya Chaiyya yang kini dipopulerkan oleh Briptu Norman Kamaru, keduanya terus merayu. Gayanya terlihat begitu kenes.

Malam itu panggung Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, disulap menjadi medium televisi. Fragmen kedua perempuan seksi itu menjadi bagian dari tari karya koreografer Asri Mery Sidowati bertajuk Image, yang dipentaskan pada Sabtu dan Ahad malam lalu.

Lewat karya itu, Asri mencoba menampilkan gambaran tentang tubuh perempuan yang menjadi eksploitasi media. Image—karya terbaru alumnus Jurusan Tari Institut Kesenian Jakarta itu—mencoba mengkritik persoalan tubuh perempuan. Karya tari ini merupakan gambaran tentang tubuh perempuan yang kerap terpenjara berbagai norma dan konstruksi sosial masyarakat.

Image menampilkan empat penari perempuan dengan kostum seksi. Koreografi yang dipilih pun menonjolkan gerak tubuh perempuan yang tengah dieksploitasi media. Dalam posisi ini, Asri memilih medium mini-camera dan kamera jepret profesional sebagai perwakilan dalam cerita.

Satu mini-camera dibidikkan sendiri oleh seorang penari, lalu sisanya menyorot dari atas dan samping pentas dan ditampilkan secara hitam-putih pada layar proyektor yang menjadi latar. Penonton boleh memilih, melihat gambar lewat kamera atas yang memunculkan kombinasi gerak menarik, atau melihat langsung dari depan panggung. Keduanya merupakan angle yang sama menariknya.

Klak-klik bunyi kamera foto menyibukkan tiga penari lainnya untuk berpose cantik. Para penari, yang awalnya banyak bermain dengan telapak kaki kemudian mengumbar seluruh gerakan tubuh. Setelah bergaya bak foto model, ketiganya lantas berfoto bersama. Setelah itu, mereka menjepret para penonton. Begitu fotografer lenyap, ketiganya tergolek lunglai dengan desahan “fuhh” berkali-kali.

Sayangnya, pemaknaan Asri terhadap eksploitasi tubuh perempuan dalam koreografinya masih agak kurang dieksplorasi gerakannya. Durasi yang pendek, hanya sekitar satu jam, mungkin menjadi salah satu faktor yang membatasi eksplorasi gerak Asri dalam koreografinya itu. Padahal, ia seharusnya mampu menyuguhkan gerakan yang lebih kaya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di atas pentas, koreografi yang disuguhkan Asri justru terkesan asyik bermain dalam medium kamera mini yang dibawa penari untuk menyorot setiap lekuk tubuh dan anggota badan. Dari kepala, kaki, hidung, mulut, hingga turun ke perut. Bagian ini memakan durasi yang cukup lama dan tak terkemas secara maksimal.

Yang pasti, secara keseluruhan, pementasan Image tetap menarik. Terakhir, para penari menyuguhkan adegan yang cukup menantang dengan melepas rok mereka. Mereka mencoba memberontak dengan melakukan sesuatu yang lebih “menantang”. Menerobos keluar dari kungkungan sorot lampu kotak yang “membelenggu” keempat penari.

Lewat adegan menantang itu, Asri ingin menyampaikan sebuah pesan, “Tubuh yang kita miliki adalah hak prerogatif kita sendiri. Jadi ‘pede’ aja sama diri sendiri”.

Sebagai koreografer muda, Asri memang masih terbilang hijau. Tapi, ia telah menciptakan sejumlah koreografi yang patut diperhitungkan, seperti Gong si Bolong (2005), Loading (2006), Mago (2007), dan Merah (2008). Beberapa karyanya telah dipentaskan di Festival Salihara, Indonesian Dance Festival, dan di Cekoslovakia.

Selain itu, Asri terlibat dalam produksi 1001 Malam (2009) bersama Teater Populer serta menjadi koreografer dalam nomor Jalan Tamblong (2010) dan Pak SBY Bernyanyi (2011) produksi Dapur Teater pimpinan Remy Sylado.

AGUSLIA HIDAYAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

29 April 2018

Peserta delegasi dari Pekalongan di Asian African Carnival 2018 di Bandung, Jawa Barat, 28 April 2018. Karnaval budaya Asia Afrika bertema Respect Diversity ini diikuti sekitar 4.000 perserta dari seluruh Indonesia dan perwakilan delegasi asing. TEMPO/Prima Mulia
Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

Seniman dan penggiat tari di Jawa Barat merayakan Hari Tari Sedunia di Bandung.


Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

28 Oktober 2017

Tari Sonteng (ANTARA News)
Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

Tari Sonteng dari Jawa Barat memikat hati para diplomat Ekuador yang tergabung dalam Asosiasi Pasangan Diplomat Ekuador.


Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

7 September 2017

Eko Supriyanto foto besama penari yang menarikan tari Balabala saat GR pementasan penutupan SIPFest 2016 di Teater Salihara Jakarta, 4 November 2016. TEMPO/Nurdiansah
Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

Eko Supriyanto akan mementaskan tari Cry Jailolo pada pembukaan pagelaran Solo International Performing Art (SIPA) di Benteng Vastenburg, Surakarta.


Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

30 Agustus 2017

Pementasan tari dalam acara Jakarta Dance Meet Up di Gedung Kesenian Jakarta, 31 Maret 2017. TEMPO/Frannoto
Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

Dance Meet Up (JDMU) #2 merupakan ajang pertemuan para komunitas tari dari berbagai genre di Jakarta.


Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

25 Agustus 2017

Penari Balet membentuk formasi saat membawakan pertunjukkan Balet dengan Tema Si Kabayan di Teater Jakarta, kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), 31 Oktober 2015. Pertunjukan Balet yang dimaikan oleh Marlupi Dance Academy (MDA) ini, mengkawinkan antara seni tari balet klasik dan kontemporer Nusantara. TEMPO/Subekti
Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

Penari balet Marlupi Dance Academy (MDA) berhasil meraih 7 medali di dalam ajang Asian Grand Pix 2017 yang diselenggarakan di Hong Kong.


Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

11 Juli 2017

Sejumlah penari difabel dan non-difabel melakukan latihan jelang pementasan di Galeri Kesenian Jakarta, Jakarta, 8 Juli 2017. Mereka akan membawakan koreografi CandoDance karya Mirjam Gutner dan Tanja Erhart dari grup Candoco Dance Company (Inggris). TEMPO/Subekti
Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

Gala Balet akan menampilkan kolaborasi penari difabel dari Australia, Prancis, Korea Selatan dan Italia.


Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

16 Mei 2017

Karya origami
Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

Berbeda dari kebanyakan anak-anak lain yang terkena paparan bom atom, Sadako bertahan hidup bahkan layaknya manusia normal.


Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

25 April 2017

Dua seniman membawakan tarian Bisma Srikandi di Pendapa Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Solo, (29/4). Pertunjukan yang digelar selama 24 jam ini untuk memperingati Hari Tani Sedunia. Tempo/Ahmad Rafiq
Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

Ribuan seniman akan menari bergantian selama sehari semalam untuk memperingati Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, 29 April 2017.


Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

9 Maret 2017

Poster Pertunjukan tari Arka Suta dari Sanggar Padnecwara. Facebook.com
Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

Jelang pementasan digelar pula pameran foto dan properti

pementasan tari yang lalu


Indonesia Pentaskan Tari  

12 Januari 2017

Penari Eky Dance Company saat tampil dalam gladi resik pementasan kabaret oriental bertajuk
Indonesia Pentaskan Tari  

EKI akan mementaskan dua karya tari di India.