Drawing karya Rienita Astari itu dibuat dengan pensil warna dan cat air. Judulnya cukup panjang dan menggelitik; "UrBran Society: which one of these that representing You in the neighborhood?" Lulusan Seni Keramik Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung 2001 itu mengangkat persoalan masyarakat urban dari jemuran pakaian dalam.
Gagasan itu berangkat dari kondisi lingkungan sekitar komplek perumahannya di Jakarta. Rienita jengah betul melihat tali jemuran tetangganya yang melintang di depan rumah hingga kemudian memanjang ke rumah sebelah. Tali itu kerap menjadi gantungan deretan penutup dada wanita. "Perilaku eksploitasi benda-benda pribadi kini dengan bebas menjadi tontonan publik," katanya dalam pengantar pameran.
Pajangan bra itu seperti ingin mengenalkan dan menunjukkan diri pemakainya. Kini, ujar perempuan berusia 32 tahun tersebut, tak ada lagi rasa sungkan dan memudarnya rasa malu akibat desakan lahan. "Manusia pun seakan lupa pada toleransi hidup bermasyarakat," ujarnya.
Kurator Herra Pahlasari mengatakan, gambar rekan kuliahnya itu sempat mengalami perubahan bentuk beberapa kali. Hingga akhirnya menjadi gaya kartun. "Jadinya memang lebih lucu," katanya. Karya perdananya tersebut tengah dipamerkan di ruang perpustakaan Galeri s.14 di Jalan Sosiologi Nomor 14, Cigadung, Kota Bandung, sejak 10 April hingga 10 Mei 2011.
Bersamaan dengan pameran karya Rienita itu, dipamerkan pula karya video hasil kompilasi Festival Film Desa Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, berdurasi 75 menit. Kerja bersama pembuat video internasional seperti Joacelio Batista asal Brazil, Teresa Birks (Inggris), dan Alfie Chen (Taiwan) dengan warga desa itu menghasilkan film dokumenter dan fiksi.
ANWAR SISWADI