Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Negeri Seribu Bom

image-gnews
Teater BOM di Teater Luwes, TIM Jakarta.(TEMPO/Muhammad Fadli)
Teater BOM di Teater Luwes, TIM Jakarta.(TEMPO/Muhammad Fadli)
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Lewat seutas tali tambang yang tergantung di langit-langit, laki-laki itu perlahan turun. Mengendap-endap dia memeriksa sudut demi sudut ruangan dengan sebuah senter. Sebuah benda dilemparkan sebelum dia meninggalkan ruangan. Tiba-tiba terdengar suara detak jarum jam. Orang-orang penasaran dan mencoba mencari tahu sumber suara itu. Sedetik kemudian, duaaarrr… asap putih membubung, mayat-mayat bergelimpangan. Bom baru saja meledak.

Inilah adegan awal pertunjukan teater berjudul BOM, yang digelar di Teater Luwes, Institut Kesenian Jakarta, Kamis pekan lalu. Ketua Jurusan Teater IKJ, Bejo Sulaktono, mengatakan pertunjukan BOM adalah kegiatan tahunan untuk memberikan apresiasi teater kepada masyarakat, di samping sebagai bentuk ekspresi seni terhadap berbagai persoalan aktual.

Sesuai dengan judulnya, pertunjukan yang disutradarai oleh Frans Joseph Ginting ini diilhami dari kumpulan cerita pendek Putu Wijaya berjudul serupa. Egy Massadiah, yang bertindak sebagai produser, menjelaskan, pertunjukan teater yang disuguhkan Jurusan Teater Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Kesenian Jakarta, itu sangat kontemporer dan mengusung problema aktual. Meskipun demikian, cita rasa sebagai tontonan teater tradisi masih tetap terjaga. “Ini adalah sebuah teater visual, jalan ceritanya diserahkan kepada masing-masing penonton,” katanya seusai pertunjukan.

BOM disajikan di panggung sederhana. Hanya terdapat beberapa gundukan berlapis kertas semen. Di langit-langit, tergantung dua boneka manusia berukuran besar. Di tengah panggung terpasang sebuah tiang bendera yang terbuat dari tali tambang yang terjulur dari langit-langit. Lewat tali ini pula, laki-laki “pembawa bom” itu meluncur. Tak hanya mengandalkan gerak olah tubuh dan akting para pemain, pertunjukan ini juga dilengkapi dengan potongan-potongan gambar dari berita di televisi yang disorotkan ke layar lebar yang melatari panggung.

Ketika pemain melakoni adegan ledakan bom di awal pertunjukan, misalnya, di layar lebar tampak cuplikan berita peristiwa ledakan bom di Hotel Ritz-Carlton dan JW Marriott Jakarta, pada Juli 2009. Termasuk gambar rekaman kamera CCTV yang memperlihatkan seorang pria menggeret tas koper melintasi lobi hotel, yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri. Namun gambar-gambar itu tak terlihat jelas lantaran tertutup bayangan tangan yang bergerak-gerak.

Di layar lebar pula kita menyaksikan cuplikan berita lainnya, yang setahun belakangan hangat diperbincangkan. Sebut saja perseteruan antara “cicak versus buaya”, penggelapan pajak yang melibatkan Gayus Tambunan, juga kisruh di tubuh organisasi sepak bola PSSI. Juga gambaran tentang bencana tsunami, tawuran, tenaga kerja yang telantar dan masalah pornografi. Di panggung, protes terhadap persoalan pornografi disajikan lima pemain lewat liukan badan sedikit sensual diiringi lagu dangdut Keong Racun dan Nyai Ronggeng.

Inilah potret Indonesia masa kini yang hendak disampaikan pertunjukan berdurasi kurang lebih satu jam itu. Bom tidak lagi berbentuk konvensional, sebagai bahan peledak semata. Bom adalah simbol dari berbagai masalah yang tak pernah diselesaikan, yang tinggal menunggu waktu meledak seperti bom. “Sumbu pemicunya bisa apa saja, entah itu agama, sepak bola, sembako, bahkan sebatang rokok,” kata Bejo. 

Protes terhadap berbagai kegaduhan politik, ekonomi, dan sosial di negeri ini disampaikan lewat musik, gerak olah tubuh dalam panggung yang senyap. Dialog hanya sedikit digunakan. Para pemain yang wajahnya dibalur cat dua rupa, hitam dan putih, itu banyak melakukan gerakan-gerakan pantomim dengan mimik wajah kadang terlihat jenaka.

Di akhir pertunjukan, kita disuguhi kepanikan seorang laki-laki mengamankan sebuah bom yang tak sengaja ditemukan di rumahnya. Dengan bingung, cemas, sekaligus takut, laki-laki itu terus membawa benda berbahaya tersebut ke mana saja. Tanpa sadar, dia justru membawanya ke tempat yang ramai dikunjungi orang, termasuk pasar. Akhirnya, dengan tetap membawa benda itu, dia memanjat tiang bendera. Dia tak peduli dengan kerumunan orang berteriak-teriak yang menyuruhnya turun. Tak diduga, bom itu pun meledak. 

Meskipun mengusung tema lumayan berat, BOM tak hendak membuat penonton berpikir terlampau serius. Sejumlah adegan malah memancing gelak tawa penonton yang malam itu memadati ruang Teater Luwes. "Kami berharap dapat membagikan sebuah perenungan terhadap negeri yang dilanda 'bom' tak berkesudahan," kata Egy, yang berencana membawa pertunjukan BOM ini ke sejumlah tempat, termasuk Bali, Singapura, dan Kuala Lumpur.

NUNUY NURHAYATI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

4 hari lalu

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

Agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun ini melibatkan siswa-siswi SMA, mulai dari persiapan, pemain, penulisan cerita, kostum, hingga tata cahaya


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.