Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Vitalitas Karya Rupa Jepang  

image-gnews
ki-ka
ki-ka "Lightning" karya Tetsuya Nakamura dan "Please Wash Away" karya Miyuki Yokomizo dalam Passage ToThe Future: Art From A New Generation In Japan, di galeri Salihara, Jakarta. (TEMPO/Novi Kartika)
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Dalam dunia kreatif, reputasi Jepang boleh dibilang tak diragukan lagi. Kehadiran manga (komik), anime (animasi), dan video game melampaui perkembangan seni murni juga produk industri. Sebuah pameran bertajuk Passage to the Future : Art from a New Generation in Japan, yang digelar di Galeri Salihara, Pasar Minggu, Jakarta, seolah ingin menunjukkan wujud seni terkini Jepang dengan pelbagai persoalan urban yang melekat di negara itu, termasuk kehidupan sosialnya.

 

Pameran yang berlangsung hingga 16 November mendatang itu diikuti oleh gabungan seniman-seniman generasi baru Jepang. Mereka mempertunjukkan lukisan, patung, instalasi, foto maupun video dari 11 seniman yang pada umumnya dibuat setelah tahun 1990-an.

 

Lihat salah satu karya Maywa Denki, sebuah grup seni yang dipimpin oleh Nobumichi Tosa. Mereka membuat karya instalasi bertemakan ikan. Sebuah karya surealis. Misalnya, Yumi-Na 1-go (Bowfish Ver.1). Senjata bidik mirip panah ini memiliki desain tulang ikan dengan ekor di ujungnya.

 

Atau, GM Na-Tate-Goto (Fish Harp), yang dibuat Maywa pada 1994. Sebuah alat musik harpa elektrik dengan dawai yang tersusun melingkar. Dawai tersebut membentuk badan ikan. Jika tombol power dimainkan, maka badan ikan akan berputar, sirip insang akan bergetar dan getaran itu akan mempengaruhi dawai yang pada akhirnya akan menghasilkan nada tertentu.

 

Maywa Denki fokus terhadap produk industri yang dikolaborasi dengan artistik. Mereka juga bersedia untuk memproduksi massal. Keputusan ini tak lain adalah kritik mereka terhadap seni konvensional yang selalu berpatokan pada orisinalitas. Tak heran jika mereka menyebut karya yang dihasilkan sebagai "produk". Studio yang mereka pakai adalah "pabrik" dan mereka menyebut dirinya sendiri sebagai "karyawan perusahaan".

 

Lain lagi dengan karya Miyuki Yokomizo. Ia membikin instalasi sabun yang dimasukkan dalam plastik memanjang. Plastik-plastik berisi sabun tersebut disusun membentuk sekat ruangan bening. Tak semuanya sabun asli memang. Banyak di antaranya adalah sabun palsu yang terbuat dari resin. Warna-warni sabun terlihat seperti permen. Miyuki memberi judul instalasinya Please Wash Away, yang dibuat pada 1997. Bagi Miyuki, sabun adalah lambang kemurnian. Tetapi proses industri sabun ini memiliki efek negatif bagi lingkungan.

 

Simak pula karya Tetsuya Nakamura yang membuat instalasi berjudul Lightning. Instalasi ini dibuat pada 1998 dengan tema yang diambil adalah kecepatan. Bentuk karya yang elegan dan aerodinamis itu nampak seperti pesawat atau mobil balap. Dari luar, penampilannya menunjukkan mesin sungguhan yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Namun, kenyataannya kosong. Bentuk karya yang ramping dan kompak dapat dimaknai sebagai visualisasi dari gagasan utopis.

 

Sekilas, karya ini seperti dibuat dengan skala industri yaitu dengan mesin. Padahal tak demikian halnya. Nakamura justru membuatnya dengan tangan. Ia mempelajari teknik aplikasi lacquer, yaitu teknik yang paling dibutuhkan dalam kerajinan tradisional Jepang.

 

Tak hanya itu, karya film animasi atau foto tentang kehidupan Jepang juga dihadirkan dalam pameran yang merupakan kerja sama Komunitas Salihara dan Japan Foundation tersebut. Karya-karya itu memberikan kesempatan kepada para penikmat seni rupa untuk sejenak merasakan vitalitas seni Jepang saat ini.

 

 

ISMI WAHID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

33 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

40 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.