TEMPO Interaktif, Jakarta - Atmosfir musik Indonesia sedang berada di atas angin. Sebuah era telah hadir dalam wilayah seni jagad hiburan tanah air. Sebuah era saat digital menjadi tulang punggung bagi kelangsungan sebuah bisnis yang makin melebarkan sayapnya. Tak dipungkiri, digital telah menjadi penyelamat kala CD dan kaset mengalami penurunan yang begitu signifikan.
Sisi positif dari berkembangnya era digital tadi adalah tumbuh suburnya label-label baru yang memiliki kesempatan yang sama dalam menancpakan prestasi dengan major label yang sudah mapan. Nama besar era digital saat ini tidak ada artinya. Lagu adalah kunci. Dalam hal ini label kecil dan besar kemudian memiliki aset dan kesempatan yang sama atas artis-artis mereka.
“Hal ini yang membuat musik Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Musik di blantika dalam negeripun melakukan sebuah persaingan yang sehat,” kata Richard Buntario, pemilik label Orion Record pada acara peluncuran labelnya beberapa waktu lalu di FX, Senayan, Jakarta.
Richard yang sudah malang melintang di jalun dan industri musik Indonesia selama dua dekade mejelaskan berawal dari kondisi persaingan sehat dan industri musik telah menjadi tuan rumah di negeri sendiri ini, tak bisa dipungkiri kelahiran atau kemunculan label baru atau label muda bisa cepat diterima masyarakat dan menjadi andalan. “Pengalaman saya mengajarkan saya haraus mendirikan sebuah label baru atau labael muda dengan energi dan infrastruktur yang begitu prima,” kata Richard yang sudah membuat 600 video klip untuk beberapa penyanyi dan band papan atas negeri ini.
Orion, kata Richard ingin ikut andil meramaikan musik Indonesia dengan visi mengutamakan integritas, kreatifitas dan efisiensi yang tinggi. “Kami memiliki misi untuk mengedepankan keinginan konsumen akan musik yang berkualitas serta membantu mengarhakan artis dalam karirnya. Hal ini menjadi sebuah wujud kombinasi visi dan misi yang begitu ideal,” pungkasnya.
Richard menjelaskan, Orion mengambil posisi pada era baru dunia label Indonesia dengan cara unik. Yaitu membuat sistem multi level marketing di mana untuk menghadirkan artis dan penyanyi di labelnya dengan menggaet para selebriti Tanah Air sebagai associate produser. Mereka adalah Ferdy Element Tahier, Indra Birowo, Ricky Jo, Ajier Jive dan Irfan Penyok yang menjadi produser untuk band-band dan para penyanyinya. “Sekarang ada 20 penyanyi dan band yang tergabung di label ini yang berkomitmen melakukan gebrakan terdasyat di blantika musik Tanah Air.”
Menurut Richard, peran para selebriti yang memiliki penyanyi dan band itu sangat penting seperti upline yang mencari para downline atau penyanyi dan band-band yang diproduseri mereka. "Kami melakukan sistem bagi hasil antara label, associate produser dan para artisnya. Sistem ini sangat fair," ujarnya.
Lalu dia dengan gamblang menuturkan labelnya akan memproduksi single-single terbaik dari para penyanyi dan band yang tergabungnya. “Peran para artis atau selebriti yang menjadi associate produser sangat penting untuk menumbuhkan atau memunculkan para penyanyi dan kelompok musiknya.”
Selain itu demi membangun pencintraan positif, labelnya menggandeng pihak-pihak major lain untuk bekerjasama dalam hal promosi dan distribusi. Salah satunya menggandeng provider terbesar dan terbaik dari negeri ini untuk membantu mempublish Ring Back Tone (RBT) dari setiap single yang dinyanyi artinya dari berbagai genre. Di sini diakui Richard genre musiknya beragam ada Melayu, Pop Kreatif, Pop, R n B, Pop Rock Electro dan Pop Romantik Creative. “Pokoknya, sekali lagi saya ingin membuat era baru dalam dunia label di Tanah Air ini,” pungkas Richard. HADRIANI P