TEMPO Interaktif, Jakarta - Inggris telah melakukan pembunuhan-pembunuhan selama Perang Dingin, kata novelis dan bekas agen rahasia Inggris, John le Carre, kepada surat kabar The Sunday Telegraph, edisi hari ini.
Pengarang novel spionase itu bekerja untuk badan intelijen dalam dan luar negeri Inggris selama 1950-an dan 1960-an. "Tentu saja kami telah melakukan hal-hal yang buruk. Kami banyak melakukan tindakan langsung. Pembunuhan-pembunuhan dengan perpanjangan tangan. Walaupun saya tak terlibat," kata lelaki berusia 79 tahun yang bernama asli David Cornwell.
Baca Juga:
Dia menggambarkan perbedaan besar antara mata-mata Barat dan blok Uni Soviet musuhnya dalam cara mereka bertindak. Sang novelis, yang bekerja di Berlin pada masa Perang Dingin, menolak bahwa kedua kubu sama buruknya.
"Bahkan kala operasi-operasi yang sangat tak berperasaan dipertimbangkan, proses konsultasi yang demokratis relatif masih tak dirusak dan insting purbawi manusia berperan," katanya. "Negara-negara totalitarian membunuh tanpa tersentuh hukum dan tak ada yang akan bertanggung jawab."
Le Carre dikenal lewat novel-novel spionasenya. Novelnya, The Spy Who Came in from the Cold (1963), menjadi buku terlaris internasional pada masanya dan masih dianggap salah satu karya terbaiknya. Beberapa karyanya sudah difilmkan, seperti The Tailor of Panama dan The Constant Gardener.
iwank | AFP