Menurut Ketua Panitia FMK V Dwi Cahyono, Budaya Panji dipilih karena merupakan budaya Jawa Timur yang sudah terkenal sampai luar negeri. Tapi banyak masyarakat yang belum mengenalnya secara lengkap. "Ini untuk mengangkat Budaya Panji," katanya.
Budaya Panji, tutur Dwi, perlu diangkat karena mengajarkan tentang kebaikan kepada sesama dan kebaikan kepada alam. "Budaya Panji mencakup tentang tatanan sosial dan etika untuk kebaikan bersama.”
Dalam acara tersebut, panitia menyiapkan 10 zona untuk menghadirkan kembali Budaya Panji. Ke 10 zona itu, antara lain, Panji Konservasi Alam, Edukasi Budaya Panji, Seni Pertunjukan Panji, Panji Ikon Budaya Jawa Timur, serta Sejarah dan Legenda Panji Panji.
Dalam zona Panji Konservasi Alam, misalnya, akan dihadirkan proses daur ulang, energi alternatif, pertanian organik, dan pengendalian hutan tropis. Adapun dalam zona sejarah dan legenda Panji dihadirkan duplikat hutan pertapaan Panji, tokoh-tokoh Panji dan candi-candi yang berelief Panji.
Rencananya, FMK akan dimeriahkan dengan Karnaval Topeng Malangan yang diikuti sekitar 7000 peserta. Dalam karnaval yang dilombakan ini, setiap peserta lomba terdiri dari lima orang. Topeng yang dipertunjukkan bisa berupa topeng tradisi maupun topeng fantasi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota Malang Diana Ina WH menyatakan, panitia gencar mensosialisasi FMK ke dunia pendidikan. Ini dilakukan agar pelajar dan pendidik mau mendalami budaya Panji.
FMK pertama kali digelar pada 2006 lalu. Minat masyarakat untuk datang ke FMK kian tahun kian tinggi. Pada FMK ke I, jumlah pengunjungnya setiap hari mencapai 100 ribu orang. Pada FMK ke IV jumlah pengunjung setiap hari mencapai 300 ribu orang.
BIBIN BINTARIADI