TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah berbagi pengalaman menonton film di bioskop selama masa jabatannya. Di media sosial, netizen ramai membandingkan cara kedua pemimpin ini memberikan ulasan setelah menonton film.
Komentar Jokowi Soal Film Dinilai Berbelit
Melalui sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat Jokowi memberikan tanggapannya setelah menonton film Dilan 1990 pada 25 Februari 2018. Cuplikan video ini pertama kali diunggah ulang oleh akun X @ARSIPAJA, dan kembali menjadi perbincangan menjelang akhir masa jabatan Jokowi.
“Tadi saya melihat film ini Dilan itu sebuah kesederhanaan yang diambil sudutnya dengan sudut pandang yang kamera yang pas jadinya semuanya apa kaget dan menjadi sebuah booming ini udah lebih dari berapa 7 juta kan?,” ujar Jokowi kepada wartawan.
Jokowi mencoba memberikan ulasan soal film, namun pengulangan kata serta keraguannya justru mencuri perhatian. “Inilah apa... Inilah inilah apa... Sebuah apa eee... Pacaran anak muda tapi diambil apa dari kamera sederhana tapi pas tidak berlebihan tetapi ya justru pasnya itu yang menyebabkan masyarakat menjadi semuanya ingin nonton,” ungkapnya.
Komentar Jokowi yang penuh dengan jeda dan pengulangan kata "eee" menarik perhatian netizen. Beberapa dari mereka mengaku bingung dengan arah pembicaraannya yang terkesan kurang terstruktur. Namun Jokowi tetap memuji kesederhanaan dalam pengambilan gambar film Dilan 1990 yang menurutnya menjadi daya tarik utama bagi masyarakat.
Komentar SBY Usai Nonton Laskar Pelangi
Berbeda dengan Jokowi, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dinilai memberikan ulasan yang lebih terstruktur, komprehensif, dan berisi usai menonton film Laskar Pelangi pada 8 Oktober 2008. Akun X @HabisNontonFilm membagikan video berdurasi 4 menit 20 detik yang merekam SBY berbicara tentang film tersebut.
"Pertama dari segi estetika, keindahan, film Laskar Pelangi ini luar biasa. Saya harus memberikan apresiasi yang tinggi. Akting dari para aktornya, para artisnya begitu natural, menggambarkan betul situasi di banyak tempat di negeri kita ini waktu itu," ujar SBY.
Tak hanya soal estetika, SBY juga menyebutkan isu sosial yang relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia. "Sangat jelas bagi siapa pun, bagi orang tua, bahwa pendidikan benar-benar masa depan. Kita diingatkan oleh anak-anak dengan kondisi yang serba minim namun mereka sangat gigih," tutur SBY, sambil menekankan pentingnya peran pendidikan dalam pembangunan.
Di akhir komentarnya, SBY juga menyampaikan kebanggaannya terhadap kemajuan perfilman nasional. "Saya sebagai kepala negara, bangga dan bersyukur bahwa perfilman kita terus tumbuh dan film nasional telah menjadi tuan rumah di negerinya sendiri," kata dia.
Perbedaan Gaya Komunikasi Disorot Netizen
Komentar dua presiden tersebut langsung ramai dibandingkan oleh netizen. Pada Jumat malam, 20 September 2024, unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 1,2 juta kali. Komentar warganet pun beragam. Banyak yang merasa Jokowi hanya berputar-putar tanpa menyampaikan esensi film dengan jelas, sementara ulasan SBY dianggap lebih rinci dan rapih secara susunan kalimat.
Seorang netizen menulis, "Jebolan lembah tidar vs jebolan gorong-gorong," merujuk pada latar belakang militer SBY dan Jokowi. “Empat menit, tapi nggak ada yang berulang, semua runut jelas mulai dari review film, pesan pentingnya pendidikan, korelasi dengan porsi sebagai kepala negara, ruang lingkup kemajuan ekonomi dan seni. Luar biasa,” tulis salah satu netizen, memuji ulasan SBY.
Komparasi yang dilakukan netizen menunjukkan cara berkomunikasi kedua presiden dalam merespons karya seni. Netizen lain berkomentar, "Rindu presiden yang public speaking-nya bagus," sementara yang lainnya menyoroti perbedaan penyampaian kedua tokoh. "Bapak SBY berkomentar dengan jelas mengenai apresiasi dan pesan moral dari film serta harapan ke depannya. Sedangkan bapak satunya berkomentar tentang eeee eeee eeee sampai saya bingung apa yang sebenarnya mau disampaikan." Komentar lain yang tak kalah pedas menyebutkan, "Yang satu modal intelektual, satu lagi modal pencitraan."
X
Pilihan Editor: Serba-serbi SBY Manggung di Pestapora 2024: Lagu Legendaris hingga Pesan Lingkungan