Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ramai Larangan Musisi Gaungkan Peringatan Darurat, Ada Perlindungan Hukum hingga Alternatifnya

image-gnews
Feel Koplo menayangkan visual Peringatan Darurat saat manggung. Foto: Instagram/@feelkoplo
Feel Koplo menayangkan visual Peringatan Darurat saat manggung. Foto: Instagram/@feelkoplo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak slogan Peringatan Darurat meramaikan media sosial, banyak musisi yang turut menampilkan simbol tersebut dalam penampilan panggung mereka. Namun, penggunaan visual ini mulai dilarang di sejumlah acara musik dengan alasan untuk menjaga netralitas politik.

Visual dengan Burung Garuda berlatarkan biru itu menjadi simbol penolakan terhadap kebijakan yang dianggap tidak demokratis, terutama usai DPR mengabaikan putusan MK terkait syarat pencalonan Pilkada 2024. Namun, kebebasan berkarya mereka ternyata menghadapi tantangan serius, sejumlah musisi bahkan melaporkan ancaman ketika vokal terkait situasi politik saat ini.

Bantuan Perlindungan Hukum untuk Seniman

Menanggapi situasi ini, Amar Law Firm mendukung gerakan tersebut dengan meluncurkan program ‘Perlindungan Seniman untuk Demokrasi’. Dilansir dari unggahan di X pada Senin, 26 Agustus 2024, program tersebut memberikan bantuan hukum pro-bono atau secara cuma-cuma kepada seniman yang menghadapi ancaman atau masalah hukum akibat dukungan mereka terhadap gerakan pro-demokrasi.

“Kami melihat ada yang resah bagaimana perlindungan hukum untuk seniman yang terlibat dalam menyuarakan #kawalputusanMK dan demokrasi. Sementara aksi-aksi akan masih berlaniut karena banyak persoalan demokrasi yang harus diselesaikan,” tulis akun tersebut.

Mereka juga menggarisbawahi pentingnya perlindungan hukum terhadap seniman yang terancam oleh berbagai bentuk intimidasi, seperti perundungan digital, doxing, dan kriminalisasi melalui pasal-pasal seperti pencemaran nama baik.

Program tersebut juga mencakup berbagai layanan, termasuk konsultasi hukum, pembuatan opini hukum tertulis, somasi, pendampingan mediasi, pelaporan kepada instansi terkait, serta pendampingan dalam proses penyidikan, penuntutan, dan persidangan. Layanan ini berlaku terutama di wilayah Jabodetabek, dengan rujukan kepada pengacara terdekat untuk area lainnya.

Solidaritas dari Komunitas Seni

Tak hanya perlindungan hukum, komunitas Koalisi Seni juga menunjukkan solidaritas melalui penggalangan dukungan untuk perlindungan hak-hak seniman. Mereka meluncurkan situs kebebasanberkesenian.id, yang menyediakan platform bagi seniman untuk melaporkan intimidasi yang mereka alami. 

"Kami ada untuk melindungi kebebasan berkarya dan bersuara. Kebebasan berkesenian adalah hak kita sebagai warga negara yang harus diperjuangkan," tulis Koalisi Seni di Instagram.

Situs tersebut bertujuan untuk mencatat pelanggaran terhadap kebebasan berkesenian, yang diharapkan dapat memperkuat advokasi untuk hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi. Penanganan aduan akan dilakukan oleh lembaga yang direkomendasikan, dengan data yang dikumpulkan diharapkan dapat merumuskan kebijakan yang lebih mendukung kebebasan berkesenian.

Hindia Usul Menggunakan Bendera

Di tengah ketegangan ini, musisi Baskara Putra, atau dikenal dengan Hindia turut mengusulkan solusi kreatif. Melalui akun X pada 25 Agustus 2024, ia menuliskan, “Sesuai dugaan, mulai muncul bbrp kabar pelarangan visual ‘berbau politik’ dr berbagai sumber, maka kami siapkan versi file untuk cetak bendera (hires, bisa ukuran besar).”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pelantun ‘Kami Belum Tentu’ itu juga menambahkan bahwa bendera, yang dapat dicetak dalam ukuran besar, lebih sulit untuk diganggu, terutama jika dipasang oleh anggota band sendiri dan bukan tim produksi saat pertunjukan berlangsung.

“Saran pribadi: pasang oleh member sendiri, bukan tim produksi saat changeover/persiapan panggung. Tunggu lagu pertama. Jauh jauh jauh lebih susah diganggu saat pertunjukan sudah dimulai, setidaknya tapa yang mengintervensi harus berhadapan dengan penonton,” tulisnya menambahkan.

Adapun materi visual untuk bendera dapat diunduh melalui diunduh di darurat.vngnc.xyz yang juga merupakan bantuan dari seniman visual bernama Izzy atau @vngnc di X. Ia turut  mendukung usulan Hindia tersebut. “Untuk segala keperluan visual panggung, publikasi, media, dan lain sebagainya: Materi visual ‘PERINGATAN DARURAT RI-00' dalam kualitas 4K, loopable, public domain,” tulisnya.

Gerakan ‘Peringatan Darurat’ muncul sebagai respons terhadap keputusan DPR yang mengabaikan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai syarat pencalonan Pilkada 2024. Setelah keputusan DPR dan KPU yang menyepakati revisi PKPU Nomor 8 Tahun 2024 pada 25 Agustus 2024, unggahan dan penggunaan visual Peringatan Darurat justru semakin banyak diadopsi oleh musisi di panggung mereka.

Antara lain ada Kunto Aji ikut yang menyuarakan Peringatan Darurat di konser tur 'Perjalanan Menawar Racun', Gigi dalam konser peringatan 30 tahunnya, BAALE saat manggung untuk Latihan PestaPora, serta beberapa musisi di panggung Lalala Feat seperti Isyana Sarasvati, Reality Club, Danilla, dan Eva Celia. Selain itu ada Juicy Luicy, Pamungkas, Coldiac, Feel Koplo hingga Fiersa Besari. Inisiasi ini sebelumnya digaungkan oleh ajakan Hindia untuk ikut menyuarakan demokrasi melalui panggung musik.

X | INSTAGRAM

Pilihan Darurat: Musisi Angkat Bicara Usai Dilarang Pasang Visual Peringatan Darurat saat Manggung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demonstran Kawal Putusan MK Jadi Korban Kejahatan Kemanusian Aparat, Polisi dan TNI Dilaporkan ke Komnas HAM

1 hari lalu

Viral garuda biru
Demonstran Kawal Putusan MK Jadi Korban Kejahatan Kemanusian Aparat, Polisi dan TNI Dilaporkan ke Komnas HAM

Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) melaporkan dugaan kejahatan kemanusiaan terhadap demonstran oleh polisi dan TNI ke Komnas HAM.


Komunitas Salihara Dapatkan Hibah Praemium Imperiale Grant for Young Artists

2 hari lalu

Komunitas Salihara mendapatkan the Praemium Imperiale Grant for Young Artists dari The Japan Art Association. Grant yang diberikan setiap tahun tersebut diserahkan oleh Hisashi Hieda (Direktur The Japan Art Association) pada Selasa, 10 September 2024 di Tokyo.  Foto: Salihara.org.
Komunitas Salihara Dapatkan Hibah Praemium Imperiale Grant for Young Artists

Komunitas Salihara mendapatkan hibah tahunan dari The Japan Art Association untuk membina seniman muda.


Budayawan Betawi Nilai Cara Pendekatan Paslon di Pilkada Jakarta Hanya Gimik

3 hari lalu

Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil dan Suswono berfoto bersama usai mendaftarkan diri sebagai peserta Pilgub DKI Jakarta 2024 di Kantor KPU DKI Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2024. Pasangan Ridwan Kamil-Suswono mendaftarkan diri sebagai peserta Pilgub DKI Jakarta 2024 dengan dukungan dari partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Budayawan Betawi Nilai Cara Pendekatan Paslon di Pilkada Jakarta Hanya Gimik

Mengapa Budayawan Betawi ini menilai jika cara pendekatan paslon di Pilkada Jakarta kepada para calon pemilih hanya gimik?


The Life of Butoh Dipentaskan di Gelanggang UGM, Gugatan Melalui Eksplorasi Tubuh

10 hari lalu

Poster pementasan Butoh. Foto: Istimewa.
The Life of Butoh Dipentaskan di Gelanggang UGM, Gugatan Melalui Eksplorasi Tubuh

Pergelaran Butoh di Gelanggang Inovasi & Kreativitas UGM merupakan respons terhadap minat global pada seni yang menggugat konsep tubuh.


Seniman Angkatan 1979 ITB Gelar Pameran Seni Rupa di Galeri Soemardja

12 hari lalu

Pameran seniman alumni ITB bertajuk 1979: Sekian Purnama Setelah Pancaroba di Galeri Soemardja, 27 Agustus - 9 September 2024. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Seniman Angkatan 1979 ITB Gelar Pameran Seni Rupa di Galeri Soemardja

Seniman yang menjadi alumni ITB angkatan 1979 menggelar pameran seni rupa bersama, antara lain Agus Suwage dan Tisna Sanjaya.


Akhir Pekan Ini, 69 Seniman Kawakan Gelar Pameran Indonesia 100 Persen di Kampus UNU Yogya

12 hari lalu

Suasana pameran Indonesia 100% di Kampus UNU Yogyakarta yang berlangsung 31 Agustus sampai 30 September 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Akhir Pekan Ini, 69 Seniman Kawakan Gelar Pameran Indonesia 100 Persen di Kampus UNU Yogya

Salah satu yang menarik disambangi tak lain aksi puluhan seniman kawakan yang menggelar pameran bersama bertajuk Indonesia 100 Persen di Galeri Seni NUsantara Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta.


Akun Instagram ICW Diduga Kena Suspend, Sebelumnya Unggah Konten Mengkritik Cuci Tangan Jokowi

14 hari lalu

Akun Instagram ICW di-suspend. Dokumentasi ICW
Akun Instagram ICW Diduga Kena Suspend, Sebelumnya Unggah Konten Mengkritik Cuci Tangan Jokowi

Akun Instagram milik Indonesia Corruption Watch (ICW) @sahabaticw diduga di-suspend atau diberhentikan sementara oleh Meta. Kenapa?


Akun Instagram ICW Suspend, Diduga karena Konten RUU Perampasan Aset hingga Peringatan Darurat

14 hari lalu

Akun Instagram ICW di-suspend. Dokumentasi ICW
Akun Instagram ICW Suspend, Diduga karena Konten RUU Perampasan Aset hingga Peringatan Darurat

Akun instagram Indonesia Corruption Watch (ICW) terkena suspend oleh pihak META sejak 29 Agustus 2024.


Ramai Diboikot, Raffi Ahmad Beri Alasan Tak Unggah Peringatan Darurat dan Turun Demo di DPR

15 hari lalu

Gibran, Zulhas, dan Raffi Ahmad sedang di Bandung Barat. Foto: Instagram.
Ramai Diboikot, Raffi Ahmad Beri Alasan Tak Unggah Peringatan Darurat dan Turun Demo di DPR

Diboikot di media sosial, Raffi Ahmad menjelaskan ketidakhadirannya dalam aksi menolak revisi UU Pilkada.


Aksi Massa Menyala di Sejumlah Daerah Kawal Putusan MK dan Darurat Demokrasi, Apa Tuntutan Mereka?

16 hari lalu

Poster-poster dalam aksi massa di depan Gedung DPRD Jatim
Aksi Massa Menyala di Sejumlah Daerah Kawal Putusan MK dan Darurat Demokrasi, Apa Tuntutan Mereka?

Sejumlah tuntutan yang disuarakan dalam aksi massa di berbagai daerah, mulai dari Solo hingga Surabaya. Kawul Putusan MK hingga darurat demokrasi.