TEMPO.CO, Jakarta - Raden Haji Oma Irama atau akrab disapa Rhoma Irama adalah penyanyi dangdut dan aktor asal Indonesia yang lahir pada 11 Desember 1946.
Raja Dangdut ini memiliki latar belakang pendidikan di Sekolah Rakyat Kibono Manggarai (Jakarta), SMP Pondok 1 (Jakarta), dan SMA Saint Joseph (Solo). Setelah menempuh pendidikan sekolah menengah, ia melanjutkan kuliah di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, tetapi tidak menuntaskannya.
Rhoma memulai kariernya dalam dunia hiburan melalui film anak-anak berjudul Djendral Kantjil. Ia memulai peran tersebut pada 1958-an ketika usianya masih anak-anak. Setelah menjadi bintang film, ia mulai merambah dunia musik. Sepanjang kariernya dalam dunia musik, ia sudah menjadi penyanyi, gitaris, dan musisi sekaligus. Bahkan, ia juga membentuk sebuah band.
Bersama Benny Muharam dan tiga orang lainnya, Rhoma pertama kali membentuk band Tornadi yang didirikan pada 1959. Lalu, pada 13 Oktober 1973, ia membentuk band sendiri dengan genre musik dangdut bernama Soneta.
Grup musik ini menjadi batu loncatan Rhoma mendapatkan banyak kesuksesan dalam dunia musik. Bersama Soneta yang dipimpinnya, Rhoma pernah mendapatkan 11 Golden Record dari kaset-kasetnya yang mencetak rekor sejarah dunia musik Indonesia. Berdasarkan data penjualan kaset dan jumlah penonton pada film yang dibintangi oleh Rhoma tercatat ada sekitar 15 juta atau hampir 10 persen penduduk Indonesia kala itu.
Berbagai lagu yang diciptakan dan dinyanyikan sangat populer bukan hanya dikenal pecinta dangdut tapi penikmat musik secara umum, antara lain lagu Begadang, Syahdu, Pertemuan, Malam Terakhir, Derita, Keramat dan masih banyak lainnya.
Meskipun semula tidak ingin karyanya terpublikasi, tetapi Rhoma malah terjun mendalam ke dunia hiburan. Bahkan, karier Rhoma juga meroket di negara tetangga, Malaysia. Sebagian besar orang mengenal musik yang dibawakan Rhoma adalah musik dangdut, tetapi dirinya lebih senang disebut sebagai pembawa musik irama Melayu.
Pada masa Orde Baru, Rhoma bergabung dan menjadi maskot penting Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Saat itu, ia lebih berfokus dalam dunia politik. Ia pernah menjadi musuh pemerintahan Orde Baru karena menolak bergabung dengan Golkar. Setelah itu, ia sempat tidak aktif dalam dunia politik untuk beberapa waktu. Namun, pada 1993, ia terpilih menjadi anggota DPR mewakili golongan seniman dan artis. Kemudian, pada Pemilu 2004, ia tampil di panggung kampanye PKS.
Selain dunia politik dan hiburan, Rhoma juga sempat berkecimpung dalam dunia pendidikan. Ia pernah mendirikan lembaga pendidikan menengah, Perguruan Islam Rhoma Irama, di Karawang, Jawa Barat. Perguruan tersebut diresmikan pada Ahad 23 Januari 2022.
Sepanjang kariernya dalam dunia hiburan, Rhoma berhasil menelurkan kurang lebih 1.000 lagu dan beradu akting dalam lebih dari 20 film. Memasuki era digital, Rhoma ingin tetap eksis di dunia hiburan. Bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-61, pada 2007, ia meluncurkan situs pribadinya, rajadangdut.com.
Laman tersebut menampilkan profil, diskografi, dan filmografi yang pernah dibintanginya. Selain itu, melalui laman tersebut, lagu-lagu ciptaannya bisa diunduh dan dijadikan nada dering atau nada sambung telepon genggam. Laman ini juga menyediakan forum diskusi dan blog, seperti dikutip Majalah Tempo.
Saat ini, Rhoma Irama aktif di akun YouTube miliknya, yaitu Bisikan Rhoma. Akun ini merupakan perbincangan Rhoma dengan berbagai tokoh, mulai dari ulama, penyanyi, sampai pelawak.
RACHEL FARAHDIBA R | EIBEM HEIZIER
Pilihan Editor: Dicalonkan Jadi Presiden, Rhoma Irama: Luar Biasa