Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

10 Perbedaan Cerita The Hunger Games di Film dan Buku

image-gnews
Seorang cosplayer berkostum karakter Katniss Everdeen dalam trilogi The Hunger Games, konvensi Komik Manga dalam Leipzig International Book Fair di Leipzig, Jerman, 19 Maret 2016. Pameran buku ini berlangsung pada 17-20 Maret 2016. AP/Jens Meyer
Seorang cosplayer berkostum karakter Katniss Everdeen dalam trilogi The Hunger Games, konvensi Komik Manga dalam Leipzig International Book Fair di Leipzig, Jerman, 19 Maret 2016. Pameran buku ini berlangsung pada 17-20 Maret 2016. AP/Jens Meyer
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - The Hunger Games karya Suzanne Collins telah menjadi fenomena dan diadaptasi menjadi film yang sukses. Meski begitu, terdapat sejumlah perbedaan antara film dan novelnya. Bahkan perbedaannya cukup signifikan hingga memengaruhi cara cerita disampaikan. Berikut adalah 10 perbedaan utama antara cerita The Hunger Games di film dan karya sastranya.

1.Penjelasan tentang Panem

Buku memberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang sejarah dan politik di Panem, sementara di film Netflix lebih memusatkan pada aksi dan visual.

2.Kenangan Roti

Adegan kenangan roti antara Katniss dan Peeta di buku lebih detail, dengan karakter mereka yang lebih muda dan lokasi di mana roti jatuh tidak spesifik. Dikutip dari Screen Rant, dalam film, Katniss duduk di tanah saat hujan menyaksikan Peeta yang masih muda mendapat perlakuan buruk dari ibunya dan mulai melemparkan roti yang sudah terbakar ke babi.

Dia kemudian melemparkan roti kepadanya dan mendarat di tanah yang basah dan berlumpur. Namun dalam buku, Katniss dan Peeta sebenarnya lebih muda pada titik ini dalam kehidupan mereka dan juga, tidak secara khusus disebutkan di mana roti tersebut mendarat.

3.Greasy Sae

Peran Greasy Sae dalam buku lebih signifikan sebagai motivator dan pengasuh bagi Katniss setelah kehilangan Prim dan membunuh Coin. Namun, dalam film, peran Greasy Sae tidak ditonjolkan dengan baik.

4.Kehamilan

Dalam buku, kehamilan hanya disebutkan sekali dalam "Catching Fire", sementara dalam film, hal ini tidak disinggung sama sekali.

5.Hubungan antara Katniss dan Gale

Dalam buku, hubungan antara Katniss dan Gale lebih kompleks dan terperinci, sementara dalam film, fokusnya lebih pada aspek romantis.

6.Avoxes

Dilansir dari CBR, di buku, terdapat lebih banyak detail tentang karakter Avox selain Pollux, seperti Darius, seorang mantan peacekeeper yang memiliki hubungan dekat dengan Katniss. Sementara dalam film, fokus pada pelayanan Avox kepada warga Capitol dan tribut.

7.Karakter Nebat

Dalam buku, karakter Nebat memiliki peran yang lebih signifikan dalam membantu Katniss, sementara dalam film, perannya lebih terpinggirkan.

8.Kematian Karakter

Beberapa kematian karakter dalam buku dijelaskan dengan lebih detail dan memberikan dampak emosional yang lebih kuat dibandingkan dengan film.

9.Dialog dan Monolog Internal

Novel memberikan akses yang lebih dalam ke dalam pikiran dan perasaan karakter, sementara film cenderung memperlihatkan aksi fisik.

10.Pengembangan Karakter

Novel memberikan ruang yang lebih luas untuk pengembangan karakter, sementara film terbatas oleh durasi dan fokus pada plot utama.

Perbedaan antara cerita The Hunger Games di film dan buku menunjukkan bahwa kedua media tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Novel Hunger Games memberikan detail yang lebih kaya dan pengembangan karakter yang mendalam, film menawarkan visual yang kuat dan pengalaman audiovisual yang mendalam. Bagi para penggemar, menikmati keduanya dapat memberikan perspektif yang lebih lengkap terhadap dunia yang dibangun oleh Suzanne Collins.

Pilihan Editor: Sinopsis Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pegadaian Luncurkan Buku Van Leening When History Begins

3 hari lalu

Pegadaian Luncurkan Buku Van Leening When History Begins

Buku napak tilas Pegadaian ini berisi sejarah panjang perjalanan PT Pegadaian selama lebih dari satu abad berkontribusi dan melayani masyarakat Indonesia.


25 Rekomendasi Film dan Serial Terbaru Netflix Tayang Mulai Mei 2024

9 hari lalu

Bridgerton: Season 3. Dok. Netflix
25 Rekomendasi Film dan Serial Terbaru Netflix Tayang Mulai Mei 2024

25 daftar film dan serial terbaru Netflix yang tayang sepanjang Mei 2024.


Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

11 hari lalu

Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.


Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

11 hari lalu

Penulis Palestina Basim Khandaqji. Foto : X
Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

Penulis Palestina Basim Khandaqji, yang dipenjara 20 tahun lalu di Israel, memenangkan hadiah bergengsi fiksi Arab pada Ahad


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

12 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

12 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

Nama Joko Pinurbo mulai dikenal luas saat menerbitkan buku antologi puisi Celana pada 1999.


Maraknya Film Horor Tidak Meneror Pembaca Sastra Horor

12 hari lalu

Sejumlah penulis horor menggunakan beragam pendekatan dan penggalian ide dalam berkarya.
Maraknya Film Horor Tidak Meneror Pembaca Sastra Horor

Mengapa kenaikan jumlah peminat film horor tak sejalan dengan jumlah pembaca sastra horor?


Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

13 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

Sahabat dan juga teman dekat Joko Pinurbo dari kalangan sastrawan mengungkapkan duka mendalam melalui media sosial X, Sabtu, 27 April 2024.


Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Sang Anak Ungkap Keluhan di Paru-paru

13 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo saat menghadiri acara Kompasianival di Lippo Mall, Jakarta Timur, Sabtu, 21 Oktober 2017. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH
Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Sang Anak Ungkap Keluhan di Paru-paru

Sastrawan Joko Pinurbo alias Jokpin, berpulang pada usia 61 tahun, Sabtu pagi 27 April 2024 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta pukul 06.03 WIB.


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

21 hari lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni