TEMPO.CO, Bandung - Sebanyak lima seniman asal Bali menggelar pameran bersama di Galeri Orbital Dago Bandung. Berjudul Hidden Layers: Trace of Tradition in Contemporary Painting, pameran itu berlangsung sejak 15 November hingga 10 Desember 2023. “Karya-karya lukis dan cetak grafis dalam pameran ini adalah karya-karya seni rupa kontemporer,” kata kurator pameran Asmudjo Jono Irianto, Rabu 15 November 2023.
5 Karya Seniman Bali Representasikan Tradisi
Dari lima orang itu, empat di antaranya membuat karya lukis, yaitu Agus Mediana alias Cuprux, Darmika Solar, I.M. Agus Saputra, dan Kuncir Sathya Viku. Sementara Kadek Dwi Darmawan membuat karya grafis. “Dalam pameran lima seniman muda Bali ini, bisa diduga mereka akan membawa dan merepresentasikan ihwal tradisi,” ujarnya. Kentalnya pengaruh tradisi dalam keseharian masyarakat modern Bali merupakan keniscayaan.
Karya Kuncir dan Kadek menurut Asmudjo, kental dengan langgam tradisi. Sedangkan Cuprux dan Agus Saputra lebih bergaya Barat dengan karya bernuansa abstrak formal dan gaya realis. Adapun kekaryaan Darmika Solar berada di antara dua kecenderungan gaya tradisi dan modern. Kekaryaan dalam pameran ini tidak mudah dibaca narasi, metafor dan maknanya, karena seringkali persoalan yang disampaikan menjadi tersembunyi sehingga perlu penjelasan dari seniman atau kurator.
Lukisan berjudul' 'Before the Water Gets Too High L/R karya Kuncir, menggambarkankondisi kacau-balau zaman ini yaitu Kaliyuda atau kehancuran. Adapun pada grafis buatan Kadek berjudul 'The Curious Case of the Secrets of Time', muncul sosok makhluk hibrida yang ganjil sebagai metafora daro perkawinan silang antar budaya, tradisi, nilai, pengetahuan dan segala hal lainnya.
Lewat seri lukisan berjudul 'Holly Water', Darmika Solar mengangkat isu pentingnya air dalam kebudayaan Bali. Sementara Agus Saputra yang meramu gaya lokal, realis, dan surealis, menyusun humor dengan rasa pahit. Adapun karya Cuprux dalam pameran ini merefleksikan pertemuan harmonis antara tradisi dan modern.
Asmudjo menilai kekaryaan lima seniman muda asal Bali dalam pameran itu mendapatkan kekuatan identitasnya sebagai karya seni. Alasannya karena mereka memanfaatkan warisan dan persoalan tradisi yang menjadi salah satu modal bagi para seniman kontemporer Bali.
Pilihan Editor: IFI dan Goethe Institut Bandung Gelar Pameran Material Identities Karya 4 Desainer