TEMPO.CO, Yogyakarta - Bakal calon presiden Anies Baswedan menghadiri forum bertajuk Desak Anies yang digelar di Sleman, Yogyakarta, Ahad, 22 Oktober 2023. Dalam forum yang digelar Gerakan Bersama Indonesia dan Komunitas Ubah Bareng itu sekitar 200-an mahasiswa berbagai kampus hadir dan memberi pertanyaan acak kepada Anies.
Setelah menjawab berbagai pertanyaan mulai dari upah murah sampai sampah, Anies juga ditanya hal lain dalam forum itu. Jika harus memilih, Anies pilih Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur yang sedang disiapkan pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Yogyakarta yang romantis?
Jawaban Anies Pilih IKN Atau Yogyakarta?
"(Saya pilih) Yogyakarta, kalau diminta membandingkan (dengan kota) mana pun, tetap akan saya jawab Yogyakarta," kata Anies. "Apalagi IKN kan sekarang juga belum jadi kota," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan.
Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) telah merilis dokumen visi dan misi dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2024. Namun dalam dokumen itu, pasangan AMIN sama sekali tidak menyebut pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Suami Fery Farhati ini menuturkan jika dihadapkan pertanyaan yang membandingkan Yogyakarta dengan kota manapun termasuk IKN, ia memastikan akan memilih Yogyakarta karena ikatan historis perjalanan hidupnya. Seperti lagu KLA Project yang berjudul Yogyakarta, begini jawaban ayah empat anak itu.
"Yogyakarta bagian hati saya yang tidak pernah lepas," kata alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu. "Sampai selalu saya katakan berkali-kali, setiap sudut Yogyakarta itu romantis," kata Anies yang melewatkan masa mudanya di Yogyakarta itu.
Pulang ke kotamu...Ada setangkup haru dalam rindu. Masih seperti dulu. Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna. Terhanyut aku akan nostalgi...Saat kita sering luangkan waktu...Nikmati bersama...Suasana Jogja...
Kecintaan pada Yogyakarta
Anies mengatakan, kecintaannya pada Yogyakarta sebenarnya bukan sesuatu yang berlebihan. Ia melihat sendiri orang yang pernah tinggal di Yogya lama, pasti terdorong untuk kembali lagi bahkan menetap. "Banyak teman-teman saya yang dulu orang tuanya tugas di Yogya lalu pindah ke tempat lain, tapi anaknya terus sekolah di sini," kata dia.
Sambil menunggu si anak selesai sekolah hingga perguruan tinggi, kata Anies, orang tua yang purnatugas memilih kembali menetap di Yogya. "Situasi itu banyak saya temui saat masih bersekolah di SMP Negeri 5 di Kridosono, banyak yang kembali dan menetap di sini setelah pernah tugas di Yogya," kata Anies. Anies menuturkan, rata rata mereka yang kembali itu ingin menghabiskan masa tuanya di Yogya.
Dalam forum itu, Anies juga merespons soal kondisi upah murah sampai darurat sampah yang terjadi di Yogya. Yang membuat tak nyaman. "Kalau bicara upah minimum provinsi, itu ditetapkan pemerintah," kata Anies.
Pemerintah, kata Anies, perlu menumbuhkan sektor usaha non formal di Yogya dengan insentif. Seperti kemudahan izin untuk mikro dan kecil, pembebasan pajak bumi bangunan, dam pemberian akses kepada pembiayaan sektor non formal.
"Kesempatan usaha ini akan jadi solusi mengatasi upah murah, penghasilan yang didapat bukan hanya sebagai pekerja tetapi dengan membuat kegiatan usaha," ujarnya.
Pilihan Editor: Setiap Pekan Bersepeda hingga 100 Kilometer, Anies Baswedan Ketagihan