Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Perundungan dalam Namaku Alam, Novel Baru Leila S. Chudori Sempalan Pulang

image-gnews
Sampul Novel Namaku Alam karya Leila S. Chudori. Foto: Instagram LSC.
Sampul Novel Namaku Alam karya Leila S. Chudori. Foto: Instagram LSC.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebelas tahun dari terbitnya novel Pulang, tak lama lagi, Leila S. Chudori bakal segera menerbitkan novel baru berjudul Namaku Alam. Novel ini merupakan sempalan atau kisah lepasan dari salah satu karakter yang ada dalam novel Pulang. Bercerita tentang masa kecil Segara Alam, seorang anak tahanan politik yang sedari kecil tak putus dirundung lantaran latar belakang ayahnya yang ia kenal hingga berusia lima tahun.

Dari beberapa tokoh yang ada di novel Pulang, Leila memilih Alam lantaran menurutnya kisah masa kecil Alam hingga dewasa menarik untuk dikisahkan. “Di Pulang, Alam sudah dewasa tapi masih punya gejolak kemarahan namun sudah banyak diredam untuk menangani emosinya,” ujar Leila dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Kamis, 3 Agustus 2023. “Saya tertarik mendalami bagaimana caranya dia yang dari kecil di-bully bahkan ditodong senapan, sampai kemudian bisa mengatasi bully dari SD sampai SMA,” lanjut Leila.

Cerita Perundungan dalam Namaku Alam

Kisah masa kecil Alam yang erat dengan perundungan cukup jadi nuansa kental dalam novel ini. Alam kecil menurut Leila sama sekali belum bisa menangani emosinya. Namun ia mencoba tak menggunakan kekuatan fisik yang sebetulnya bisa dengan mudah ia pakai untuk menyelesaikan masalah karena tubuhnya lebih besar dari anak seusianya dan ia jago karate. Kondisi itu justru menurut Leila menjadi hal yang harus Alam atasi. Selain itu Alam punya kemampuan memori fotografik yang bagi awam mungkin mengasyikan, tapi tidak bagi Alam. “Itu mengapa saya memilih Alam sebagai fokus,” tutur Leila.

Cerita Era 80-an yang Tetap Relevan

Walau berlatar di tahun 70-80 an menurut Leila kisah Alam masih tetap relevan dengan kondisi saat ini. Salah satunya tentang perundungan. Kisah perundungan yang dialami Alam sebagai anak tapol menurut Leila bakal ditemui di sepanjang bab. “Saya tahu betul bully masih terjadi sampai sekarang, tidak hanya anak-anak bahkan orang dewasa ketika era makin canggih, ada sosial media, gadget, banyak orang mengalami bully,” tutur Leila. Bahkan ia merasa saat ini perundungan makin subur.

Leila menyebut Namaku Alam sebagai novel coming of age. Berkisah soal pergumulan remaja yang tumbuh dewasa di era 1980-an lengkap dengan segala urusan sekolah dan sistem pendidikan saat itu sampai persoalan mental khas remaja.

Lewat cerita Alam, Leila ingin mengisahkan seperti apa perundungan terjadi saat itu, bagaimana hal itu bisa terjadi, bagaimana seorang remaja penuh amarah mengatasi dendam lantaran keluarganya didiskriminasi sepanjang sejarah, dan mengapa banyak peristiwa masih relevan dengan saat ini.

Fiksi Berdasar Kisah Sejarah

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kisah Alam menurut Leila murni cerita fiksi yang ia reka. Namun, pengalaman Alam di novel ini diambil dari banyak cerita narasumber anak-anak tahanan politik 1965 yang pernah Leila wawancarai. “Pengalaman mereka saya jadikan satu, kisah beberapa orang saya jadikan satu,” kata Leila.

Cerita-cerita yang didengar dari para narasumber itu, menurut Leila adalah kisah yang paling melukai hatinya sebagai orang Indonesia. “Kenapa kita selalu berdarah-darah terus dari peristiwa 1965, 1998,” tuturnya. “Kenapa kita enggak bisa menyelesaikan sesuatu tanpa menggunakan kekerasan?” Diakui Leila, hal itulah yang membuatnya tak berhenti menuliskan kisah-kisah seperti ini.

Namaku Alam akan diterbitkan dalam dua jilid. Jilid pertama akan diluncurkan pada 20 September mendatang di Ubud Writers Festival 2023.

Pilihan Editor: Novel Leila Chudori, Laut Bercerita Sudah Dicetak 48 Kali dalam 5 Tahun, Penerbit: Luar Biasa

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

2 hari lalu

Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.


Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

3 hari lalu

Penulis Palestina Basim Khandaqji. Foto : X
Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

Penulis Palestina Basim Khandaqji, yang dipenjara 20 tahun lalu di Israel, memenangkan hadiah bergengsi fiksi Arab pada Ahad


Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

3 hari lalu

Penetapan tersangka dan ABH dalam kasus bullying geng pelajar Binus School Serpong di Mapolres Tangerang Selatan, Jumat 1 Maret 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

Kasus bullying atau perundungan di sekolah Internasional Binus School Serpong segera memasuki babak baru.


Sastrawan Yudhistira Massardi Berpulang, Berikut Karya dan Penghargaan Sepanjang Kariernya

28 hari lalu

Makam sastrawan Yudhistira Massardi di TPU Pedurenan, Bantar Gebang, Bekasi, Rabu, 3 April 2024. Foto: Istimewa
Sastrawan Yudhistira Massardi Berpulang, Berikut Karya dan Penghargaan Sepanjang Kariernya

Sastrawan Yudhistira Massardi meninggal dalam usia 70 tahun pada Selasa 2 April 2024 di RSUD Bekasi. Ini karya dan penghargaan yang diterimanya.


Karya Abadi Yudhistira Massardi, Arjuna Mencari Cinta dari Trilogi Novel Hingga Layar Lebar

28 hari lalu

Novel Arjuna Mencari Cinta karya Yudhistira Massardi. Gramedia
Karya Abadi Yudhistira Massardi, Arjuna Mencari Cinta dari Trilogi Novel Hingga Layar Lebar

Arjuna Mencari Cinta, novel populer karya Yudhistira Massardi pernah difilmkan pada 1979. Judul novelnya pernah dikutip jadi lagu dan sinetron.


KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

50 hari lalu

Ilustrasi persekusi, bullying. Shutterstock
KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

Sepanjang awal 2024, KPAI mencatat ada 46 kasus anak mengakhiri hidup akibat kekerasan anak, yang hampir separuhnya terjadi di satuan pendidikan.


Kuasa Hukum Korban Perundungan Geng Tai Binus School Serpong Minta 4 Pelaku Segera Ditahan

53 hari lalu

Geng Tai Binus School Serpong Beri Keuntungan ke Anggota: dari Uang Parkir hingga Derajat Dinaikkan
Kuasa Hukum Korban Perundungan Geng Tai Binus School Serpong Minta 4 Pelaku Segera Ditahan

Kuasa hukum korban perundungan Geng Tai SMA Binus School Serpong meminta agar empat tersangka segara ditahan.


Sudah Ada 9 Generasi, Aksi Perundungan di Geng Tai Muncul Sejak 4 Tahun Terakhir

53 hari lalu

Binus School Serpong. Tempo/Muhammad Iqbal
Sudah Ada 9 Generasi, Aksi Perundungan di Geng Tai Muncul Sejak 4 Tahun Terakhir

Aksi perundungan Geng Tai di Binus School Serpong sudah terjadi sejak empat tahun lalu.


Kasus Bullying Binus School, Korban Ingin Bergabung ke Geng GT untuk Dapat Tempat Parkir

54 hari lalu

Binus School Serpong. Tempo/Muhammad Iqbal
Kasus Bullying Binus School, Korban Ingin Bergabung ke Geng GT untuk Dapat Tempat Parkir

Polres Tangerang Selatan menetapkan delapan anak berhadapan dengan hukum (ABH) dan empat orang tersangka dalam kasus bullying di Binus School Serpong.


Artis VR dan AS Datangi Rumah Korban Bullying di Binus School Serpong, Minta Maaf atas Ulah Anaknya

54 hari lalu

Suasana di depan sekolah internasional Binus School Serpong pasca viralnya berita  perundungan di antara siswanya di Tangerang, Banten, Rabu, 21 Februari 2024. Pihak sekolah memastikan seluruh siswa yang terlibat kasus perundungan oleh geng pelajar Binus sudah dikeluarkan dari sekolah. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Artis VR dan AS Datangi Rumah Korban Bullying di Binus School Serpong, Minta Maaf atas Ulah Anaknya

Artis VR dan eks anggota DPR RI berinisial AS mendatangi rumah korban perundungan yang diduga dilakukan oleh anak-anak mereka di Binus Serpong