Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenang 3 Tahun Sapardi Djoko Damono Berpulang, Sastrawan dengan Berderet Ragam Kiprah

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Sapardi Djoko Damono merupakan Guru besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia itu meninggal pada pukul 9.17. Ucapan bela sungkawa dan kehilangan pun terus mengalir dari para penyair dan pesohor. Dok. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Sapardi Djoko Damono merupakan Guru besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia itu meninggal pada pukul 9.17. Ucapan bela sungkawa dan kehilangan pun terus mengalir dari para penyair dan pesohor. Dok. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sapardi Djoko Damono adalah penyair, dosen, kritikus sastra dan pakar sastra. Beberapa karya Sapardi Djoko Damono antara lain Duka-Mu Abadi (1969), Mata Pisau (1974), Perahu Kertas (1983), Sihir Hujan (1984), Hujan Bulan Juni (1994), dan Arloji (1998).

Selain mengajar sebagai dosen di beberapa kampus di Indonesia, Sapardi Djoko Damono aktif dalam berbagai lembaga seni dan sastra pada 1970-1980an.

SDD lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada 20 Maret 1940. Ia tumbuh besar di kota tersebut mulai SD hingga SMA dan pada akhirnya memutuskan untuk melanjutkan kuliah di UGM.

SDD sudah memiliki kebiasaan menulis sejak usianya masih  remaja dan sudah mengirimkan tulisannya ke berbagai macam majalah. Bahkan kebiasannya ini semakin berkembang ketika ia memasuki jurusan Sastra Barat di bidang Bahasa Inggris. Dengan proses tersebut tidak perlu diragukan bahwa karya-karyanya abadi dan membuatnya menjadi salah satu pujangga terkemuka.

Sebelum besar sebagai sastrawan, Sapardi pernah mengajar di IKIP Malang dalam kurun waktu 1964 hingga 1968. Ia juga pernah menjadi direktur pelaksana Yayasan Indonesia yang menerbitkan majalah Horison pada 1974. Setelah itu Sapardi kembali ke dunia pendidikan dan mengajar di UI. Ia juga pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Sastra UI periode 1995-1999.

Puisinya yang berjudul Aku Ingin menjadi salah satu puisi yang paling tertancap di pikiran pembaca-pembacanya. Ia mengatakan bahwa puisi ini ditulis dalam kurun waktu lima belas menit. Puisi SDD yang memilliki diksi romantis, tidak diragukan banyak yang mengaguminya terkhusus kawula muda.

Puisi Aku Ingin merupakan puisi yang tertuang di dalam buku Hujan Bulan Juni, buku ini sudah terbit sejak 1994. Bahkan buku ini juga sudah difilm kan pada 2017 lalu dengan judul yang sama pula. Tidak hanya bukunya, puisi Aku Ingin juga dialih wahanakan menjadi lagu, yang menyanyikannya duet alm. Ari Malibu dan Reda Gaudiamo. Bahkan lagu Jason Ranti dengan judul Lagunya Begini Nadanya Begitu terinspirasi dari puisi ini.

Hal ini membuat penyair Joko Pinurbo mengatakan, “Dia (Sapardi Djoko Damono) adalah salah satu rasul utama dalam kesusasteraan Indonesia.”

Dengan banyaknya tulisan yang telah dibukukan membuat Sapardi meraih beragam penghargaan yaitu anugerah SEA Write Award pada 1986 dan penghargaan dari Achmad Bakrie pada 2003.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada 1996 ia memperoleh Kalyana Kretya dari Menristek RI. Tahun 2003 Sapardi mendapat penghargaan The Achmad Bakrie Award for Literature dan tahun 2004 Sapardi memperoleh Khatulistiwa Award. Pada tahun 2012, Sapardi juga mendapat penghargaan dari Akademi Jakarta.

Penyair Joko Pinurbo pun juga mengungkapkan kekagumannya terhadap Sapardi. Sebagaimana dilansir dari Majalah Tempo, Sapardi merupakan penyair aliran lirisisme, yang dimulai oleh Amir Hamzah dan Chairil Anwar. Puisi-puisinya terdiri dari sajak sederhana, tetapi berhasil membuat banyak orang kagum.

“Dia (Sapardi) adalah salah satu rasul utama dunia puisi Indonesia,” ujar Penyair Joko Pinurbo sebagaimana dikutip dari Majalah Tempo, 19 Juli 2021. Sapardi meninggal dunia pada 19 Juli 2020. Berikut salah satu puisinya yang paling dikenal publik Indonesia.

Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu.

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu.

Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu.

TIM TEMPO
Pilihan editor: Tampil di Google Doodle, Ini 7 Fakta Sang Sastrawan Sapardi Djoko Damono

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Satu Hari Bersama Joko Pinurbo di Seminari Mertoyudan

23 jam lalu

Joko Pinurbo. Foto: Instagram.
Satu Hari Bersama Joko Pinurbo di Seminari Mertoyudan

Berikut perjalanan Tempo dengan penyair Joko Pinurbo di Seminari Mertoyudan, sebelas tahun lalu.


Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

4 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

Dekan FISIP Untan meminta sivitas akademika agar tak mengumbar info soal dosen yang diduga jadi joki nilai.


Ramai Dugaan Pencatutan Nama Dosen Malaysia oleh Dekan Unas di Publikasi Ilmiah

17 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Ramai Dugaan Pencatutan Nama Dosen Malaysia oleh Dekan Unas di Publikasi Ilmiah

Dugaan pencatutan oleh Dekan Unas itu terdapat dalam laporan yang dikeluarkan Retraction Watch, Rabu 10 April 2024.


Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

39 hari lalu

Aktor Koutaro Kakimoto (kiri), Velove Vexia, dan sutradara Hestu Saputra dalam Meet and Greet Film Hujan Bulan Juni di Jakarta, 1 November 2017. Film ini bercerita tentang kisah cinta dosen bernama Pingkan (Velove Vexia), dengan sang kekasih Sarwono (Adipati Dolken). Tempo/ Fakhri Hermansyah
Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono telah bermetamorfosa dalam banyak bentuk, mulai dari komik, novel, hingga film.


Mengenang Pujangga Sapardi Djoko Damono, Tentang Hujan Bulan Juni dan Lainnya

39 hari lalu

Sapardi Djoko Damono saat acara Meet and Greet film Hujan Bulan Juni di Jakarta 1 November 2017. Tempo/ Fakhri Hermansyah
Mengenang Pujangga Sapardi Djoko Damono, Tentang Hujan Bulan Juni dan Lainnya

Sastrawan Sapardi Djoko Damono lahir di Kampung Baturono, Solo, 20 Maret 1940. Berikut kiprah sang pujangga.


7 Penyair Legendaris Indonesia Paling Terkenal

24 Oktober 2023

Mural Chairil Anwar kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa, 13 November 2018. TEMPO/Muhammad Hidayat
7 Penyair Legendaris Indonesia Paling Terkenal

Deretan penyair Indonesia yang paling terkenal


Dekan Fakultas Geografi UGM Raih Penghargaan Bergengsi dari Institusi Prancis

19 Oktober 2023

Dosen dan peneliti UGM yang juga merupakan Dekan Fakultas Geografi, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., menjadi salah satu penerima penghargaan bergengsi dari Les Academies Des Sciences Institut de France, Grand Prix Tremplin-ASEAN. UGM.ac.id
Dekan Fakultas Geografi UGM Raih Penghargaan Bergengsi dari Institusi Prancis

Dekan Fakultas Geografi UGM menerima penghargaan bergengsi dari Les Academies Des Sciences Institut de France, Grand Prix Tremplin-ASEAN.


Mengenal Kritik Sastra dan Fungsinya

7 Oktober 2023

Ilustrasi buku kritik sastra. UT
Mengenal Kritik Sastra dan Fungsinya

Biasanya, kritik sastra hanya dilakukan oleh para kritikus sastra yang sudah terampil dan memiliki ilmu pengetahun tentang sastra yang kompeten.


9 Puisi Sapardi Djoko Damono Ini Tak Lekang oleh Zaman

27 September 2023

Sapardi Djoko Damono merupakan Guru besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia itu meninggal pada pukul 9.17. Ucapan bela sungkawa dan kehilangan pun terus mengalir dari para penyair dan pesohor. Dok. TEMPO/Fakhri Hermansyah
9 Puisi Sapardi Djoko Damono Ini Tak Lekang oleh Zaman

Sederet puisi indah milik Sastrawan Sapardi Djoko Damono ini tak lekang oleh zaman dan menempati tempat khusus di hati penggemarnya.


UI Umumkan Dua Bakal Calon Dekan Fakultas Hukum 2023 - 2027

8 Mei 2023

Ilustrasi Kampus Universitas Indonesia 2022. (DOK. HUMAS UI)
UI Umumkan Dua Bakal Calon Dekan Fakultas Hukum 2023 - 2027

FHUI umumkan dua nama calon dekan periode 2023 - 2027. Berikut profilnya.