Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

85 Tahun Titiek Puspa, Siapakah nama Asli Artis Serba Bisa ini?

(Irama Nusantara/C.V. RIA NADA)
(Irama Nusantara/C.V. RIA NADA)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaTitiek Puspa merupakan seorang penyanyi legendaris pop Indonesia, yang lahir di Kalimantan Selatan, 1 November 1937 dengan nama lahir Sudarwati. Walaupun dia lahir di tanah Kalimantan, ia memiliki darah Jawa yang amat kental. Ayahnya bernama Tugeno Puspowidjojo, seorang mantri dari Kutoarjo, Purworejo. Sementara ibunya, Siti Mariam perempuan asal Trenggalek yang dikenal tabah dan taat kepada suaminya.

Baru tiga bulan umur Sudarwati, keluarga Tugeno harus meninggalkan Kalimantan untuk hijrah ke Semarang karena Tugeno mendapatkan pekerjaan di Centraal Burgerlijke Ziekenhuiz yang sekarang dikenal sebagai Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi.

Disarikan dari ejournal3.undip.ac.id, pekerjaan Tugeno di Semarang terbilang cukup baik. Gajinya lebih dari cukup untuk menghidupi istri dan anak-anaknya. Akan tetapi, keadaan berubah ketika Jepang menduduki Jawa pada 1942. Keluarga Tugeno harus merasakan kesengsaraan yang luar biasa akibat kebijakan Militer Jepang.

Salah satu kebijakan yang membuat rakyat sengsara adalah kebijakan produksi dan pendistribusian beras. Saat itu militer Jepang benar-benar mengatur secara ketat pendistribusian beras. Beras berkualitas terbaik dari Jawa dikirim ke luar Jawa untuk mendukung perang. Sebagai akibatnya, banyak orang-orang tergeletak di jalanan karena kelaparan.

Keluarga Tugeno tergolong beruntung karena Mariam adalah istri yang tekun. Ia sudah memperkirakan kehidupan di esok hari yang serba tidak pasti. Oleh sebab itu, ia tidak pernah membelanjakan penghasilan suaminya sampai habis.

Selain itu, ia juga sering membuat kue-kue kecil untuk dijual. Sudarwati kecil dan kakak laki-lakinya yang menjajakan dagangan Mariam. Berkat keuletan Mariam, Sudarwati dan kakak-kakaknya luput dari kelaparan. Namun demikian, orang-orang yang kelaparan hingga mati dan tergeletak di jalan adalah pemandangan yang tidak luput dari pandangan Sudarwati kecil.

Setelah menetap di Kranggan, Sudarwati kembali melanjutkan pendidikan yang terpaksa terhenti karena beberapa kali harus pindah dari satu kota ke kota lain. Sudarwati belajar di Temanggung dari kelas dua sampai kelas empat SD. Kemudian ayahnya memutuskan untuk mengirim putrinya ke Magelang agar Sudarwati mendapatkan sekolah yang lebih baik. 

Sudarwati kecil berangkat ke Magelang setiap pagi dan pulang ke Kranggan menjelang sore dengan menggunakan kereta api. Di sanalah ia mulai menemukan bakatnya di dunia musik.

Dalam perjalanan pulang dari Magelang, sore itu semua penumpang di kereta tampak amat lelah dan memejamkan mata, termasuk Sudarwati.

Namun ternyata suara jes-jes dan bunyi asap yang keluar dari selongsong terdengar seperti nada baginya. Deru mesin yang mendengung justru ikut serta menjadi instrumen. 

Baca: Titiek Puspa Menjadi Legenda Diri Sendiri

Jalan Panjang Titiek Puspa

Titiek Puspa memulai karirnya di dunia tarik suara dengan mengikuti lomba bintang pelajar. Pada perlombaan tersebut, Titiek mengalahkan pesaingnya yang rata-rata adalah murid SMA. Kemenangan itu benar-benar menjadi batu loncatan baginya. Ia kemudian melanjutkan kiprahnya dengan mengikuti berbagai macam lomba menyanyi lainnya.

Setelah berhasil menjuarai berbagai perlombaan menyanyi, ia pun memberanikan diri untuk tampil di panggung yang lebih besar dengan berpartisipasi pada Pemilihan Bintang Radio Tingkat Daerah 1954 yang diselenggarakan oleh RRI. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun sayang, saat itu Titiek gagal pada babak penyaringan pertama karena tidak dapat mengingat lirik dengan baik dan hanya berdiri seperti patung di atas panggung. Setelah berdiri di atas panggung beberapa menit, Titiek dinyatakan gugur oleh juri.

Kemudian seperti mendapatkan kesempatan kedua, setelah malam final RRI mengadakan panggung gembira sebagai malam puncak Pemilihan Bintang Radio. Meskipun telah gagal, Titiek tetap diberi kesempatan untuk tampil. Sjaiful Bahri sendiri yang meminta Titiek untuk tampil. Menurut Sjaiful, Titiek adalah seorang penyanyi yang berbakat.

Setelah melihat penampilan Titiek Puspa, RRI Jakarta tertarik untuk mengangkatnya sebagai tenaga honorer. Pengangkatannya juga berdasar pada jumlah penggemar Titiek di Jakarta yang termasuk banyak. 

Setelah diangkat menjadi tenaga honorer, Titiek ditugaskan untuk menjadi pengisi acara tetap di RRI sesuai jadwal yang telah ditentukan. Jadwal itu meliputi rekaman dan siaran musik langsung.

Pada Desember 1960, Titiek berkesempatan menjadi salah satu anggota tim budaya Indonesia untuk melakukan kunjungan muhibah seni ke Malaysia atau dikenal dengan Misi Muhibah Kebudayaan Indonesia. 

Radio Malaya bekerja sama dengan Bagian Informasi Kedutaan Indonesia di Kuala Lumpur merancang sebuah tur untuk rombongan dari Indonesia yang berjumlah 65 orang. Mereka adalah para bintang pop terbaik RRI yang mendapatkan undangan dari pemerintah Malaya. 

Lawatan seni ke negara-negara persekutuan Melayu terselenggara berkat dukungan dari pemerintah, meskipun misi tersebut sebenarnya bukan termasuk dalam misi kebudayaan yang diprogramkan oleh Pemerintah Indonesia. 

Titiek yang tergabung dalam rombongan muhibah seni ke negara Malaya tersebut kemudian membentuk Orkes Puspa Sari. Sejumlah penyanyi dan komponis terkenal seperti Sri Redjeki, Sam Saimun, Said Efendi, Iskandar, Sjaiful Bahri, dan Bing Slamet turut serta dalam lawatan tersebut. Akhirnya, Titiek lahir dan tumbuh bersama penyanyi-penyanyi Indonesia terkenal yang dahulu dikaguminya.

ANNISA FIRDAUSI 

Baca juga: Jawaban Bijak Titiek Puspa Soal Sebab Lagu Zaman Dulu Berumur Panjang

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


32 Biksu Thudong dari Thailand ke Borobudur: Singgah di Vihara Shima Semarang, Laksanakan Pindapata

5 jam lalu

Biksu yang mengikuti ritual Thudong menyapa warga di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat 26 Mei 2023. Sebanyak 32 biksu tiba di Kabupaten Batang dan akan bermalam di salah satu gereja di wilayah Banyuputih sebelum melanjutkan perjalanan menuju Candi Borobudur dalam rangka menyambut Hari Raya Waisak pada 4 Juni mendatang. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
32 Biksu Thudong dari Thailand ke Borobudur: Singgah di Vihara Shima Semarang, Laksanakan Pindapata

32 biksu yang sedang menjalani Thudong singgah Vihara Shima 2500 Buddha Jayanti untuk melaksanakan tradisi Pindapata.


Data BMKG: Gempa Terkini Kembali Menggoyang Lemah Banyubiru di Semarang

22 jam lalu

Ilustrasi gempa. abcnews.com
Data BMKG: Gempa Terkini Kembali Menggoyang Lemah Banyubiru di Semarang

BMKG mencatat guncangan gempa terkini yang bisa dirasakan kembali terjadi di Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.


Rombongan Biksu Thudong Tiba di Semarang, Warga Persembahkan Makanan hingga Jas Hujan

1 hari lalu

Biksu yang mengikuti ritual Thudong berbagi makanan dengan anak-anak saat tiba di Koramil 10 Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis 25 Mei 2023. Sebanyak 32 biksu beristirahat sejenak dan mengikuti serangkaian cek kesehatan di Koramil 10 Wiradesa sebelum melanjutkan ritual perjalanan dari Kota Nakhon Si Thammarat Thailand menuju Candi Borobudur dalam rangka menyambut Hari Raya Waisak pada 4 Juni mendatang. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
Rombongan Biksu Thudong Tiba di Semarang, Warga Persembahkan Makanan hingga Jas Hujan

Rombongan biksu atau bhikkhu yang sedang menjalankan Thudong tiba di Kota Semarang pada Ahad, 28 Mei 2023.


Warga Semarang Rasakan Guncangan Gempa Subuh, Ini Data BMKG

2 hari lalu

Ilustrasi gempa. abcnews.com
Warga Semarang Rasakan Guncangan Gempa Subuh, Ini Data BMKG

Gempa terkini dirasakan warga di sekitar Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Terasa sampai empat kali. Ingatkan kembali gempa swarm 2021.


9 Bulan Kasus Pembunuhan Iwan Budi Paulus, PNS Saksi Korupsi, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

4 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
9 Bulan Kasus Pembunuhan Iwan Budi Paulus, PNS Saksi Korupsi, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Hingga kini pelaku pembunuhan tersebut masih bebas berkeliaran.


Pengunjung Series OLX Autos IMX 2023 di Semarang Capai 8.000 Orang

5 hari lalu

OLX Autos IMX 2023: Semarang Car Meetup. (Foto: NMAA)
Pengunjung Series OLX Autos IMX 2023 di Semarang Capai 8.000 Orang

Ajang Series OLX Autos Indonesia Modification & Lifestyle Expo (OLX Autos IMX 2023) telah digelar di Kota Semarang pada Sabtu, 20 Mei 2023.


Rob Kembali Rendam Kampung di Pesisir Semarang

5 hari lalu

Banjir rob menggenangi Jalan Pantura Semarang-Demak pada Ahad, 14 Mei 2023. Tempo/Jamal Abdun Nashr
Rob Kembali Rendam Kampung di Pesisir Semarang

Banjir rob kembali menerjang kawasan pesisir Semarang. Para siswa eskolah pun harus mengangkat celananya tinggi-tinggi menghindari rob.


9 Saksi Penghuni Kos Diperiksa di Kasus Meninggalnya Anak Pj Gubernur Papua Pegunungan

6 hari lalu

Ilustrasi tewas/meninggal/mayat. Shutterstock
9 Saksi Penghuni Kos Diperiksa di Kasus Meninggalnya Anak Pj Gubernur Papua Pegunungan

Sembilan saksi dalam kasus tewasnya anak Pj Gubernur Papua Pegunungan adalah mahasiswa dan mahasiswi dari tetangga kos tersangka


Duka Pj Gubernur Papua Pegunungan Sang Putri Ditemukan Tewas, Ini Profil Nikolaus Kondomo

6 hari lalu

Pj Gubernur Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo. Foto: Istimewa
Duka Pj Gubernur Papua Pegunungan Sang Putri Ditemukan Tewas, Ini Profil Nikolaus Kondomo

Anak Nikolous Kondomo, Pj Gubernur Papua Pegunungan meninggal di Semarang. Apa penyebabnya?


Pembunuhan Anak Pjs Gubernur Papua Pegunungan: Polisi Sebut Ada Dugaan Pemerkosaan, Tersangka Bilang Tak Ada Paksaan

7 hari lalu

Ilustrasi mayat. AFP/JEFF PACHOUD
Pembunuhan Anak Pjs Gubernur Papua Pegunungan: Polisi Sebut Ada Dugaan Pemerkosaan, Tersangka Bilang Tak Ada Paksaan

Polisi mendalami kasus pembunuhan anak Penjabat Gubernur Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo berinisial ABK, 16 tahun, meninggal di kosan kenalannya