TEMPO.CO, Jakarta - Perbincangan perihal sulap kembali mencuat ke muka publik belakangan ini. Hal ini disebabkan perseteruan antara Pesulap Merah dan Gus Samsudin.
Semuanya berawal ketika Marcel Radhival atau Pesulap Merah menyangsikan kesaktian Gus Syamsudin dan berupaya untuk membuktikannya secara langsung. Dikutip dari Antara News, Pesulap Merah datang langsung ke Padepokan Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin di Blitar, Jawa Timur, tetapi dihadang oleh beberapa orang dari padepokan tersebut.
Tokoh Sulap di Indonesia
Sebelum nama Pesulap Merah ramai diperbincangkan publik, masyarakat Indonesia sempat mengenal beberapa nama tokoh lain yang tak jauh-jauh dari aksi sulap, seperti Romy Rafael, Deddy Corbuzier, Demian Aditya, Joe Sandy, dan sebagainya.
Walaupun masyarakat awam kerap kali merujuk nama-nama mereka sebagai pesulap, sebenarnya masing-masing orang tersebut memiliki klaim berbeda atas titel yang disematkan.
Misalnya, Deddy Corbuzier kerap menyebut dirinya sebagai mentalis, Demian Aditya lebih nyaman disebut sebagai ilusionis, dan Romy Rafael yang lebih dikenal berkat aksi hipnosisnya. Lantas, apa yang membedakan antara pesulap, mentalis, dan ilusionis?
Perbedaan Pesulap, Ilusionis, dan Mentalis
Dikutip dari laman Action Entertainment, ilusionis biasanya diasosiasikan dengan seorang penampil atau performer yang menggunakan alat peraga besar di atas panggung dan sering membutuhkan satu atau lebih asisten.
Salah satu kunci utama dari aksi seorang ilusionis adalah seni tipuan mata. Artinya, penampilan jenis ini biasanya tidak terkendala oleh hambatan bahasa dan siapa pun yang bisa melihat, bisa menikmati pertunjukan.
Dalam dunia hiburan, istilah ilusionis kerap dipadankan dengan istilah pesulap. Walaupun keduanya sama-sama menunjukkan trik yang memukau dan membuat otak berpikir, keduanya memiliki perbedaan cukup mendasar.
Action Entertainment menjelaskan bahwa penampil yang menjuluki diri sebagai pesulap biasanya tampil secara mandiri tanpa asisten dan menggunakan jenis-jenis properti yang lebih kecil. Kecepatan tangan, trik kartu, ataupun keajaiban menarik kelinci dari dalam topi biasanya menjadi ciri khas pertunjukan seorang pesulap.
Namun, seiring perkembangan zaman, salah satu genre sampingan dari pesulap yang cukup populer belakangan ini adalah pesulap komedi. Sederhananya, penampil tersebut akan memadukan atraksi sulap yang dibalut humor agar menjangkau lebih banyak jenis penonton dan lebih menghibur.
Terakhir, tidak jauh berbeda dengan pesulap, tetapi lebih mengandalkan kalimat-kalimat dan intonasi persuasi biasanya disebut sebagai mentalis.
Perbedaan utama mentalis dengan dua jenis penampil sebelumnya adalah alih-alih menggunakan kecepatan dan permainan kartu, mentalis lebih suka membuat penonton terheran-heran dengan keterampilan mental yang halus atau biasa disebut sebagai ilusi psikologis.
Dalam beberapa penampilan, biasanya mentalis tidak mengandalkan properti yang besar sehingga instruksi-instruksi atau kalimat persuasi dapat terhambat oleh kendala bahasa. Itulah perbedaan antara pesulap, ilusionis, dan mentalis. Secara umum, ketiganya dapat dibedakan berdasarkan pokok pertunjukan yang ditampilkan, trik yang dimainkan, dan properti yang digunakan.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN
Baca: Pesulap Merah Dilaporkan Persatuan Dukun, Ini Kata Polisi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.