TEMPO.CO, Jakarta - Musikus multi-instrumentalis Garna Ra (Garna Raditya), yang juga dikenal sebagai vokalis dan gitaris band grindcore AK//47, merilis album keduanya yang bercorak postrock. Album bertajuk “Sambal dari Surga” tersebut diluncurkan secara digital.
Lewat surat elektronik, Garna Ra yang kini tinggal di Amerika Serikat, bercerita bahwa dalam dua tahun terakhir ia melakukan eksplorasi musik dan mencoba memproduksi musik sendiri. Hal itu ia lakukan akibat situasi pandemi, di mana Garna kesulitan menemukan kesempatan dan teman bermain musik. “Akhirnya saya belajar memproduksi musik sendiri.”
Dari situ, Garna melanjutkan aktivitas bermusiknya sampai menciptakan sejumlah lagu dengan berbagai aliran. “Setelah dikumpulkan, ada beberapa diantaranya yang dapat diproyeksikan menjadi album trilogi instrumental dengan menggunakan aktivitas fotografinya sebagai visual pendukungnya,” kata Garna menjelaskan latar belakang penciptaan album bercorak postrock tersebut.
Di album “Sambal dari Surga” yang merupakan album musik solo kedua Garna, terdapat enam lagu instrumental. Lagu berjudul “Menanam yang Baik” dipilih sebagai single untuk video musik. Peluncuran mini album kedua ini, kata Garna, akan diikuti dengan peluncuran album berikutnya pada akhir Mei ini.
Musikus Garna Raditya (Garna Ra). Dok. Istimewa
Ihwal album “Sambal dari Surga”, Garna bercerita, tercipta dari pengalaman pribadinya sebagai diaspora Indonesia yang tinggal di Negeri Abang Sam selama lebih dari enam tahun. Judul album yang unik itu diambil karena perkara ketersediaan sambal, bagi sang musikus, menjadi hal yang krusial dalam kehidupannya di Amerika Serikat. “Selain harus cerdik bertahan hidup sebagai imigran.”
Imaji Garna soal sambal tersebut, mengantarkan Garna ke masakan rumah, angkringan, warteg dekat kampus, dan semua kenangan makanan bersambal di indonesia. “Pada suatu ketika saya membuat sambal, ada kalanya hasilnya kurang sedap. Tapi ada kalanya juga hasilnya enak dan sempurna. Rasanya itu diibaratkan seperti dari surga,” Garna berseloroh.
Adapun, terkait corak musik yang dihadirkan Garna dalam album ini, ia menyebut banyak menggunakan bumbu musik rock progresif (prog-rock). Nuansa itu muncul pada lagu berjudul “Melamun di Dapur”, “Dipanggil Pelangi”, “Memeluk Pohon Keramat”, dan “Jalan Santai Sesantai-santainya.” Menurut Garna, ia sengaja memilih judul-judul unik tersebut. “Saya ingin bermain-main dengan judul, karena ini menjadi tema dalam aktivitas musik dan fotografi."
Album musik Garna yang corak musiknya berbeda dengan AK//47 ini, kata dia, banyak terinspirasi dari grup-grup musik beraliran math-rock atau post-rock asal Jepang. Secara benang merah, kata Garna, album ke dua ini sama dengan album solo pertamanya “Benua yang Sunyi” yang dirilis pada 2015. “Album-album ini berbasis gitar sebagai instrumen utamanya.
Meski begitu, Garna menjanjikan kejutan pada album ketiga nanti yang diberi tajuk “Benda-benda Tajam Melayang di Awan”. Album ini, ia menambahkan, akan lebih bersifat eksperimental dan bercorak dark ambient/noise. Karya terbaru Garna Ra dalam album “Sambal dari Surga” dapat disimak melalui tautan ini.