Praktik-praktik pagan ini sejajar dengan kremasi epik Yunani dan Romawi.
Setelah konversi Islandia ke Kristen pada tahun 1000 Masehi. Kremasi jarang terjadi di Eropa Barat sampai abad ke-19, kecuali dalam keadaan darurat. Selama pecahnya Black Death pada tahun 1656, 60.000 korban dibakar di Naples selama satu minggu.
Kremasi modern
Kremasi dengan cara modern sangat berbeda. Pembakaran jenazah secara terbuka tidak digunakan, sebaliknya, tubuh ditempatkan di ruangan tertutup di mana terdapat panas yang hebat yang mengubahnya dalam satu atau dua jam hingga menjadi abu putih.
Keluarga jenazah dapat menyebarnya di taman atau tempat pilihan lainnya, atau ditempatkan di guci dan disimpan di rumah, atau dibawa ke pemakaman atau juga disebut columbarium.
Kebangkitan minat dalam kremasi di Eropa dan Amerika Serikat dimulai pada tahun 1874, ketika ahli bedah Ratu Victoria, Sir Henry Thompson, menerbitkan bukunya yang berpengaruh Cremation: The Treatment of the Body After Death.
Dia juga mengorganisir Cremation Society of England bekerja sama dengan Anthony Trollope, Sir John Tenniel,adipati Bedford dan Westminster, dan kritikus mengartikulasikan lainnya dari praktik penguburan.
Meskipun baru pada tahun 1884 pengadilan Inggris pertama kali memutuskan kremasi sebagai prosedur hukum,ia memenangkan dukungan langsung di kedua sisi Atlantik.
WILDA HASANAH
Baca juga : Dua Selebgram Luar Bernama Sama Laura Anna Kewalahan Diserbu Ungkapan Duka Cita
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.