Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah Hari Ini: Lahirnya DN Aidit

image-gnews
Dipa Nusantara Aidit. wikipedia. org
Dipa Nusantara Aidit. wikipedia. org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dipa Nusantara Aidit atau dikenal sebagai DN Aidit, lahir pada hari ini 98 tahun silam di Pulau Bangka, 30 Juli 1923. Ia dikenal sebagai seorang anggota Komunis Internasional (Komintern) dan pemimpin Ketua Central Comitte Partai Komunis Indonesia (CC-PKI) pada 1954.

Aidit lahir dari keluarga terpandang. Ayahnya, Abdullah Aidit, seorang pemimpin gerakan pemuda di Belitung untuk melawan Belanda. Setelah kemerdekaan, Abdullah pernah menjadi anggota DPR sementara mewakili rakyat Belitung dan mendirikan perkumpulan keagamaan Nurul Islam yang berorientasi kepada Muhammadiyah.

Melihat latar belakang ayahnya, sosok bernama asli Achmad Aidit ini sudah khatam mengaji sejak kecil. Di masa kecilnya, Aidit juga menempuh pendidikan Belanda dari ayahnya.

Mengutip dari laman Perpustakaan Nasional, menjelang dewasa, Aidit mengganti namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit dan memutuskan meninggalkan Belitung untuk pergi ke Jakarta. Pada 1940, Aidit mendirikan perpustakaan "Antara" di daerah Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat.

Setelah itu, ia menempuh pendidikan di Sekolah Dagang (Handelsschool). Aidit belajar teori politik Marxis melalui Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda yang belakangan berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia. Ketika belajar teori politik Marxis ini, Aidit bertemu dengan tokoh-tokoh politik Indonesia seperti  Adam Malik, Chaerul Saleh, Bung Karno, Bung Hatta, dan Mohammad Yamin.

Meskipun Aidit seorang Marxis dan anggota Komunis Internasional, ia mengikuti paham Marhaenisme Soekarno. Aidit membiarkan partainya berkembang tanpa menunjukkan keinginan untuk merebut kekuasaan.  Sebagai dukungannya terhadap Soekarno, ia berhasil menjadi menjadi Sekretaris Jenderal PKI hingga Ketua.

Di bawah kepemimpinannya PKI menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia, setelah Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Ia mengembangkan sejumlah program untuk berbagai kelompok masyarakat, seperti Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), dan Lekra.

Berkat program programnya untuk rakyat kecil, Aidit dan PKI berhasil memperoleh banyak pengikut dan dukungan pada kampanye Pemilu 1955.  Dalam dasawarsa berikutnya, PKI menjadi pengimbang dari unsur-unsur konservatif di antara partai-partai politik Islam dan militer.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada tahun 1965, PKI menjadi partai politik terbesar di Indonesia dan menjadi semakin berani dalam memperlihatkan kecenderungannya terhadap kekuasaan.

Pada tanggal 30 September 1965, terjadi lah penculikan dan pembunuhan enam orang jenderal dan seorang kapten. Tragedi ini dilakukan suatu kelompok militer pimpinan Letnan Kolonel Untung.  Peristiwa ini dikenal sebagai Peristiwa G-30-S PKI.

Pemerintah Orde Baru di bawah Jenderal Soeharto mengeluarkan versi resmi bahwa PKI dan Aidit sebagai pimpinan partai. Namun tuduhan tersebut tidak terbukti, karena ketika Aidit diburu oleh tentara, ia meninggal dalam pengejaran tersebut ketika melarikan diri ke Yogyakarta.

Penangkapan serta kematian Aidit terdapat beberapa versi. Ada versi yang menyebutkan, Aidit tertangkap di Jawa Tengah, lalu dibawa oleh sebuah batalyon Kostrad ke Boyolali. Kemudian Aidit dibunuh di dekat sebuah sumur. Versi yang lain mengatakan bahwa ia diledakkan bersama-sama dengan rumah tempat ia ditahan. Aidit dinyatakan meninggal pada 22 November 1965, hingga sekarang tidak diketahui di mana jenazahnya dimakamkan.

WILDA HASANAH

Baca juga:

Geger Baliho Enak Zaman PKI Kades di Sragen, Bupati Minta Pemeriksaan Kejiwaan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

20 jam lalu

Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia ke-6. Wikipedia
Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

Pencetus THR adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi. Siapa dia? Bagaimana kiprahnya?


Sosok Al-Kindi yang Disebut Sebagai Filsuf Pertama dalam Peradaban Islam

23 jam lalu

Mengenal Al-Kindi, filsuf muslim yang telah menulis banyak karya dari berbagai bidang ilmu, dengan jumlah sekitar 260 judul. Foto: NU Online
Sosok Al-Kindi yang Disebut Sebagai Filsuf Pertama dalam Peradaban Islam

Mengenal Al-Kindi, filsuf muslim yang telah menulis banyak karya dari berbagai bidang ilmu, dengan jumlah sekitar 260 judul.


Pintu Masuk Prajurit TNI - Polri Duduki Jabatan Sipil, Ingat Kembali Strategi Dwifungsi ABRI Orde Baru

1 hari lalu

Apel Gelar Pasukan Skala Besar Pengamanan Pemilu di Lapangan Benteng Medan, Kamis 11 April 2019. Tempo/Sahat Simatupang
Pintu Masuk Prajurit TNI - Polri Duduki Jabatan Sipil, Ingat Kembali Strategi Dwifungsi ABRI Orde Baru

Dwifungsi ABRI merupakan jabatan ganda prajurit TNI dan Polri sehingga mendapatkan jabatan sipil, hal itu muncul pada zaman Orde Baru. Muncul lagi?


58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

5 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

Pada 12 Maret 1966, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967. Ini menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno, berganti Orde Baru


Apakah itu Yayasan Supersemar, Kasus Apa yang Membelitnya? Berikut Kronologinya

6 hari lalu

Kantor Yayasan Supersemar di Gedung Granadi lantai 4, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu, 8 April 2009. dok/ Yosep Arkian
Apakah itu Yayasan Supersemar, Kasus Apa yang Membelitnya? Berikut Kronologinya

Indonesia pernah diguncangkan dengan kasus penyelewangan dana yang dilakukan kroni Soeharto. Yayasan Supersemar kemudian jadi masalah.


Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

6 hari lalu

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

Kilas balik Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar, ada 3 jenderal yang bertemu Sukarno sebelumnya di Istana Bogor. Siapa mereka?


Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

7 hari lalu

Film Djakarta 1966. imdb.com
Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer


Fakta dan Peristiwa Supersemar, 3 Poin Penting Surat Perintah Sebelas Maret Sukarno kepada Soeharto

8 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
Fakta dan Peristiwa Supersemar, 3 Poin Penting Surat Perintah Sebelas Maret Sukarno kepada Soeharto

Fakta dan peristiwa Supersemar atau surat perintah 11 Maret yang menandai lengsernya Sukarno. Berikut 3 poin Supersemar Bung Karno kepada Soeharto.


58 Tahun Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret, Apa Isinya?

8 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
58 Tahun Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret, Apa Isinya?

Bagaimana isi Supersemar yang diberikan Sukarno kepada Soeharto 11 Maret 1966?


Ramadan di Masjid Jogokariyan, Ini Profil Masjid yang dikenal Melalui KRJ

8 hari lalu

Masjid Jogokariyan Yogyakarta menyediakan ribuan porsi menu buka gratis setiap hari selama Ramadan. TEMPO | Pribadi Wicaksono.
Ramadan di Masjid Jogokariyan, Ini Profil Masjid yang dikenal Melalui KRJ

Bagaimana sejarah dan proses pembangunan Masjid Jogokariyan yang populer ini? Apa pula KRJ yang diadakan setiap Ramadan?