TEMPO.CO, Jakarta - IM Levy Rozman, pemilik akun GothamChess menyatakan percaya dengan analisis Chess.com yang menutup akun Dewa Kipas karena menilai telah bertindak curang. Hal itu diungkapkannya saat menjadi tamu di podcast Close the Door Deddy Corbuzier dan ditayangkan pada Kamis, 18 Maret 2021.
Pecatur asal Amerika Serikat yang menerima gelar International Master itu mengakui, ia menerima banyak serangan dari netizen Indonesia. "Tapi sejujurnya, saya tidak terlalu menyalahkan mereka," ujarnya.
Menurut dia, sejak kasus ini terangkat, bermula dari unggahan Ali Akbar, putra Dadang Subur, pemilik akun Dewa Kipas di Facebook, masalah menjadi menyebar ke mana-mana dan cenderung tidak akurat. "Ada 17 juta cuitan di Twitter diangkat di berita online tapi tidak ada pernyataan resmi dari organisasi catur," ucapnya.
GothamChess menuturkan, tiap hari ia membuat streaming catur dan membuat konten di Youtube. Pada 2 Maret, ia melakukan streaming dan mengeklik selama sepuluh menit. Setiap pecatur yang tidak memiliki gelar seperti grandmaster atau internatioonal master, tapi berperingkat tinggi, Gotham selalu mengecek akunnya terlebih dulu sebelum bermain. "Dan saya lihat peringkatnya naik 900 point dalam dua pekan, wow, anda tahulah," ujarnya.
Baca juga: WGM Irene Kharisma Sukandar Bakal Hadir di Podcast Deddy Corbuzier
Hasil tangkapan layar laman Chess.com.
Menurut Gotham, permainan yang memeras otak seperti catur itu bisa terjadi kecurangan. "Saat itu, saya lihat, saya bermain, dan curiga yang menonton ada 12 ribu orang," katanya. Pada waktu itu, Levy mencoba membiarkannya sambil melihat apa yang akan terjadi.
Ia kemudian melaporkan akun ini ke Chess.com lantaran menuduh dia marah karena kalah lalu meminta fansnya untuk melaporkan akun itu secara massal. Ia tak memungkiri kemungkinan itu tapi tidak sepenuhnya benar. Tapi, kata Levy, meski ada ribuan orang yang melaporkan akun, jika bermain normal, Chess.com tidak akan serta merta menutup aku tersebut.
GothamChess mengakui, ia memang meminta maaf kepada Ali. "Saya minta maaf karena yang menonton streaming saya, entah dia atau Dewa Kipas yang bermain, beberapa memberikan komentar negatif dan saya tidak mendukung perilaku itu," ujarnya beralasan. Ia tahu kerugian yang akan dia terima jika tidak meminta maaf kepada Ali dengan pengikutnya yang berjumlah banyak."
Pecatur Irene Kharisma Sukandar. Dok. TEMPO/Arnold Simanjuntak
WGM Irene Kharisma Sukandar yang juga diundang menuturkan, panggung yang diberikan Deddy Corbuzier kepada Dewa Kipas bisa menjadi preseden buruk bagi Indonesia. "Ini enggak akan membuat catur Indonesia bagus. Setelah ada penutupan akun beliau, netizen Indonesia langsung menyerang akun Gothamchess, di Youtube dan media sosial lainnya dan di Chess.com. Di playstore memberi rating buruk, itu salah kamar," ujarnya.
Semula, Irene mengaku tak berminat ikut campur masalah ini. "Tapi setelah melihat data yang diakumulasikan, kenapa sampai ada penutupan akun ini dan mengapa jadi besar sekali karena ada provokasi dari kronologis yang ada, yang tidak didasari oleh data," katanya.
Menurut Irene, akun Dewa Kipas bisa dimainkan oleh siapa saja lantaran bukan pertandingan resmi. Sebuah pertandingan bisa dikatakan resmi jika memiliki persyaratan yang cukup untuk meminimalisasi terjadi kecurangan. "Seperti misalnya tahun lalu, saya main di Olimpiade Catur yang resmi yang kebetulan tidak face to face, online, tapi ada syaratnya, kamera di mana-mana," katanya.
Irene menuturkan, berdasarkan data, Dewa Kipas memang sudah berbohong, 95 persen. Soal kemungkinan lima persen tidak berbohong, menurut Irene hal itu tak mungkin terjadi.
"Ini bukan pendekar dari gunung turun, ujug-ujug jago, ini bukan komik. Saya sendiri untuk jadi grandmaster, butuh sembilan tahun, ada pelatihan. Denga grafik permainan dia, harusnya dia jadi juara dunia," katanya.
Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) membuka pintu bagi Dadang Subur,untuk bergabung dalam organisasi tersebut. Hal ini untuk menunjukkan Percasi bisa menjadi rumah bagi Dewa Kipas setelah mengalahkan GothamChess yang ramai diperbincangkan.