TEMPO.CO, Jakarta - Deddy Corbuzier memberikan pandangannya terkait lockdown di Indonesia yang selama ini banyak didesak masyarakat kepada Presiden Joko Widodo. Menurut Deddy, ketika diberlakukan lockdown, seluruh pihak harus sudah siap dari sisi mental maupun ekonomi apalagi Indonesia sebagai negara kepulauan.
"Banyak orang pinter yang berteriak lockdown. Hanya saja mereka memikirkan satu sisi. Penyakit. Ada sisi lain di sana. Kesiapan manusia. Kesiapan mental. Kesiapan sosial. Negara kita bukan negara kaya. Semua orang kaya. Tidak. Ekonomi hancur artinya rusuh. Jarah dan lain-lain. Efek collateral-nya besar. Negara kita adalah gugus pulau," tuis Deddy di Instagramnya pada Rabu, 18 Maret 2020.
Sebelumnya, Deddy sudah mendengarkan secara langsung penjelasan dari juru bicara pemerintah untuk kasus Covid 19 atau Virus Corona, Achmad Yurianto. Saat itu Yurianto mengatakan bahwa dengan adanya lockdown di suatu wilayah maka penyebaran virus corona akan semakin meluas dan menyebar. Hal ini diyakini betul karena terjadi di Italia sebagai salah satu negara yang menerapkan lockdown.
"Di Italia yang saya dengar lockdown terhadap beberapa kota yang di sebelah setalan itu didengar oleh penduduk, maka mereka cepat-cepat keluar karena mereka tidak dari kota itu, cepat-cepat keluar menuju ke kotanya padahal dia yang membawa kasus," kata Yurianto di Youtube channel Deddy Corbuzier pada Rabu, 18 Maret 2020.
Juru bicara pemerintah Achmad Yurianto saat melakukan obrolan podcast dengan Deddy Corbuzier. Foto/youtube/Deddy Corbuzier
Mendengar pernyataan tersebut, Deddy lantas menyimpulkan bahwa dengan adanya aturan lockdown maka penyebaran virus akan semalin meluas. "Artinya penyebarannya menjadi semakin besar ketika itu di lockdown?" kata Deddy.
Pertanyaan tersebut langsung dibenarkan oleh Yurinato. "Iya betul, karena berita lockdown itu sempat bocor kemudian masyarakat yang tidak merasa penduduk itu cepat-cepat pulang sebelum di-lockdown, pulang ke kotanya sendiri ternyata justru ini yang membawa penyebarannya," kata Yurianto.
Kemudian Deddy menanyakan apakah itu yang menjadi alasan Indonesia sampai saat ini tidak menerapkan aturan lockdown seperti negara lainnya. Yurianto pun menjelaskan bahwa saat ini pemerintah tidak fokus pada pembicaraan mengenai lockdown karena tidak memungkinkan untuk diterapkan di Indonesia.
"Kita tidak berbicara tentang bagaimana me-lockdown pada situasi yang sekarang ini," kata Yurianto. Dia mengatakan bahwa lockdown tidak mudah untuk dilakukan khususnya di seluruh wilayah Indonesia sebagai negara kepualauan. Selain itu tidak ada yang bisa menjamin dan memastikan jika suatu wilayah di lockdown akan bisa berjalan mandiri.
Deddy Corbuzier (Instagram @mastercorbuzier)
"Apa tidak ini malah membuat permasalahan menjadi rumit, kusut, apakah betul diyakini bisa menghentikan penularan dengan lockdown? Karena sangat tidak mungkin itu terjadi," kata Yurianto. Dia menjelaskan bahwa timnya berupaya untuk melacak keberadaan pasien postitif corona selama 14 hari sebelum dirawat di rumah sakit.
Namun mengalami kendala karena pasien yang berada di rumah sakit di Jakarta setelah di telusuri sempat berada di luar kota sebelum akhirnya dinyatakan positif corona."Boleh sakitnya di Jakarta ternyata begitu di cek alamatnya tidak di Jakarta, di luar Jakarta," kata Yurianto.
Hingga hari ini jumlah kasus yang berhasil dideteksi sebanyak 172 orang dinyatakan positif corona dan tengah di rawat di rumah sakit, 9 orang sembuh, dan 7 orang meninggal dunia. Namun dengan data tersebut Yurianto tidak bisa memastikan ada berapa jumlah orang yang positif corona yang tersebar di seluruh Indonesia mengingat wilayah di Indonesia yang luas dan keterjangkauan masyarakat di daerah pelosok.
MARVELA