Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Patung dengan Materi Tak Lazim

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, : Pohon beringin di pekarangan Galeri Tembi Contemporary, Yogyakarta, terasa lebih menyeramkan pada malam hari ketika muncul citraan laba-laba raksasa di sela-sela akarnya yang merambah ke mana-mana. Sosok laba-laba itu seperti baru saja merambat dari atas pohon.Kakinya yang panjang dari bahan besi tertekuk-tekuk menancap di tubuhnya yang terbuat dari wajan. Kepalanya yang bersungut terbuat dari kaleng bekas dengan jejeran lubang tertata rapi. Kabel yang menjulur di kaki langsing sosok laba-laba ini menegaskan citraan robot. Semua materi pada patung karya Lutse Lambert, 32 tahun, ini adalah bahan fungsional dan barang bekas. Jenis materi yang sama juga terdapat pada karya tujuh pematung lainnya dalam pameran bertajuk "New Sculptures from Jogja" di galeri itu pada 26 Juli hingga 9 Agustus. Tengok juga karya Karyadhi, 25 tahun, berupa keranjang belanja dorong berukuran mini yang dirakit dari sedotan minuman dalam berbagai warna. Susunan puluhan keranjang belanja sedotan tak beraturan itu bak menggambarkan situasi kaos. Itu menimbulkan persepsi visual: puluhan orang dengan nafsu konsumtif yang luar biasa sedang mendorong keranjang itu di lorong-lorong pasar swalayan. Material semacam ini tak akan pernah muncul dalam proses kreatif pematung konvensional, tapi tidak bagi delapan pematung yang membebaskan diri dari batasan seni patung dalam pameran ini. Pameran yang dikuratori dosen seni patung Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, Anusapati, ini mencoba menangkap kecenderungan terbaru pematung muda di Yogyakarta, yakni mengeksplorasi media. "Terutama pencarian berbagai material alternatif," Anusapati menuliskan dalam pengantar kuratorialnya. Ini berbeda dengan kecenderungan sebelumnya yang lebih menekankan eksplorasi pada bentuk dan tema.Menurut dosen patung ini, pematung menggunakan bahan yang tak lazim berupa benda sehari-hari hingga barang bekas. "Eksplorasi material yang dilakukan pematung didasari kesadaran tentang potensi material," katanya. Potensi material itu adalah potensi fisik lewat berbagai teknik pengolahan ataupun potensi representatif dengan memanfaatkan kemungkinan pemaknaan atas material tertentu. "Dalam hal ini, material sekaligus menjadi idiom yang membangun narasinya sendiri," ujar pria yang juga pematung ini.Mardiyanto, 26 tahun, misalnya, menyusun limbah potongan kayu menjadi bentuk gembok berukuran jumbo bertajuk Belum Terkunci. Ia juga menggunakan limbah gergajian kayu untuk mengisi rongga yang terbentuk dari materi kaca berbentuk rumah. "Material kayu, meski diperlakukan dengan cara konvensional, dibebani muatan representatif yang menggambarkan unsur alam untuk mengartikulasikan tema lingkungan," katanya. Ada kontradiksi ketika I Wayan Upadana, 25 tahun, tidak menggunakan limbah kayu untuk membuat karyanya yang bertajuk Tumbuh dari Tekanan. Ia menggunakan materi kayu jati utuh untuk berbicara tentang lingkungan hidup. Ia juga menggunakan kayu berupa bentuk ban untuk membalut pelek lengkap dengan jeruji dan sumbunya. Sebagian materi kayu itu ia buat citraan tekstur ban sepeda motor, selebihnya ia ukir dengan citraan ranting kayu dan daun.Adapun Khusna Hardiyanto, 26 tahun, mengolah materi kuningan menjadi bentuk sendok dan garpu lengkap dengan mereknya bak produk keluaran pabrik dalam ukuran tak biasa. Bentuk sendok dan garpu ini disandingkan dengan material lain berupa batu dan kayu. Lutse Lambert, 32 tahun, menggunakan benda bekas berupa komponen produk mekanik dan rangka payung untuk menghasilkan bentuk laba-laba yang mencitrakan sebuah robot. Penggunaan material yang tak lazim juga dilakukan Badari, 30 tahun, berupa bentuk benda beroda empat dari kertas karton serta balon dari plastik dan udara. "Mereka mengingkari konvensi patung," ucapnya. Patung tak harus selalu massif, berat, dan permanen. RAIHUL FADJRI
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

33 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

40 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.