TEMPO.CO, Bandung - Kelompok Teater Payung Hitam mementaskan lakon Godot Menunggu di Gedung Kesenian Dewi Asri Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Pementasannya berlangsung dua malam, Jumat dan Sabtu, 29-30 November 2019. Sutradara Rachman Sabur menggarap drama itu dengan bahasa tubuh tanpa kata-kata.
Menurut Rachman, tidak ada yang salah dalam penulisan judul lakon Godot Menunggu. “Itu interpretasi saya dari lakon karya Samuel Beckett,” kata Rachman Kamis malam 28 November 2019 di ISBI Bandung. Sebelumnya Teater Payung Hitam pernah mementaskan lakon Menunggu Godot itu pada 1991 di Bandung.
Dulu aktornya Nurachmat SN, Sukarsa Taslim, Tony Broer, Tony Kurniawan, dan Ginda. Kini aktornya M. Wali Irsyad, Dede Dablo, M.Chandra Irfan, dan Christie V. Loloan. Kalau dulu para aktornya membawakan laku dramatik utamanya pada kata-kata, garapan baru akan mengandalkan tubuh untuk berkisah.
Pementasan itu manjadi bagian dari acara 4th Invitation to the Theatre 2019 yang diselenggarakan jurusan Teater ISBI Bandung tiap dua tahun sekali sejak 2009. Ketua Pelaksana Fathul A. Husein mengatakan selain mengundang Teater Payung Hitam, pihaknya juga mendatangkan kelompok teater asal Universiti Malaya, Malaysia. Acara berlangsung Kamis-Sabtu, 28-30 November 2019 di ISBI Bandung.
Pada malam pertama, kelompok teater dari Malaysia itu membawakan lakon berjudul Mendu. Hikayat itu ditampilkan dengan suasana cerita rakyat. Penonton diminta duduk di sekitar arena dan berinteraksi dengan aktor seperti diajak menari. Bentuk teater rakyat ini seperti longser di Jawa Barat, namun berbahasa Melayu.
Hikayat itu mengisahkan perjalanan Dewa Mendu dari kahyangan. Ia turun ke bumi karena melanggar larangan kerajaan langit. Di bumi ia bertemu putri raja yang dikutuk menjadi gajah putih. Setelah Mendu mengembalikan lagi wujudnya sebagai manusia, putri yang bernama Siti Mahadewi itu dinikahi.
Selain di Malaysia, hikayat Mendu dari beberapa tulisan juga dikenal masyarakat di sebagian daerah Indonesia. Dari laman kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mendu merupakan karya budaya yang ditetapkan jadi warisan bersama antara Provinsi Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat. Mendu ditetapkan jadi warisan budaya tak benda di dua provinsi itu.
ANWAR SISWADI