TEMPO.CO, Jakarta - London Mini Indonesian Film Festival atau LMIFF diadakan di area Bloomsburry, Central London, Inggris. Ini adalah festival film Indonesia untuk masyarakat Inggris.
"Film menjadi medium efektif untuk mengetahui berbagai topik tentang Indonesia yang selanjutnya bisa menjadi bahan diskusi menarik dan menstimulasi pikiran," ujar Patrick Tantra, Direktur LMIFF dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo.
Film-film yang diputar dalam London Mini Indonesian Film Festival, antara lain Dua Garis Biru yang disutradarai oleh Ginatri S. Noer sebagai film pembuka, Turah karya Wicaksono Wisnu Legowo, Nyanyian Akar Rumput dari Yuda Kurniawan, 27 Steps of May karya Ravi Bharwani, dan Bumi Manusia karya Hanung Bramantyo sebagai film penutup.
Poster film Dua Garis Biru. instagram.com/duagarisbirufilm
Patrick mengatakan film-film tersebut dipilih untuk diputar dalam festival film Indonesia di London karena sudah terseleksi sebagai film terbaik. Dia menjelaskan, film Turah misalnya, meraih Asian Feature Film Special Mention dalam Singapore International Film Festival 2016 dan 27 Steps of May yang meraih New Hope Award dan penghargaan aktor terbaik (Lukman Sardi) di Malaysia International film Festival.
Tema yang diusung di London Mini Indonesian Film Festival ini, Patrcik menambahkan, ialah perlawanan para karakter film terhadap hal-hal yang memojokkan mereka. "Tema ini relatif akrab bagi orang dari beragam latar belakang budaya, karena tekanan merupakan sesuatu yang dialami oleh banyak orang di berbagai belahan dunia,” kata dia.
Adegan film 27 Steps of May. 27stepsofmay.com
Festival ini diselenggarakan oleh Indonesian Film Society atau IFS dengan dukungan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Inggris. Sejak 2018, IFS telah rutin memutarkan film-film Indonesia untuk masyarakat Inggris. Kegiatan ini sekaligus menjadi wadah warga Indonesia bertemu dan menikmati film Indonesia.
Film-film tadi diputar mulai Jumat sampai Minggu kemarin, 22 - 24 November 2019 di salah satu jaringan sinema favorit di Inggris, Curzon. Selain pemutaran film, ada pula diskusi yang melibatkan perwakilan dari Indonesia dan pengamat film di luar negeri.