TEMPO.CO, Bandung - Penjurian ajang Bandung Contemporary Art Award atau BaCAA 2019 memunculkan 15 seniman finalis dari 147 pendaftar. Panitia akan mengumumkan tiga pemenang BaCAA itu pekan depan, Jumat 27 September 2019 di Lawangwangi Creative Space Jalan Dago Giri 99, Mekarwangi, Bandung, Jawa Barat.
Hadiah utama berupa uang tunai sebesar Rp 100 juta. Hadiah bagi pemenang lainnya yaitu residensi seni di Intermondes, La Rochelle, Prancis, dan kunjungan ke pusat seni rupa internasional. Kompetisi ini ditujukan bagi para perupa muda Indonesia yang berusia kurang dari 35 tahun.
Lima belas finalis Bandung Contemporary Art Award 2019 itu adalah Audya Amalia, Azizi Al Majid, Bandu Darmawan, Egga Jaya Prasetya, Ephraim, Haqiqy Zahwa Hawary, Hilmy Pratama Soepadmo, dan I Wayan Piki Suyersa. Kemudian ada Mira Rizki Kurnia, Moch. Hasrul, Moch. Krismon Ariwijaya, Putra Wali Aco, Sandi Jaya Saputra, Susilo Nofriadi, dan Vincent A. S. Rumahloine.
Para juri yang terlibat kali ini adalah kurator Asmujo J. Irianto, kolektor dan penikmat seni Hady Ang dari Singapura, kritikus dan jurnalis seni asal Italia Naima Morelli. Ada pula seniman Melati Suryodarmo, Pei-Yu Lin seorang praktisi galeri dari Taiwan, dan kolektor Wiyu Wahono.
Tercatat 147 orang yang mendaftar untuk mengikuti Bandung Contemporary Art Award 2019. Dari jumlah itu disaring menjadi 30, dan diseleksi lagi sampai mendapati angka 15 finalis. Kompetisi gelaran ArtSociates dan Lawangwangi Creative Space itu untuk memberi peluang berkarir sebagai seniman profesional, juga meningkatkan gairah dan semangat untuk memaksimalkan kreativitas perupa muda di arus seni rupa kontemporer Indonesia saat ini.
Menurut Wiyu BaCAA dari tahun ke tahun semakin berkualitas. Seleksi ketat berdampak pada peningkatan kualitas karya. "Sehingga tampaknya tahun ini mereka sangat serius untuk submit karya-karya ke BaCAA ini," ujarnya melalui keterangan tertulis, Minggu 22 September 2019.