TEMPO.CO, Jakarta - Posesif merupakan film perdana yang diproduksi Palari Films. Lewat tokoh sepasang remaja sekolah menengah atas yang kasmaran, film tersebut menyoroti soal kekerasan yang kerap luput disadari banyak orang.
Gina S. Noer, penulis naskah film ini, menyampaikan pesan bahwa posesif adalah salah satu bentuk kekerasan yang banyak disepelekan.
"Banyak juga yang menyepelekan. Mudah-mudahan, setelah nonton film ini, orang bisa sadar, baik yang baru pacaran maupun yang sudah mau nikah atau sudah nikah malah," ujar Gina seusai press screening di XXI Senayan City Mall, Jakarta Pusat, Kamis, 12 Oktober 2017.
Berdasarkan riset selama enam bulan, Gina menemukan kekerasan dalam pacaran menduduki posisi pertama. Artinya, tindakan kekerasan sering terjadi dalam hubungan pacaran. Perempuan berusia 13-24 tahun rentan menjadi korban.
"Film ini ditujukan buat mereka, karena kekerasan itu bagian dari lingkaran, kan," ucap Gina.
Masalah lain dari kasus ini adalah masih banyak korban yang malu mengungkapkannya. Hal ini tampak pada salah satu adegan Posesif ketika tokoh Lala (Putri Marino) tak menceritakan perlakuan kasar kekasihnya, Yudhis (Adipati Dolken), kepada siapa pun. Meski begitu, bukan tanpa sebab Yudhis bertindak demikian. Film ini juga menggambarkan sosok ibu Yudhis yang posesif terhadap anaknya. Rasa kepemilikan yang berlebihan itu pun tak segan-segan menjadikan sang ibu berbuat kasar.
Gina menyatakan ada beberapa elemen kekerasan yang tampak pada perlakuan posesif. Misalnya menguntit, mengucilkan pasangan, bahkan cemburu. "Batas keras sama jahat itu sebenarnya tipis banget," tutur Gina.
Posesif mengangkat cerita remaja laki-laki yang posesif terhadap kekasihnya. Film ini bergenre romance suspense yang disutradarai Edwin. Produser Muhammad Zaidy menuturkan Posesif berbeda dengan film remaja lain yang sudah beredar di pasar.
Para pemeran dalam film ini adalah Adipati Dolken, Putri Marino, Gritte Agatha, Chicco Kurniawan, Cut Mini, dan Yayu Unru. Film ini mulai tayang di bioskop pada Kamis, 26 Oktober 2017.