Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bila Manusia Termutasi

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Tubuh kurus berwarna putih itu berdiri setengah membungkuk. Kedua kakinya yang kurus dan panjang membentuk sudut layaknya kaki-kaki serangga. Dadanya yang membuncit menunjukkan jenis kelaminnya, perempuan. Kendati begitu, wajah dan perutnya tak memberi tanda-tanda feminitas sama sekali. Sementara itu, di bawah kakinya tergeletak beberapa butir telur berukuran raksasa.Secara keseluruhan, instalasi Mother Instinct karya perupa Nus Salomo itu mengingatkan pengunjung Galeri Lontar, Utan Kayu, Jakarta Timur, pada film-film science fiction luar angkasa. Bentuknya mirip imajinasi manusia tentang makhluk-makhluk penunggu angkasa luar alias alien.Anatomi tubuh itu tak hanya dimiliki Mother Instinct. Dari 40 karya drawing, animasi, dan instalasi yang dipamerkan dalam tajuk The Post Human sejak 15 September hingga 15 Oktober mendatang, semuanya didominasi bentuk-bentuk tersebut.Pada pameran tunggal perdananya ini, Nus berusaha membuat rekaan sosok manusia di masa mendatang. Ekspresi yang diperlihatkan karya-karyanya nyaris monoton, yakni wajah menyeringai ataupun mimik muka yang tegang dan serius. Bentuknya pun seperti lazimnya manusia. Tengok saja pada bentuk kaki dan tangan yang memanjang, telinga melebar, perut membuncit, hingga jemari berbentuk mesin penggaruk.Inspirasi tema pameran tersebut, kata Nus, sebenarnya sangat sederhana. Nus melihat banyak sekali kemajuan bioteknologi di negara-negara maju yang tidak disadari masyarakat Indonesia. "Pameran ini merupakan upaya saya untuk menunjukkan kemungkinan negatif yang dapat terjadi pada tubuh manusia bila bioteknologi kebablasan dan masyarakat tidak sadar secara hukum terhadap akibatnya," ujar Nus saat dihubungi Tempo, Jumat lalu.Instalasi Mother Instinct, kata Nus, menunjukkan pada dasarnya makhluk-makhluk tersebut adalah manusia. Hal inilah, kata dia, yang membuat perasaan sedih. "Bila kita tidak memikirkan masalah ini dengan saksama, bukan tidak mungkin hal ini terjadi pada kita," kata perupa kelahiran Medan, Sumatera Utara, 9 Mei 1967, ini.Bukan suasana menyeramkan yang akan dihadapi pengunjung, tapi lebih pada sebuah kisah sedih. "Saya tidak menghadirkan keseraman, tapi kesedihan. Meski mungkin kesedihan itu datang dalam aroma menyeramkan," tutur ayah berputra satu ini.Seorang pengunjung pun sempat bergidik saat menyaksikan sosok-sosok tak lazim dalam pameran tersebut. "Seperti manusia yang termutasi," kata Ani, pengunjung pameran.Pencitraan sosok yang tak lazim ini mulai diakrabi Nus sejak ia hengkang dari Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung. Kemudian dia belajar seni patung dan animasi di Department Product and Entertainment, Art Center College of Design Pasadena-California, Amerika Serikat. Seusai pendidikan di Amerika, Nus tak langsung pulang ke Tanah Air, tapi menimba pengalaman unik. Sejak 1998 hingga 2002 ia dipercaya membuat model dan animasi untuk perusahaan hiburan di Hollywood.Berkat jam terbang yang tinggi, menurut kurator pameran Asikin Hasan, Nus memiliki ketrampilan dan pemahaman anatomi yang baik sehingga lancar dalam menuangkan gagasan seliar apa pun, baik dalam bentuk dwimatra maupun trimatra. "Karya Nus sangat spesifik ketimbang perupa lain. Nus tumbuh dalam seni populer dan dia piawai dalam menggabungkan media baru dan konvensional," ujar Asikin saat dihubungi Tempo dalam kesempatan terpisah.Selama ini, kata Asikin, tak banyak perupa yang mampu bergelut dengan seni media baru. Seni media baru, menurut Asikin, mesti ditunjukkan dengan penguasaan, baik logika maupun peralatan teknologi. Karakter-karakter dalam pameran ini, kata Asikin, persis seperti karakter dalam dunia animasi, dunia yang telah membentuk ciri khas Nus.Sita Planasari A
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

34 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

41 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.