TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pelaksana Festival Film Indonesia (FFI) 2016 Lukman Sardi memastikan ajang penghargaan insan film Tanah Air itu tidak akan dilaksanakan di Jayapura, Papua, seperti rencana semula. Lukman mengatakan, selain jauh dari Jakarta, faktor teknis juga menjadi pertimbangan panitia.
"Papua itu kan jauh, ya. Belum lagi nanti bagaimana caranya kita menyiarkan ini secara langsung?" kata Lukman Sardi saat konferensi pers di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis, 8 September 2016.
Menurut Lukman, pelaksanaan FFI di luar Jakarta belum bisa dilaksanakan secara lancar. Ia mencontohkan pelaksanaan FFI yang dilaksanakan tahun lalu di Palembang. "Di Palembang saja, yang tidak sejauh Papua, banyak permasalahan yang terjadi di belakang itu sampai sampai kita sendiri yang harus turun supaya acara tetap bisa berjalan," kata dia.
Ketua Bidang Penjurian FFI 2016 Olga Lydia menambahkan, FFI akan lebih baik dilaksanakan di kota-kota yang memiliki industri film yang maju. "Saat ini tidak bisa kita pungkiri, ada dua kota sebagai pusat industri hiburan, di antaranya Jakarta dan Yogyakarta," katanya. "Akan sedikit sulit dilaksanakan kalau tidak di dua kota itu," ujar Olga.
Ia juga mencontohkan penghargaan Oscar di Amerika Serikat yang selalu dilaksanakan di Los Angeles, California, Amerika Serikat. "Karena memang LA pusat industri hiburannya," terang Olga.
Baca juga:
Selain itu, meski meski menurut Lukman biaya tak jadi masalah, bagi Olga, ongkos yang yang dikeluarkan bila FFI digelar di Papua harus dipertimbangkan dengan bijaksana. "Saya sempat hitung-hitung 500 tiket saja. Itu pun saya sudah dimaki-maki," katanya sambil tertawa.
Sebelumnya, Festival Film Indonesia 2016 memang direncanakan berlangsung di Jayapura Papua. Akan tetapi, panitia akhirnya memutuskan tahun ini, FFI dilaksanakan di Taman Ismail Marzuki pada 6 November 2016. Salah satu kendalanya adalah besarnya biaya untuk mengongkosi juri dan para undangan.
"Masak juri yang sudah menilai tidak berangkat ke Papua, belum lagi para nominator, tamu undangan dan wartawan. Nanti siapa yang meliput?" ujar Lydia.
DINI TEJA