Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peduli Budaya Betawi, Mandra: Pemerintah Kurang Perhatian  

image-gnews
Mandra Naih berpose memamerkan batu akiknya sebelum mengikuti sidang dengan agenda tuntutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 23 November 2015. Direktur Utama PT Viandra Production itu mendapat dukungan dari ratusan pecinta batu akik Pandan yang tergabung dalam Komunitas Pandan Lovers. ANTARA/Wahyu Putro A
Mandra Naih berpose memamerkan batu akiknya sebelum mengikuti sidang dengan agenda tuntutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 23 November 2015. Direktur Utama PT Viandra Production itu mendapat dukungan dari ratusan pecinta batu akik Pandan yang tergabung dalam Komunitas Pandan Lovers. ANTARA/Wahyu Putro A
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seniman Betawi, Mandra Naih, merasa prihatin dengan  kebudayaan Betawi yang semakin pudar. Untuk mengembalikan kegairahan budaya Betawi, menurut dia, tak bisa lepas dari dukungan pemerintah daerah.

Mandra mengatakan kekhawatiran terkikisnya budaya Betawi sudah terjadi sejak 1990-an. Saat itu banyak kebudayaan Betawi yang mulai tercampur dengan budaya lain. "Saya prihatin karena budaya Betawi sangat tidak ada perhatian, bukan hanya SDM, tapi juga kurangnya peran pemerintah," ucap Mandra dalam diskusi “Tantangan Budaya Betawi Hadapi Arus Liberalisasi Global” di WarunKomando, Tebet, Jakarta Selatan, Ahad, 7 Maret 2016.

Saat ini budaya Betawi, menurut Mandra, menjadi tamu di daerahnya sendiri. Diakui, pada zaman dulu saat ada acara, biasanya disajikan kesenian Betawi. Namun kini budaya Betawi justru semakin kendur. Dalam acara-acara budaya Betawi, biasanya yang diterapkan hanyalah cangkangnya, seperti penggunaan pakaian Betawi dan ondel-ondel.

"Dulu seniman Betawi suka manggung dari hotel ke hotel. Setiap pejabat yang datang disambut dengan kesenian. Kalau sekarang, paling pakaian saja sama disambut ondel-ondel," tutur Mandra.

Baca: Begini Aksi Isyana Sarasvati di Panggung Java Jazz

Menurut Mandra, peran serta pemerintah dalam mengembangkan seni dan budaya merupakan kewajiban. Apalagi pemerintah sebenarnya memiliki anggaran yang disalurkan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. "Siapa pun yang menjadi kepala daerah Jakarta, kalau dia peduli, budaya Betawi jangan cuma dijadiin bak sampah."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah seharusnya memberi ruang kebudayaan untuk berkembang. Salah satunya dengan memberi kesempatan tampil di depan umum. Misalnya untuk menyambut tamu, baik dari lokal dan mancanegara, sehingga bisa dikenal. Dengan diberikan kesempatan seperti ini, diharapkan kesenian dan budaya Betawi tidak punah.

Sejarawan Betawi, JJ Rizal, mengatakan berkembangnya kebudayaan Betawi tak lepas dari dukungan Gubernur DKI Jakarta kesembilan, Ali Sadikin. Ali berperan penting dalam menemukan identitas Betawi. Pada akhir 1970-an, Ali mengajak diskusi para masyarakat untuk mencari tahu apa sebenarnya budaya dan seni Betawi.

Perhatian yang diberikan Ali, menurut Rizal, telah membuat berkembangnya organisasi masyarakat Betawi. "Pada 1922, awalnya ada perkumpulan memakai nama Betawi. Lalu, setelah 1940, enggak ada lagi. Baru setelah 1970-an, ada lagi."

MAWARDAH NUR HANIFIYANI


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

8 hari lalu

Kampus Universitas Brawijaya di Malang, Jawa Timur, Senin, 24 November 2014. [TEMPO/STR/Aris Novia Hidayat; ANH2014112508]
Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

Universitas Brawijaya akan membuka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin, China untuk mendorong pengenalan bahasa


Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

10 hari lalu

Ilustrasi busana kebaya. TEMPO/Fahmi Ali
Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

Pakar mengatakan kebaya bisa menjadi identitas budaya Indonesia berbasis kelokalan dengan sejarah panjang busana di Nusantara.


Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

11 hari lalu

Ilustrasi kekerasan. shutterstock.com
Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?


Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

13 hari lalu

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

Sejumlah perpustakaan asing milik kedutaan besar negara sahabat di Jakarta berbenah untuk menarik lebih banyak anak muda, khususnya generasi Z.


59 Tahun Mandra: Seniman Topeng yang Tembus Layar Lebar dan Sinetron

16 hari lalu

Mandra Naih berpose memamerkan batu akiknya sebelum mengikuti sidang dengan agenda tuntutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 23 November 2015. Direktur Utama PT Viandra Production itu mendapat dukungan dari ratusan pecinta batu akik Pandan yang tergabung dalam Komunitas Pandan Lovers. ANTARA/Wahyu Putro A
59 Tahun Mandra: Seniman Topeng yang Tembus Layar Lebar dan Sinetron

Sebelum menjadi bintang sinetron, Mandra adalah seorang seniman tradisional. Kemampuan aktingnya diasah dalam seni topeng Betawi.


Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

24 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

28 hari lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

37 hari lalu

Bank DKI. Instagram/@bank.dki
63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.


Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

15 Maret 2024

 Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Siti Nugraha Mauludiah (kedua dari kiri) dan Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia Ina Lepel (kedua dari kanan) menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama tentang operasional Goethe-Institut di Indonesia di Goethe-Institut Jakarta, Kamis, 14 Maret 2024. Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Dr Stefan Dreyer (kanan) dan Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Ani Nigeriawati (kiri) menyaksikan penandatanganan ini. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Jerman di Jakarta
Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.


3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

8 Maret 2024

Sejumlah warga mengikuti tradisi keramas bersama di bantaran Sungai Cisadane, Kota Tangerang, Banten, Selasa, 21 Maret 2023. Tradisi keramas bersama tersebut sebagai simbol membersihkan diri menjelang Ramadan. ANTARA FOTO/Fauzan
3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.