TEMPO.CO, Bandung - Perupa Sunaryo menyambut pertunjukan konser paduan suara Jerman di Selasar Sunaryo Art Space dengan instalasi 900 batang bambu. Konser bertajuk "Ruang Suara" itu merupakan kolaborasi paduan suara Jerman dengan musik tradisi Indonesia. Acara ini berlangsung pada Minggu, 6 Desember 2015, mulai pukul 19.30 WIB.
Sebagai bagian dari Jerman Fest, Goethe-Institut Indonesien mengembangkan proyek musik yang besar bersama Ensemble Modern dan KfW Stiftung, yang didasari tradisi musik Indonesia yang kaya.
Program ini mempertemukan komponis-komponis dan musikus-musikus muda Indonesia dengan Ensemble Modern asal Frankfurt, salah satu ansambel solois terkemuka di dunia untuk musik klasik kontemporer.
Komposer-komposer Indonesia turut berpartisipasi dalam workshop kolaborasi bersama anggota dari Ensemble Modern di Jakarta dan Frankfurt. Eksperimen para musikus terhadap instrumen Barat dan Indonesia itu juga mengeksplorasi jenis-jenis yang beragam dari notasi, penyeteman, dan suara yang harmonis.
Masing-masing komponis menciptakan karya khusus untuk Ensemble Modern, yang menggambarkan pendekatan-pendekatan artistik yang berbeda serta menggabungkannya dengan musik teatrikal, audiovisual, atau elemen elektronik dan menggunakan lagu atau tarian dalam harmoni dan ritme musik gamelan.
Ruang Suara merupakan proyek bersama dari Ensemble Modern, KfW Stiftung, dan Goethe-Institut Indonesien serta didukung oleh yayasan kebudayaan, Kulturstiftung des Bundes.
Menyambut konser ini, menurut manajer program Selasar, Sunaryo membangun sebuah instalasi acoustic shell (tempurung akustik) yang terbuat dari sekitar 900 batang bambu di wahana Amphiteater. “Karya ini diberi judul Bamboo’s Serenade,” katanya. Selain memenuhi fungsinya untuk memantulkan suara atau bebunyian, instalasi ini hadir sebagai sebuah karya seni yang mandiri.
ANWAR SISWADI