TEMPO.CO, Bandung - Kongres Kesenian Indonesia ketiga bakal digelar di Hotel Panghegar, Bandung, pada 1-5 Desember 2015. Tak kurang dari 700 undangan bakal menghadiri kongres tersebut.
Sekretaris Jenderal Kongres Kesenian Indonesia Koko Sondari mengatakan kongres tersebut bakal dihadiri seniman, kritikus seni, serta birokrat dan anggota dewan perwakilan rakyat daerah yang terkait dengan bidang seni.
“Jumlah 700 orang itu termasuk panitia. Ada steering committee yang memilih para seniman itu,” ujar Koko, yang juga staf Sub-Direktorat Media Baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kepada Tempo.
Komite pengarah kongres tersebut, kata Koko, beranggotakan 9 orang, yakni Benny Yohannes, M. Abduh Aziz, Arie F. Batubara, Edy Sedyawati, Ari Sutedja, Irawan Karseno, Adi Wicaksono, Gustaff Hariman Iskandar, serta Al Azhar, seorang pegiat seni adat Melayu dari Pekanbaru, Riau.
Kongres tersebut dibiayai dan difasilitasi pemerintah. Anggarannya sebesar Rp 8 miliar. Menurut Koko, pemerintah hanya menjadi panitia penyelenggara, dibantu seniman, komunitas seni, dan relawan, untuk pelaksanaan kongres. “Berbeda dengan dua kongres sebelumnya, pemerintah sekarang tidak ikut campur menentukan seniman yang diundang, juga perancangan konsep sidang,” ucapnya.
Sejumlah seniman di Bandung yang dihubungi Tempo mengaku diundang hadir dalam kongres tersebut. Meski begitu, ada yang mempertanyakan soal pemilihan seniman yang diundang. Koko pun mengaku banyak mendapat pertanyaan serupa dari seniman. “Memang tidak bisa semua diundang, kantong-kantong seni, seperti Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta, lebih banyak dibanding daerah lain,” katanya.
Kongres yang sebelumnya berlangsung perdana pada 1995, kemudian 2005, kini mengambil tema "Kesenian dan Negara dalam Arus Perubahan". Subtemanya seperti "Politik Kesenian dalam Perspektif Negara", kemudian "Kesenian, Negara, dan Tantangan di Tingkat Global". Subtema lainnya adalah "Pendidikan Seni, Media, dan Kreativitas", juga "Seni dalam Pusaran Kompleksitas Kekinian". Di luar seniman yang diundang, panitia mengizinkan seniman lain datang sebagai peninjau.
ANWAR SISWADI