TEMPO.CO, Jakarta - Di belahan Nusantara yang jauh dari Ibu Kota, lebih tepatnya Provinsi Papua Barat, kesenian teater masih sangat terbatas dari segi pemahaman dan fasilitas. Namun hal itu tidak mematahkan semangat anak-anak dari Sanggar Iriantos.
Sanggar teater yang bermarkas di Manokwari itu berhasil meraih Juara Favorit di Festival Nasional Teater Anak-anak 2015 yang diikuti anak-anak dari 34 provinsi. Tim juri yang terlibat adalah Jose Rizal Manua dari Teater Tanah Air, Ine Febriyanti, Aditya Gumay, Rita Matumona, dan Seno Joko Suyono.
Anak-anak yang usianya berkisar dari 8-13 tahun itu tak dapat menyembunyikan kegembiraannya ketika nama provinsi asal mereka disebut dewan juri. Bahkan sampai di luar gedung Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, mereka masih melompat-lompat kegirangan sambil mengangkat piala.
Trovinus Yomaki, sutradara, merasa bangga dengan kerja keras anak-anak asuhnya selama tiga pekan berlatih. "Saya sebenarnya tidak menyangka kami bisa menang. Saya bangga karena anak-anak bisa menampilkan yang terbaik," ujar Trovinus kepada Tempo sesuai penyerahan piala, pada Kamis, 3 September 2015.
Trovinus juga menjelaskan bahwa sebelas anak yang diboyong ke Jakarta ini sebenarnya baru pertama kali berteater. Sebelumnya, mereka dan anak-anak sanggar lainnya lebih berkutat dalam bidang musik dan tari.
"Mereka basic-nya tari. Mereka masih terbatas di teater. Tapi dari apa yang kami peroleh, ini menjadi batu loncatan untuk kami terus berlatih. Saya akan terus gembleng mereka," tutur salah satu pendiri Sanggar Iriantos ini.
Sanggar Iriantos membawakan cerita berjudul Pangkur Sagu. Cerita itu ditulis sendiri oleh sutradara sebagai bentuk keprihatinan terhadap lahan sagu yang hampir punah karena penebangan liar dan pembangunan infrastuktur.
"Kami ingin menyuarakan permasalahan di daerah kami. Saya prediksi 10 sampai 15 tahun ke depan sagu tinggal kita sebut namanya," ucap Trovinus dengan nada yang tiba-tiba pesimistis.
LUHUR TRI PAMBUDI