Dua film ini dipilih, kata sutradara Riri Riza, karena karakter kedua film ini sangat lokal dalam gagasan cerita. “Cerita, pengambilan gambar, dan karakter etnis muncul sangat kuat,” katanya.
Menurut Riri, film Asia saat ini memang memiliki lokalitas yang kuat. Hal ini bisa dilihat dari film Liew Seng Tat (Malaysia), Teng Mangansakan (Filipina), Ifa Isfansyah, dan Eddie (Indonesia). Berbeda dengan generasi Eric Khoo (Singapura) atau Tsai Ming Liang (Malaysia) yang kebanyakan membawa tema sangat urban.
Berbicara soal arus baru sinema Asia, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan Riri 3-5 tahun terakhir ini, film-film Asia memiliki beberapa karakter, yakni sangat global dalam jaringan pendanaan dan pembentukan gagasan tema.
Film-film ini juga universal, dalam artian jarang sekali film-film Asia yang menarik hanya didanai oleh sumber dana lokal. Sebab, proses ini cukup panjang, dari perumusan tema dan ide cerita serta penggarapan yang membutuhkan proses terbuka.
IRMAWATI