TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara Hanung Bramantyo selalu memuat film dengan tema yang berbeda dari film kebanyakan. Meski begitu, film yang dibuat suami dari Zaskia Mecca ini selalu laris. Kini ayah tiga anak itu sedang berencana membuat film mengenai sejarah kerajaan Tiongkok di Indonesia.
"Buat saya, itu tantangan. Akan menjadi sebuah karya yang luar biasa jika nantinya saya bisa membuat film tentang sejarah atau cerita tentang raja-raja Tiongkok," kata Hanung dalam siaran pers, Rabu, 11 Agustus 2015.
Keinginan tersebut muncul sejak Hanung hadir dalam perayaan ulang tahun Dewa Kwan Sing Tee Koen ke-1853 yang digelar di Klenteng Kwan Sing Bio, Tuban, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Klenteng Kwan Sing Bio diketahui sebagai klenteng tertua di Indonesia.
Hanung hadir untuk menyaksikan pentas drama Dewa Kongco Kwan Sing Tee Koen. "Ini memberikan saya ide untuk membuat film dengan tema seperti itu. Pentas yang luar biasa dengan tata panggung megah. Di kota (Tuban) yang jauh dari kota ini, ternyata ada pertunjukan dan tata panggung yang menurut saya luar biasa," ucap sutradara film Soekarno ini.
Bagi Hanung, Klenteng Kwan Sing Bio tidak hanya sekadar klenteng. “Saya tertarik cerita Dewa Kongco Kwan Sing Tee Koen yang hidup pada zaman Sam Kok (sejarah tiga negara),” tutur sutradara yang sudah sering membuat film dengan cerita islami tersebut.
Lewat film, sutradara film Perempuan Berkalung Sorban dan Sang Pencerah itu ingin membuat catatan sejarah yang baik bagi generasi mendatang. “Dia patut dicontoh sebagai panglima perang yang setia, jujur, amanah, dan pemberani,” tutur Hanung.
Kwan Sing Tee Koen merupakan tokoh panglima perang pemberani pada zaman Sam Kok. Pementasan drama tersebut adalah perayaan ulang tahun ke-1.853 Kwan Sing Tee Koen. “Cerita ini bagus jadi film, cuma perlu riset mendalam agar kisah sejarahnya sempurna,” kata pria asal Yogyakarta itu. "Kalau filmnya jadi, pasti semakin penuh warna dan menjadi karya luar biasa.”
ALIA