TEMPO.CO, Jakarta - Prisia Nasution kini jarang terlihat di Film Televisi (FTV). Beberapa tahun terakhir, wanita yang akrab dipanggil Phia ini lebih banyak menerima tawaran main film layar lebar.
Beberapa film layar lebar yang dibintangi Phia bahkan mendapatkan apresiasi tinggi dan dikategorikan sebagai film papan atas. Di antaranya adalah film Rectoverso (2013) dan Sakola Rimba (2013) yang juga ditayangkan di luar negeri.
Nama Phia langsung melejit setelah bermain di film Sang Penari (2011), yang membawanya memenangkan Piala Citra sebagai pemeran utama wanita terbaik. Namun karena jarang muncul di FTV, banyak penggemar Phia yang marah.
"Banyak banget yang marah karena saya jarang main FTV. Mereka (penggemar) pada nanyain saya di media sosial," kata Phia yang kelahiran Jakarta, 1 Juni 1984, Senin, 10 Agustus 2015.
Masih minimnya jumlah bioskop di Indonesia membuat banyak penggemar Phia sulit untuk menyaksikan idolanya. "Banyak fans yang protes, terutama yang daerah tempat tinggalnya belum ada bioskop," tutur Phia yang juga jago silat ini.
Menurut data yang diterima Tempo dari LSF pada Juli 2015, hanya ada 870 layar bioskop di Indonesia. Sebanyak sepuluh provinsi belum memiliki layar bioskop. Jadi, masih banyak masyarakat, terutama yang tinggal di daerah pelosok, yang mengandalkan televisi.
Phia kembali bermain film layar lebar berjudul 3. Film ini rencananya ditayangkan pada September mendatang. Phia berharap daerah pelosok dapat dibuatkan gedung bioskop agar penggemarnya dapat terus menyaksikan Phia. "Semoga bioskop menyebar ke daerah-daerah," kata Phia.
LUHUR TRI PAMBUDI