TEMPO.CO, Jakarta - Musik reggae kerap diidentikkan dengan ganja. Stigma tersebut sudah lama melekat pada pikiran warga dunia tentang musik asal Jamaika yang lahir pada akhir tahun 60-an itu.
Duta Reggae Indonesia Ras Muhamad ingin menampik hal tersebut. Meskipun legenda reggae, Bob Marley, kerap mengisap ganja atau kanabis, tujuannya hanya untuk kebutuhan spiritual. Penyanyi yang baru saja mengunjungi Jamaika pada Maret lalu ini menegaskan tidak ada yang mewajibkan musikus atau penikmat reggae untuk mengisap ganja.
"Reggae bukan ganja. Bob Marley ngisep ganja untuk pencerahan. Praktek ini dimulai dari kepercayaan Hindu Sadhu untuk membantu meditasi," ujar Ras Muhamad kepada Tempo saat ditemui di bilangan Jalan Raya Kemang, Selasa, 9 Juni 2015.
Penyanyi yang pernah mengenyam pendidikan di Amerika Serikat ini mengaku, dalam berkarya, dia lebih mengutamakan musikalitas. "Kalau gue lebih ke musiknya. Gue memilih reggae karena panggilan hati. Karena pesan-pesan dalam musiknya menginspirasi gue," kata penyanyi yang mengaku pernah menjajal musik rap ini.
Ras Muhamad juga menceritakan pengalamannya selama satu bulan di Jamaika. Menurut Ras Muhamad, meskipun di Jamaika ganja itu ilegal, ganja mudah didapat apalagi saat ada pertunjukan musik. "Penjual ganja yang agresif biasanya langsung nyodorin ganja ke depan muka lu. Apalagi karena lu orang asing," ujar Ras Muhamad, yang mengaku jengkel diperlakukan seperti itu.
Ras Muhamad juga menyayangkan pandangan picik yang selalu mengaitkan reggae dengan ganja. Menurut dia, musik reggae seharusnya lebih memberikan pandangan positif untuk kemanusiaan.
“Bukan legalisasi ganja yang kita butuhkan sekarang, tapi perdamaian dan toleransi. Dan musik reggae gue menyampaikan soal perdamaian dan toleransi,” tutur penyanyi yang kerap melahap buku-buku Kahlil Gibran ini.
LUHUR PAMBUDI